20. Yuta dan Doyoung

1.5K 252 48
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


  Entah bagaimana caranya, Yuta dan Doyoung terpisah dari Jungwoo dan Hyewon.

  Yuta kira, Hyewon dan Jungwoo berlari mengikutinya. Ternyata, hanya Doyoung saja yang ikut berlari dengannya. Sedangkan Jungwoo dan Hyewon tidak diketahui pergi ke mana.

  Yuta dan Doyoung berhasil kabur ke lantai 1 gedung sekolah. Mereka sempat bersembunyi di kelas, namun kemudian memutuskan untuk berjalan lagi mencari teman-teman mereka.

  "Kayanya kita harus nyari Jaehyun," kata Yuta dengan pelan. Mereka berdua berjalan memgendap-endap di koridor kelas 10 IPS.

  Doyoung mengangguk setuju, meskipun Yuta tak bisa melihatnya. "Cuma dia yang kayanya tau gimana cara mainnya."

  Doyoung memegangi pundak Yuta sambil berjalan, agar mereka berdua tidak terpisah. Karena suasana kala itu sangat gelap. Sementara mereka tidak ingin menghidupkan senter. Mereka takut akan lebih mudah ditemukan.

  Yuta menyalakan lampu jam tangannya sebentar untuk melihat pukul berapakah sekarang. Pemuda itu terkejut melihat bahwa sudah pukul 12 malam. Joohyun bilang, mereka harus mengalahkan Haruko sebelum jam 3. Itu artinya, waktu mereka tersisa 3 jam lagi.

  "Doy, udah jam 12," bisik Yuta.

  "Mampus dah kita," sahut Doyoung.

  Mereka terus berjalan. Ketika tiba di belokan koridor menuju UKS, Yuta tiba-tiba menghentikan langkahnya. Hal itu membuat Doyoung menabrak punggung Yuta. Doyoung ingin bertanya mengapa, namun Yuta membekap mulutnya.

  Rupanya, Yuta melihat Haruko berdiri di depan pintu UKS sambil menusuk-nusukkan pisaunya dengan brutal. Pintu tersebut hampir rusak. Bahkan bagian tengahnya sudah membuka.

  Haruko yang merasakan adanya orang di dekatnya, kini menolehkan kepalanya dengan pelan. Ketika melihat ke belokan koridor, Haruko menyeringai jahat.

  Yuta segera menarik Doyoung untuk pergi dari sana. Mereka kembali ke koridor yang sudah mereka lewati tadi. Namun tiba-tiba, empat tangan menarik mereka masuk ke sebuah ruangan.

  Yuta dan Doyoung hampir berteriak kaget. Namun, begitu melihat siapa yang menarik mereka, Yuta dan Doyoung menghela napas lega.

  "Kalian di sini ternyata," bisik Doyoung.

  Haechan segera mengunci pintu ruang BK. Gorden-gorden mereka tutup semua. Semua celah juga mereka tutup. Dengan begitu, mereka bisa menyalakan senter.

  "Kalian ngeliat kita dari mana?" tanya Yuta dengan pelan.

  "Dari jendela pas denger suara langkah kalian," jawab Mark.

  Doyoung yang melihat Leona dan Lucas di ujung ruangan pun segera menghampiri mereka. Lucas terlihat gemetaran. Badannya dipenuhi oleh keringat. Dia mencengkram tangan Leona, sementara gadis itu mengusap-usap punggung Lucas.

  "Kambuh lagi?" tanya Doyoung hati-hati. Dia berjongkok di depan Lucas dan menepuk-nepuk tangan Lucas.

  Leona mengangguk. "Dia udah begini waktu kita temuin tadi."

  Sebenarnya, Lucas memiliki penyakit panik yang berlebihan. Apalagi jika dalam situasi seperti ini, Lucas akan mendapat serangan panik yang membuatnya gemetaran, keringatan, dan tidak bisa melakukan apa-apa. Untung saja Leona, Mark, dan Haechan menemukannya di sini. Sungguh kasihan mereka melihat keadaan Lucas.

  "Udah, Kak, tenang," bisik Leona dengan pelan. Haechan kemudian datang dengan sebuah cangkir berisi air dan memberikannya kepada Lucas. Dia mendapatkan air tersebut dari dispenser di ruangan. Lucas meminum air tersebut dengan dibantu oleh Doyoung. Setelah beberapa saat, Lucas menjadi lebih tenang.

  "Boneka itu masih ada gak di depan UKS?" tanya Haechan kepada Yuta.

  "Masih," jawab Yuta. "Untung aja gue sama Doyoung sempet kabur."

  "Pantes aja masih kedengeran suara statik walaupun pelan," sahut Mark.

  "Mending kita pergi sekarang," kata Doyoung sembari bangkit berdiri. "Cepet atau lambat, dia pasti ke sini."

  "Kak Lucas udah baikan?" tanya Leona.

  Lucas menganggukkan kepalanya. Leona pun membantu Lucas berdiri. Lucas masih gemetaran, namun tidak separah tadi. Haechan sudah bersiap untuk membuka pintu. Namun tiba-tiba, suara statik bertambah nyaring.

  Mereka semua terdiam di tempat masing-masing. Leona harus memegangi Lucas dengan erat agar pemuda itu tidak ketakutan lagi. Bisa bahaya jika Lucas kumat lagi.

  Mereka semua masih terpaku di tempat masing-masing, sementara suara statik terdengar semakin nyaring. Leona bisa merasakan Lucas kembali gemetar. Namun, Leona terus memegangi Lucas.

  Secara tiba-tiba, sebuah suara gebrakan terdengar. Mereka kira, suara tersebut dari pintu.

  Namun ternyata, suara tersebut berasal dari atas plafon yang kini terbuka di tempat Leona, Mark, dan Haechan keluar tadi.

  Dan kini, muncullah Haruko dengan pisau yang teracung dari atas sana.

  Dengan panik, Haechan langsung membuka pintu. Yuta, Doyoung, dan Mark segera kabur keluar. Leona dan Lucas juga ingin kabur. Namun karena posisi mereka yang berada di pojok, mereka terlambat untuk menyelamatkan diri. Haruko melompat ke lantai dan mendarat di depan mereka berdua.

  Leona berteriak histeris. Sementara Lucas semakin menciut dan kini terduduk di lantai. Leona memundurkan langkahnya begitu Haruko mendekatinya dan Lucas.

  Haruko mengayunkan pisaunya. Namun tiba-tiba, tubuhnya terpental dan menghantam dinding akibat ditendang oleh Haechan. Pemuda itu segera menarik Leona untuk pergi. Namun, Lucas masih menciut. Kini dirinya menangis saking takutnya. Pemuda itu gemetar hebat.

  "CEPETAN!" teriak Haechan yang kalut.

  Leona mencoba menarik Lucas, namun pemuda itu susah untuk bangun. Kakinya terasa lemas. Sementara kini, Haruko bangkit kembali dan berniat untuk menyerang Haechan.

  Karena murka, Haechan mengambil vas bunga di meja, lalu melemparkannya kepada Haruko. Boneka itu kembali terjatuh.

  Leona masih mencoba menarik Lucas. Akhirnya, pemuda itu mau berdiri. Yuta datang kembali untuk menolong mereka. Pemuda itu membawa kayu, lalu memukulkannya pada Haruko. Dengan marah, Haruko mencoba untuk menebaskan pisaunya ke arah Yuta dan Haechan.

  Leona berhasil membawa Lucas keluar dari ruangan. Haechan dan Yuta segera ikut kabur. Di luar, sudah ada Doyoung dan Mark yang menunggu mereka. Segera saja, mereka berlari bersama keluar dari gedung.

  Mereka baru berhenti berlari ketika tiba di kantin sekolah. Karena sudah lelah, mereka memutuskan untuk bersembunyi di sana. Mereka memilih untuk bersembunyi di dapur kantin.

  Mereka semua terduduk di lantai sembari mengatur napas. Doyoung dan Mark kini menenangkan Lucas. Sementara itu, Leona mendekati Haechan yang sedang kesakitan.

  "H-Haechan ... " lirih Leona. Matanya terpaku pada luka bekas pisau di kaki Haechan.

  Yuta yang melihat luka itu ikut terkejut. "Chan, lo ... "

  Haechan menghembuskan napasnya dengan pasrah. "Masuk dalam permainan."

•••

nah loh haechan juga masuk wkwk

btw, di antara kalian ada yg mau collab bareng aku gak? kita bikin cerita horor bareng gitu. ini aku serius guys pengen collab bikin cerita

siapapun yg mau, gak usah malu langsung aja comment. asal kalian serius ya, karena aku juga serius ini.

yaudah gitu aja deh, makasih❤

[ii] THE RETURN • NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang