Pertemuan Teman Baru

8 6 0
                                    

Dan inilah awal - awal aku, mulai masuk didunia sekolah. Dimana sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Waktu itu umur aku masih berusia 7 tahun, dan masuk di SD Islam Athira. Di dalam kelas aku dikenal sebagai orang paling baik, karena suka membantu teman yang sedang dalam kesulitan. Seperti Adinda waktu di kelas 4, dia lupa bawa pensil untuk menulis dan kebetulan aku mempunyai pensil lebih dari satu. Lalu aku meminjamkan pensil itu ke Adinda, dan dia merasa tertolong karena waktu itu ada mata pelajaran matematika di kelas. Yang mengharuskan siswanya untuk mencatat pelajaran dan tugas untuk di kerjakan di rumah. Dan tak hanya itu, banyak juga hal yang telah aku lakukan sebelum itu, yang berhubungan dengan kebaikan. Ngomong - ngomong Awal pertama aku bertemu dengan Adinda, waktu itu aku sedang asyik bermain ditaman dekat rumah bersama teman - teman yang lain. Dan tiba - tiba dia datang dengan mengendarai sepedanya, menuju kearah kami yang sedang bermain petak umpet.

"Bolehkah, aku ikut main?" tanya Adinda

"Boleh ... Tapi kita kenalan dulu. Nama kamu siapa ?" tanyaku lagi sambil mengarahkan tangan ke adinda untuk jabat tangan.

"Nama aku Adinda." jawab Adinda dengan menerima jabat tangan dari aku.

"Kalau aku Ansari. Yang di tengah,Irham. Disamping kiri,Jaka. Di samping kanan itu, Hikma. Dan yang itu namanya,Ira."ucap ku dengan menunjuk kearah masing - masing temanku.

"Hmm..Kamu orang baru yah disini?" tanya Hikma

"Iya, aku orang baru disini. Aku pindah rumah dari Maros ke Makassar." Jawab Adinda.

"Hmm... Pantasan aku baru lihat kamu di daerah disini. Dinda rumahnya dimana ? tanya Irham.
"Rumahku disamping rumah Ansari. Hehehehe" Jawab Adinda

"Eheh.. Kita main petak umpet lagi yuk !" ucap Ria
"Yuk ... Yuk ..." ucap semua orang dengan rasa semangat.

Dua hari kemudian, setelah perkenalanku dengan Adinda. Kami bertemu lagi di tempat dan keadaan yang berbeda, tepatnya di sekolah ku. Dan disitu aku terkejut dengan kedatangan Adinda di sekolah dan aku mulai bertanya - tanya perihal kedatangannya kesini. Aku pun menghampiri Adinda dengan rasa penasaran.

"Hey,Din." Ucap ku sambil berlari mengejar Adinda yang sedang berada di depan ruang guru.

"Eh ... Ansari. Kamu sekolah disini ya?" tanya Adinda

"Iya. Ngomong - ngomong kamu lagi bikin apa disini?" ucap ku dengan raut wajah bertanya - tanya.

"Aku sedang menunggu salah satu guru di dalam ruangan itu untuk mengantarkan ku ke kelas yang akan aku tempati nanti.." jawab Adinda

"Hmm ... " ucap ku.

"Iya, disini kamu kelas berapa,Sar ? Jangan - jangan kita sekelas lagi!" tanya Adinda.

"Aku kelas 4, Din."'jawab ku

"Hmm.. sama dong. Aku juga kelas 4." ucap Adinda

"Semoga saja kita sekelas yah! Soalnya kelas 4 itu terbagi dua. Ada kelas 4A dan 4B. Dan aku sendiri di kelas 4A" Ungkap ku.

"Iya. Semoga saja" ucap Adinda

Setelah berbincang dengan Adinda, Terlihat dari kejauhan Irham,Jaka,Ira dan Hikma yang tengah berjalan menuju kelas. Dan tanpa sengaja Irham melihat aku dan Adinda tengah berbincang di depan ruang guru. Kemudian Irham sesegera mungkin mengejar teman - teman lainnya yang sedang berjalan menuju kelas. Dan memberitahukan apa yang dia lihatnya.

"Hey . . . teman - teman. Tunggu aku" ucap Irham sambil mengejar yang lainnya.

"Kamu kenapa Irham? Kayak di kejar setan saja." Tanya Hikma.

"Kalian sih. Terlalu cepat jalannya. Padahal aku lagi lihat sesuatu disana" ucap Irham.

"Kamu lihat apa, Ham ?" tanya Ira.

"Sepertinya aku melihat Ansari dan seseorang siswi disana." jawab Ansari sambil menunjuk ke arah ruang guru.

"Dimana, Ham?" tanya Jaka

"Itu yang di depan ruang guru." jawab Irham.

"Iya. Aku sudah melihatnya" ucap Hikma.

"Kalau begitu. Ayo kita kesana untuk lebih pastinya." ungkap Ira dengan lantang.

"Ayo ... Ayo ..." ucap Irham.

Akhirnya semua telah sepakat untuk datang ke ruang guru untuk menghampiri Aku dan Adinda. Sesampainya disana, mereka langsung kaget melihat kehadiran Adinda di sekolah. Lalu kami mencoba berbincang, tapi tiba - tiba Pak Dhani keluar dari ruang guru.Dan mencoba berbincang dengan kami.

"Kalian semua sedang apa disini, nak?" tanya Pak Dhani.

"Kami sedang cerita, Pak guru." jawab Jaka

"Hmm ... Kalian sudah pada kenal dengan Adinda?" tanya Pak Dhani

"Hmm ... sudah dong, Pak." jawab ku sambil senyum

"Adinda ini,Pak. Teman bermain kami di kompleks. Kebetulan juga dia dekat rumah dengan kami." ungkap Hikma

"Oh. Begitu ya nak." ucap Pak Dhani

"Iya, Pak." ucap semua anak - anak.

"Hmm ... Oh ... Iya ... Adinda ini akan sekolah juga disini dan sekelas dengan kalian, nak.Jadi kalian harus ajak Adinda nanti berkeliling sekolah." ucap Pak Dhani.

" Iya,Pak." Jawab ku sambil senyum.

"Asyik ... Ada Adinda di kelas kita nanti." ucap Irham dengan bahagia

"Kenapa asyik - asyik, Irham! Hmm ... Curiga aku." ucap Jaka tersenyum meledek Irham.

"Hmm ... " ucap Hikma tersenyum
"Cie ... cie ... cie ..." ucap Ira ledek Irham

"Apaan sih kalian!" ucap Irham dengan tersipu malu.

"Hehehe ... " tawa Adinda

"Sudah ledek - ledekannya. Ayo masuk ke kelas. Sudah waktunya Bapak ngajar dikelas kalian." ucap Pak Dhani

"Iya,Pak." jawab ku

"Ayo,teman - teman kita ke kelas." ucap Jaka.

"Ayo ... Ayo ... " ucap anak - anak lainnya.

Aku, Pak Dhani dan teman - teman langsung menuju kelas. Di pertengahan jalan, Pak Dhani tiba - tiba ingat bahwa dia lupa membawa salah satu buku bahan ajarannya, yang berada diatas meja ruang guru. Pak Dhani berhenti berjalan dan berkata kepada kami semua bahwa "Kalian duluan saja ke kelas. Karena ada sesuatu yang ingin bapak ambil di ruang guru." Setelah mendengar perkataan Pak Dhani, kami kemudian melanjutkan perjalanan kami ke kelas. Didalam perjalanan ke kelas, kami saling bercanda gurau, berbincang seputar yang tadi di bicarakan di ruang guru. Sambil menunjukkan juga ke Adinda beberapa ruangan - ruangan yang ada disekolah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis KacamataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang