"Hah? Hari ini ada paan..?" Seorang murid SMA bertubuh pendek dan rambut biru berantakan berjalan bersama temannya yang jauh lebih tinggi dibandingnya, di sebuah lorong samping kelas kelas.
"Tes IQ.. Masa ga tau sih! Dah diumumin di grup chat beberapa kali..!" Rambut temannya Itu kemerah merahan.
Ya, sosok murid pendek itu Joseph. Dan temannya Adnan.
"Ya sorryy sorry... Ga perlu ngapalin kan..?" Joseph menggaruk rambutnya perlahan.
"Ga usah lah..! Mau ngapain pake ngapalin..?" Adnan menggeleng kepalanya kesal.
"Yang penting berusaha ajaaa... Siapa tau IQ mu bisa ngalahin saingan mu tuh.." Adnan tertawa melanjutkan perkataannya.
"Lah sapa..." Joseph sempat berpikir sejenak. "Oh.. Grace..? Ya kali.. Lo tau kan pinter nya Dia gimana..? Lomba apa aja dimenangin, rangking angkatan dia pertama.." Ia tersenyum dengan paksa, tampak kesal.
"Lagi pula, masih bingung juga kenapa Dia ngejadiin gw saingan.." Joseph menengok ke arah Adnan kebingungan.
"Alah.. Bawa santai aja.." Adnan tertawa. Mereka berdua memasuki kelas yang ternyata sudah dipenuhi murid murid dan seorang pengawas.
"Ayo cepet duduk.. Tes nya udah mau dimulai..." Adnan dan juga Joseph dipanggil oleh pengawas.
"Siap pak...!" Mereka segera menempati tempat duduknya masing masing. Di atas meja sudah terletak selembar kertas dengan soal soal siap diisi.
Setelah perintah diucapkan oleh pengawas, para murid langsung mengerjakan tes IQ.
"Soalnya logika doang..?" Joseph tidak mengerti apa tujuan soal soal itu, tapi tetap saja mengerjakan.
Setelah berjam jam terlewatkan. Pada akhirnya murid murid mengumpulkan kertasnya masing masing.
"Gimana..? Susah..? Gampang..?" Adnan langsung menghampiri Joseph setelah mengumpulkannya.
"Yaa... Gampang aja sih...?" Joseph kebingungan.
"Nah gitu dong saingan Grace..." Adnan tersenyum.
Satu minggu berlalu, hasil tes IQ sudah siap dibagikan kepada muridnya masing masing.
"Wahhh..!! Grace keren banget... IQ nya 160 tinggi bangett..!" Seisi kelas tertuju kepada hasil IQ Grace yang sangat tinggi, sangat melebihi rata rata.
"Tuh kan.. Dibilangin susah.." Joseph mengeluarkan nafas nya besar besar, lalu mulai membuka hasil IQ nya.
"Hasil sendiri aja blom di buka mau tau gimana..?" Adnan menyenggolnya kesal.
"Iyaa iyaa.." Perlahan Joseph membuka selembarannya.
"Woi... Ga boong nih...??" Joseph tertawa ragu saat melihat hasil tes nya berupa 172.
KAMU SEDANG MEMBACA
One In A Chamber
Science FictionIni adalah kisah tentang anak bernama Joseph yang tinggal dimana sistem dunia adalah yang pintar berkuasa. Joseph hanyalah anak biasa tanpa kemampuan ahli apapun tetapi dalam pengecekan tes IQ Ia mendapatkan peringkat IQ tertinggi disekolahnya pada...