Sore itu matahari hampir terbenam di ufuk barat, keadaan sudah hampir gelap, masyarakat sekitar sudah menutup pintu mereka karena pemerintahan kolonial telah memberlakukan jam malam, aktivitas telah dihentikan.
Kecuali disuatu tempat, tempat yang penuh dengan dosa, tempat dimana wanita pribumi, setengah pribumi setengah belanda dan wanita belanda asli yang terpaksa menuruti sang ‘majikan’
Kamu duduk di salah satu sofa putih, gaun berwarna pastel dengan potongan lebar dibahu melekat indah di tubuhmu dan rambut yang digelung membuatmu terlihat semakin anggun, karena para pria yang menyinggahi tempat itu menyukai ‘wanitanya’ berdandan seperti itu
Ketukan sepatu berirama terdengar diujung lorong, sebelum akhirnya pintu terbuka dan terlihat dua orang pria yang berbalut kemeja dan jas berwarna senada
“goedenacht” salah seorang dari mereka membuka mulut, dan dia tidak perlu menjelaskan karena kamu tahu, kamu didandani sedemikian rupa hanya untuk orang ini
Pria yang menyapa tadi adalah orang yang pernah ‘mencicipimu’ dan sudah pasti kamu mengenalnya, pria itu meninggalkan ruangan setelah beberapa kalimat basa basi lainnya
Suara pintu tertutup menandakan sudah waktunya kamu menjalankan tugasmu
Lampu ruangan dimatikan dan menyisakan beberapa lampu canting
Pria itu mendekat, menyentuh kulitmu yang tidak tertutup gaun, menyusuri setiap inci kulitmu dengan jari jarinya
Entah kenapa malam itu rasanya kulitmu lebih sensitive dari biasanya
Setelah puas dengan kulitmu, pria itu mengangkat dagumu dengan jari telunjuknya, menundukkan kepalanya dan menekankan bibirnya ke bibirmu, tidak ada paksaan dalam sentuhan bibirnya seakan pria itu hanya memintamu untuk menikmati ciumannya
Tangannya bergerak ke bagian belakang gaunmu, merobeknya sampai cukup bagi gaun itu untuk meluruh jatuh ke kakimu, disusul jepitan rambutmu yang terlepas dan membuat rambutmu jatuh tergerai
Bibirnya mulai bergerak turun, menyusuri leher dan terus kebawah, menimbulkan beberapa erangan keluar dari mulutmu
Puas menjelajahi tubuhmu dengan bibirnya, pria itu menggendongmu menuju kasur yang berada di sudut ruangan, meletakkanmu perlahan dan kembali menekankan bibirnya ke bibirmu
Dia membuka jas dan kemejanya disusul satu persatu kain yang melekat ditubuhnya, lalu kembali menahanmu dibawah tubuhnya
Kalian bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya, tentu saja kalian tau apa yang dilakukan wanita bayaran sepertimu di zaman itu
SKIP
Salah satu hotel di Batavia terlihat terang benderang, banyak pebisinis datang umtuk merayakan beberapa hal
Kamu termasuk salah satu orang di dalamnya, bukan, kamu bukan dari kalangan pebisnis
Gaun hitam diatas lutut yang menampilkan paha mulusmu, bagian leher yang dihiasi kalung dengan liontinnya yang sedikit menutupi belahan dadamu
Sofa putih panjang yang mengelilingi meja dengan warna senada itu terlihat penuh, kamu dan klienmu yang kamu layani di awal part duduk bersebelahan, sesekali dia mengelus pahamu dan menciumi tengkukmu. Bau alkohol memenuhi hidungmu
Johnny, dia memintamu menyebut nama itu setiap kali kamu mendesah ketika sedang ‘bermain’ bersamanya. Dan kamu menebak itu memang nama aslinya
Johnny berdiri ketika pesta berada di puncaknya, “maaf, sepertinya aku tidak bisa lama berada disini” pamitnya lalu menoleh kearahmu “ikut denganku”
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT-IMAGINE
FanfictionOnly your story with NCT member, khayalan author, baca aja kalo penasaran, jika setelah baca ada sesuatu yang aneh konsultasikan ke authornya:vv -No plagiat (imajinasi author, kalau kalian menemukan alur cerita yang sama mohon dimaklumi karena itu s...