Makan Gratis kok Bayar Sendiri?

26 3 11
                                    


     Kali ini Luna, Kiki, dan Kika berada di kantin bersama, sesuai janji mereka makan bersama.

"Aku baru melihatmu baru-baru ini, apa kau anak baru?" tanya Kiki saat Luna memakan baksonya.

"Tidak, aku sudah lama, tapi...." "Aku yakin, dia pasti gadis katrok, kuper, makanya kita tidak tahu," potong Kika ketus.

Luna menatap Kika dengan tatapan tajam.

"Apa kau bilang? Aku ini katrok? Tentu saja tidak! Aku baru saja pulang dari China, jadi aku tidak hadir beberapa bulan ini, aku yakin, setelah ini si guru killer itu akan memarahiku."

Kiki menatap Luna dengan tatapan yang tidak biasa mendengar suara Luna, di mana suara kesalnya berakhir dengan suara melas.

"China? Hey, apa kau yakin?" Kali ini suara Kika yang mulai melunak saat mendengar Luna pernah pergi ke China.

"Tentu saja! Aku tidak pernah berbohong, ibu bilang berbohong itu dosa, jadi, aku tidak boleh berbohong, dan minggu depan aku harus pergi ke korea selama satu minggu untuk melihat musim semi."

Kali ini Kika semakin curiga bahwa Luna adalah gadis yang terlalu banyak menghayal.

"Aku yakin kau pasti sedang berhayal makanya kau bilang kau pergi ke China dan sebentar lagi akan pergi ke Korea, yang benar saja!"

Luna membuang muka dan menatap Kiki yang sedari tadi terdiam.

"Aku tidak mau mentraktir mulut cabe sepertimu!"

"Jadi maksudmu aku harus membayar semua pesananku ini?!" Kika tidak percaya bahwa Luna tidak akan mentraktirnya.

Jika dipikir-pikir, dia memesan makanan yang mahal-mahal karena Luna orang yang mengaku sok kaya ini akan mentraktirnya, jika begini caranya uang jajannya bisa habis.

"Tentu saja! Aku hanya akan mentraktir orang baik, bukan orang jahat sepertimu!"

Ingin rasanya Kika melempar pisau ke kepala Luna saat Luna mengatakan dia jahat.

"Kau ingin aku bunuh, yah?! Mengatakan aku ini jahat."

"Lihat, kau ingin membunuhku, apa itu jika bukan jahat? Kau ini sekolah dulu berada diperingkat berapa sehingga tidak tahu bahwa membunuh itu perbuatan yang jahat, dan juga dosanya besar loh, nanti kira-kira kau akan berada di neraka berapa tahun, ya, jika membunuhku?" Luna terlihat berpikir sejenak saat mengatakan itu.

Kika benar-benar ingin memukul kepala Luna agar mulutnya bisa disaring sedikit saja.

"Aku rasa kau akan berada di dalam neraka selama...." "Sudah cukup bualammu, aku sangat kesal kepadamu, aku ingin melemparmu ke jurang agar kau tidak mengataiku lagi!" potong Kika.

"Tuh, kak Kiki, kau lihat, saudaramu benar-benar sangat jahat, dia ingin melemparku ke jurang, padahal tadi aku ingin berubah pikiran untuk membayar pesanannya sekalian, tapi, melihat dia sangat jahat seperti itu sudah aku putuskan, aku tidak ingin membayar punya dia, sekarang, si mulut cabe makan gratis membayar sendiri!"

Rahang Kika seakan ingin jatuh mendengar perkataan Luna, dia bilang makan gratis membayar sendiri? Memang ada?

"Eh, seenaknya saja, kau yang menantang ingin membayarkan dan sekarang kau ingin aku membayar sendiri? Tidak bisa!"

Kiki yang melihat saudara kembarnya yang beradu mulut dengan Luna hanya tersenyum mendengarkan pertengkaran mereka yang seperti anak kecil meributkan hal yang sepele, dan juga, sudah lama dia tidak melihat Kika berdebat seperti ini.

"Pokoknya aku tidak mau! Kau itu sangat kejam kepadaku!"

"Katakan saja jika kau ini sedang tidak memiliki uang, makanya kau tidak mau membayarkan punyaku," ejek Kika.

"Aku punya! Tapi aku tidak mau membayarkan punyamu!"

"Luna, kapan kau kembali dari China? Apa di sana seru?" Seorang laki-laki datang dari arah belakang Kika, hal itu mau tidak mau Kika harus menoleh untuk melihat siapa yang berbicara tadi.

"Ah, Reza, di sana tidak seru, aku tidak mau pergi ke sana lagi!"

Kika melongo tidak percaya saat laki-laki tampan itu mengenal gadis konyol seperti Luna.

"Ah, tubuhnya peluk-able banget!" Suara Kika terdengar sangat mendambakan.

"Halah, mulut cabe sepertimu sangat katrok, kau tidak boleh dekat-dekat dengan Reza, aku ingin menjodohkan Reza dengan kak Kiki!"

Kika melotot mendengarnya apa-apaan Luna ini? Dia bilang ingin menjodohkan cowok keren itu kepada kembarannya yang anti laki-laki itu? Yang benar saja!

"Aku? Aku tidak tertarik kepada laki-laki itu."

Kata-kata Kiki membuat Luna melongo dan Reza menatap tidak percaya kepada Kiki, yang benar saja gadis itu tidak tertarik kepadanya?

"Ah, ngomong-ngomong mereka ini siapa? Aku baru sadar ada mereka."

Kika menyipitkan matanya saat Reza mengatakan itu, jadi sedari tadi dia dianggap apa?

"Yang pendiam, namanya kak Kiki, dan yang itu mulut cabe."

"Mulut cabe?" beo Reza saat menatap Kiki dan Kika, dia sedikit kesulitan saat membedakan mana Kiki dan mana Kika.

"Hey, seenaknya saja mengganti namaku, aku ini punya nama!"

"Kau, kan, memang mulut cabe! Pokoknya aku tidak mau membayar pesananmu titik!"

Luna berlalu pergi untuk membayar pesanannya dan milik Kiki, saat Kika ingin meneriakan nama Luna Reza lebih dulu memotong.

"Dia memang seperti itu, kekanak-kanakan, aku yang akan membayarkan pesananmu."

"Ekhem, aku rasa, aku ingin pergi ke toilet," potong Kiki saat tahu bahwa kembarannya itu nyaris saja berteriak dan memeluk Reza.


TBC

Xixixixi, sudah selesai.

Love You

11 Agustus 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KatrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang