Ketika pagi datang Rama segera pergi ke tempat sekolah baru nya karna dia harus mengikuti tes masuk sekolah,
Setiba di sekolah rama duduk bersama peserta lain nya dengan tenang dan nyaman."Rama..," sahut ibu kepala sekolah,
merasa namanya dipanggil, Rama pun segera beranjak dari ruang tunggu siswa, di tatapnya mata ibu kepala sekolah yang cantik itu.
"Ada apa bu ?" tanya Rama.
"Silahkan kamu mengisi dulu formulir, untuk tes masuk sekolah, jika sudah silahkan masuk keruangan bawah."
Seperti biasa, ketika dia masuk kelas dia memilih bangku paling depan, karena itu sudah menjadi kebiasaan Rama sejak smp.
Rama pun mengikuti tes masuk sekolah, pertama, dia mengisi nama terlebih dahulu, karena dia tau, jika tidak menulis identitas, itu sama hal nya dia sudah menyia - nyiakan kesempatan yang tidak datang dua kali.
Setelah Rama selesai mengisi tes, dia menoleh ke kepojokan belakang nampak seorang lelaki dengan rambut pirang sedang mencontek dengan tenang nya tanpa ada rasa bersalah di wajahnya,
Tapi Rama hannya terdiam tak menegurnya, meskipun itu salah tapi Rama tidak berani untuk mengingatkan itu,
2 jam kemudian tibalah hasil tes di umumkan, Rama pun datang Mendekati mading yang indah, yang di sekelilingnya terdapat banyak nilai seni tanpa nama,
Rama senang karena dia bisa lulus tes dengan baik, namun di samping halaman terdapat seornag wanita yang menangis penuh dengan derai air mata, dan Ternyata wanita itu teman sd Rama dulu.
"kamu kenapa fit ?" ucap rama sambil kebingungan.
"Aku tidak lulus tes Ram."
"Coba kita tanyakan ke ibu kepala sekolah, apa bisa tes ulang atau tidak."
"baiklah ayo."
Ketika akan masuk keruang kantor sekolah, Rama dan fitri melihat bapak - bapak berjenggot tebal dan seorang anak lelaki, memberikan uang kepada ketua panitia tes, agar anak nya di luluskan dan di terima di sekolah, dan si anak itupun otomatis di terima.
Setelah melihat kejadian itu akhirnya Fitri mengajak Rama pergi, meskipun di wajahnya terdapat raut muka yang penuh kekecewaan.
"Ram... selamat ya kamu di terima disini, sepertinya aku harus mencari sekolah lain."
"iya fit."
"Kalau begitu aku pamit pergi Ram."
"Tunggu fit."
"Sudahlah... aku tak punya Uang Ram seperti bapak itu untuk menyogok masuk sekolah." ucap Fitri sambil meninggalkan Rama sendirian.
Sebuah ralita tidak mengenakan dalam dunia ini, dimana Uang dapat mengalahkan segalanya, seakan akan mereka yang memiliki uang lah yang dapat melakukan semua yang di inginkan tanpa hambatan, mau jadi apa negri ini jika Kecurangan Selalau dinomor satukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Returning
Teen Fiction" Ada saat dimana kau harus berjuang habis - habisan dan ada saat dimana kau harus menerima kenyataan dengan penuh keikhlasan," " Hidup terlalu ambigu, bila terlalu mendengarkan apa kata orang lain, ambil saja yang menurutmu sejalan, bila tidak, tak...