02 Gathering

409 49 9
                                    


Jung Hoseok membenarkan posisi duduknya ketika Professor Kang mendekat. Di belakangnya terlihat ada manusia lain yang mengikutinya. Perlahan Jung muda berdiri dari tempat duduknya dan membungkuk sopan. Profesor Kang melambaikan tangannya dengan gestur tidak perlu lalu duduk di sampingnya.


"Jung, perkenalkan ini Jeon Jungkook. Kembaranmu di tingkat dua."


Saat itu lah ia dapat melihat jelas sosok di belakang dosen studio perancangan favoritnya. Jeon Jungkook mendekatinya dan mengulurkan tangannya sambil membungkuk perlahan. Jung Hoseok membalas jabatannya.


Saat itu lah. Saat adik tingkatnya menegakkan tubuhnya kembali, Jung Hoseok merasakan napasnya tercekat. Detak jantungnya berhenti sepersekian detik dengan tidak nyaman. Sangat dimengerti ketika ia merasakan dunia di sekitarnya berhenti berputar diakibatkan oleh tatapan tajam (namun hangat?) dari mata besar yang berkilauan di hadapannya. Bagaimana Jeon Jungkook membetulkan poni ikalnya yang menutupi mata dengan kasual juga membuat efek yang tidak bagus untuk dipandang Jung Hoseok. Ia mungkin harus menahan napasnya lagi jika saja Profesor Kang tidak memotong momennya,


"Jung Hoseok, Jeon Jungkook. Pastikan kalian dapat bekerja sama untuk proyek kita selanjutnya; sayembara untuk hutan kota sebelum musim dingin tiba. Akan kuemail tor-nya malam ini. Aku yakin kalian bisa membawa kampus kita menuju kemenangan. Pilihannya hanya kalian menang atau kalian menang."


Profesor berumur enam puluh itu menyalakan cerutunya dengan telaten yang terlihat sperti gerakan slow motion untuk kedua mahasiswa di hadapannya, lalu mulai membalikkan badan dan mulai berjalan keluar meninggalkan auditorium.


"Caranya bagaimana, aku percayakan pada kalian berdua."


*

Di sini lah mereka sekarang. Meja pojok coffee shop yang tidak jauh dari kampus dengan masing-masing laptop di hadapan. Sesekali menyesap minuman di samping kanannya; Jung Hoseok dengan hot chocolate dan Jeon Jungkook dengan hot cappuccino-nya. Berencana untuk memperlihatkan portfolio masing-masing di mata kuliah studio perancangan untuk mengenal lebih dalam karakter desain individual sebelum memutuskan untuk mengonsep detail proyek mereka berdua.


"So, Jeon... this is mine..." ujar Jung Hoseok sambil memutarkan laptopnya ke hadapan pemuda di hadapannya, yang juga melakukan gerakan yang sama supaya kakak kelasnya dapat melihat karyanya.


Jung Hoseok hampir tersedak dan Jeon Jungkook menaikkan alisnya tinggi lalu berujar bersamaan,


"Zaha Hadid."

"Tadao Ando."


Tersenyum sambil mendengus dengan gerakan hampir bersamaan, mereka menyesap minuman masing-masing sambil berpikir.


Jung Hoseok berdeham sambil meneliti desain junior di hadapannya. Museum Geologi. Dengan bentuk tak beraturan; biomorphic dan organic. Kental sekali dengan gaya Zaha Hadid, Ibu Arsitektur Dekonstruksi, begitu panggilan teman-teman kelasnya. Tentu ia tidak melupakan Santiago Calatrava, Frank Lloyd Wright, atau The Holy Gaudi, tapi entah mengapa Mrs. Hadid selalu yang pertama teringat di kepala jika sudah berkaitan dengan massa bangunan tak beraturan. Dan sepertinya tebakannya benar, ia dapat melihat sekilas senyuman Jeon Jungkook merekah ketika ia menebak nama itu. Entah mengapa rasanya perutnya seperti teraduk.


Jeon Jungkook menopang dagunya serius. Tebakannya benar. Tugas bertemakan 'rumah ibadah' milik kakak kelasnya yang rupawan ini benar terinspirasi dari karya Tadao Ando. Terlihat dari bagaimana ia mengulum senyumnya sambil menaikkan alisnya ketika Jeon menebak nama itu. Tidak terlalu sulit ketika melihat pulasan minimalis dari material semen yang runcing dari berbagai sudut. The King of Concrete has it. Style mereka betul-betul bertolak belakang dan entah mengapa Jeon Jungkook merasakan adrenalinnya terpacu mengingatnya. Ia merasakan jantungnya mulai bekerja lebih cepat. Bukan, ini bukan karena bagaimana pemuda Jung mengangguk sambil tersenyum kalem mengiyakan tebakannya tadi. Bukan.


Tidak sadar bahwa kehadiran keduanya di pojok coffee shop tersebut cukup menyita perhatian pengunjung yang datang, khususnya sesama warga Departemen Arsitektur Universitas Hanyang. Tidak cukup untuk membuat keributan, tetapi cukup untuk membuat kepala menoleh beberapa kali untuk memastikan bahwa kedua lelaki yang sedang berdiskusi di salah satu meja café tersebut adalah dua mahasiswa berbakat satu jurusan yang terkenal sefakultas teknik.


Jung Hoseok dan Jeon Jungkook.

*

DISTORTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang