pertama pertemuan

35 7 17
                                    

Luna berjalan dengan lunglai saat memasuki pelataran kampus, dia sangat kesal dengan kejadian di rumahnya.

"Ah, aku benci, aku sebelllll!" Luna menendang kaleng minuman kosong yang berada di depannya.

Jika kalian mengira bahwa kaleng minuman kosong itu akan mengenai cowok ganteng seperti di cerita-cerita maka kalian salah. Kaleng minuman itu mengenai punggung seorang wanita berkerudung.

"Wadawwww." Sang wanita berkerudung tadi mengaduh kesakitan dan juga kaget sekaligus, dia menoleh dan menemukan Luna di sana.

"Aduh, mati aku!" Luna mencoba untuk berbalik dan pergi.

Celaka dua belas saat seorang wanita berkerudung lain berada tepat di belakang Luna saat berbalik.

"Hey, kamu!"

"Aduh, mati aku! Jangan-jangan ini mbak-mbak temennya yang kena botol kosong tadi," pikir Luna.

Wanita berkerudung tadi sudah berada tepat di belakang Luna.

"Hey, ini kamu yang nendang kaleng kosong tadi?"

Luna menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal, ia berbalik dan menatap gadis yang terkena kaleng minuman tadi, tetapi matanya membulat saat melihat wajah gadis itu.

"Loh, kok ada dua?" Wajah bodoh Luna membuat mereka ingin sekali menertawakan Luna.

Luna bolak-balik menatap dua orang tersebut seperti orang bodoh.

"Tentu saja, karena kita ini kembar!" jawab si mulut cabe yang menegur Luna tadi.

"Ah, ternyata begitu, maafkan aku, aku tidak sengaja menendang botol itu." Wajah bersalah Luna membuat gadis yang terkena botol itu merasa iba.

"Tidak masalah, lain kali jangan lakukan itu, nanti kalau terkena orang yang tidak baik, kamu bisa dimarahi."

"Iya, Kak, terima kasih."

"Heh, Ki, cepet banget maafin dia!" protes saudara kembar gadis yang dipanggil Ki tersebut.

"Abaikan saja dia itu, dia memang gak jelas orangnya. Namaku Kiki, dan dia saudara kembarku, namanya Kika, kita bisa berteman, 'kan?"

Luna menatap ke arah gadis yang mengaku namanya sebagai Kiki tersebut.

"Tentu saja, Kak, namaku Luna, salam kenal, Kak."

"Aku tidak mau berteman denganmu!" Suara sadis dari Kika membuat Luna menatap jengkel ke arah Kika.

"Aku juga tidak mau berteman dengan mulut cabe sepertimu!"

Kika menatap tidak suka ke arah Luna, dia ingin sekali rasanya menguliti gadis tersebut.

"Apa kau bilang?! Kau ingin aku cakar, ya?"

"Sudah-sudah, karena kita bertiga adalah teman, bagaimana jika kita makan bertiga sebagai tanda bahwa kita adalah teman?"

Penawaran dari Kiki membuat Luna tertarik. Namun, saat melihat wajah Kika ia menjadi kesal sendiri.

"Aku tidak mau!" Luna dan Kika mengatakan itu secara bersamaan.

Kiki tertawa saat menyadari saudara kembarnya masih kesal kepada Luna, tetapi, saat mereka mengatakan itu secara bersamaan, entah kenapa itu terdengar lucu bagi dia.

"Baiklah, sudah diputuskan, ayo kita makan bersama! Aku yang akan mentraktir."

Mendengar kata traktiran Kika langsung saja matanya menatap penuh harap.

"Kau serius akan mentraktirku juga, 'kan?"

Mendengar perkataan Kika membuat Luna mengerutkan kening, tetapi sedetik kemudian ide bagus muncul di otaknya.

"Aku yang akan mentraktir, ayo, Kak!"

Kika melotot saat mendengar Luna yang akan mentraktir, dia tambah melotot saat seenak jidatnya Luna menarik tangan Kiki menjauh.

"Si bocah kecil itu! Aku juga mau makan gratis, Hey! Tunggu aku!"

Kika mengejar Luna dan juga Kiki yang mulai menjauh.

TBC

See you next part.

Jangan lupa untuk kritik dan juga sarannya.

Love You

8 Agustus 2019

KatrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang