Chapter 2

37 7 25
                                    

"Happiness is not eternal. So is sadness. But why do all these sufferings feel endless?" — Jeon Jungkook.

❀❀❀

"Seharusnya aku merasa senang. Karena gadis yang aku sukai, bahkan aku cintai, kini menyatakan perasaannya padaku. Tapi, kenapa rasanya begitu sesak? Bahkan kepalaku tiba-tiba pusing.

Juga, dengan potongan-potongan memori ingatan masa laluku yang kembali terngiang. Membuat kepalaku yang awalnya sudah pusing menjadi bertambah pusing mengingatnya.

Apakah.. Menerima pernyataan cinta memang sebegitu menyakitkannya? Atau.. Hanya aku yang merasakannya?"

Jungkook memijat kepala bagian belakangnya. Sakitnya berpusat disana. Lalu dengan cepat merambat ke seluruh kepala. Tapi, rasa sakitnya di tutupi dengan senyum hangatnya. Senyum yang mampu membuat setiap orang yang melihatnya terpesona.

"Maaf.." setidaknya kata itulah yang ia ucapkan di dalam benaknya. Sebelum akhirnya pergi, meninggalkan Bobae yang diam mematung di tempatnya. Melihat tak percaya apa yang ia alami sekarang, menebak-nebak hal yang menimpa dirinya saat ini.

"Apakah.. Aku di tolak?" gumamnya dengan suara kecil. Bahkan, tidak ada yang bisa mendengarnya. Kecuali dirinya dan yang ada di atas sana.

❀❀❀

"Oh? Apa yang terjadi padamu, Jungkook? Kenapa baru datang sekarang?" lelaki bergigi kelinci yang baru saja melihat teman sebangkunya masuk ke kelas lima menit sebelum pelajaran bertanya. Tak biasanya temannya yang satu ini telat masuk kelas. Kecuali ada hal yang benar-benar penting untuk di kerjakan.

Jungkook yang mendengar pertanyaan lelaki yang duduk tak jauh dari tempat duduknya hanya menggeleng sebagai jawaban. Kemudian dengan langkah cepat berjalan menuju kursinya. Duduk di atasnya, dan kembali pada aktivitas sebelumnya, mendengarkan musik.

"Hei.. Aku bertanya padamu, bodoh." lelaki yang duduk di samping Jungkook terus-terusan mengomel. Tetapi, Jungkook tetap tidak menghiraukannya, dan hanyut ke dalam melodi musik yang terputar di earphone-nya, mengusir rasa sakit yang menjajah fikiran serta akal sehatnya sedari tadi.

"Aishh.. Menyebalkan sekali kau." sudah tidak tahan, lelaki bertubuh tegap di sebelah Jungkook menarik paksa earphone yang menggantung di kedua daun telinga lelaki bermarga Jeon tadi.

Hal tersebut tentu saja membuat orang yang di tarik paksa earphone-nya mendelik marah ke arah tersangka.

'Berhentilah menggangguku, Daniel! Aku sedang tidak mood untuk bergurau denganmu!'

Setelah selesai menulisnya, Jungkook melempar begitu saja buku catatan kecil —yang selalu ia bawa kemana saja untuk perantara hal yang akan ia bicarakan kepada orang lain— ke arah lelaki yang di ketahui bernama Daniel. Atau, lebih lengkapnya, yaitu Kang Daniel.

Daniel yang melihat buku catatan temannya melayang ke arahnya segera menangkapnya, bersyukur kemudian karena ia berhasil menangkapnya. Dan, dengan cepat ia membaca tulisan yang tertera disana dengan seksama.

"Um? Sepertinya pagi ini memang terjadi sesuatu padamu?" ujarnya. Ia mengembalikan buku cacatan kecil tadi baik-baik. Tidak seperti Jungkook yang melemparnya sembarangan. Untung saja Daniel bisa menangkapnya. Jika tidak? Maka ia akan di diamkan berhari-hari oleh Jungkook. Dengan alasan ia merusak bukunya.

Hey, siapa yang sebenarnya salah disini?

Jungkook hanya diam. Tidak menghiraukan lebih dalam pertanyaan-pertanyaan sahabat baiknya itu. Ia mengira, tak ada gunanya menghiraukan segala ucapan Daniel. Hanya membuang tenaga dengan menulis, menulis, dan menulis. Hingga rasanya jarinya akan patah setiap ia mengobrol dengan Daniel. Menulis pelajaran sejarah menurutnya lebih baik, daripada harus mengobrol bersama Daniel. Yang merupakan obrolan tak berfaedah dan membuat tangannya kram tentu saja.

"Huhh.. Terserah kau saja." cebiknya. Ia yang melihat guru masuk ke dalam kelas setelah bel masuk berbunyi akhirnya menyerah. Percuma berbicara dengan Jungkook yang sedang ada di mood yang buruk. Hanya akan membuang tenaga. Lebih baik ia menanyakannya nanti, saat istirahat. Pastilah mood lelaki disampingnya lebih baik daripada pagi ini.

❀❀❀

Ia kira, setelah istirahat mood seorang Jeon Jungkook akan membaik. Tapi, tidak. Perkiraannya salah. Karena yang terjadi sekarang adalah Jungkook hampir mengamuk di kantin. Alasannya sangat sepele, dan biasanya Jungkook tidak akan marah jika ada yang melakukan hal itu padanya. Tapi, beda kali ini.

Seorang yeoja yang sengaja menubruknya, dan berakhir makanan yang ia bawa tumpah, tak menyisakan sedikitpun. Itu hal yang memicu emosinya, dan berakhir mengamuk di kantin.

Padahal, biasanya Jungkook bisa menahan emosi. Tapi, kali ini ia seperti lepas kendali. Daniel, sebagai sahabat lamanya tentu tau ada hal yang terjadi kepada lelaki di sampingnya. Ada yang tidak beres dengan sahabat rapuhnya.

"Hey hey.. Hentikan.." Daniel menahan tangan kanan Jungkook yang hampir mengenai permukaan kulit yeoja yang kini jatuh terduduk dengan air mata yang membasahi pipinya. Juga, lebam yang di dapat akibat Jungkook terus-terusan memukulnya.

Seorang iblis akan menguasai tubuhnya apabila ia dalam keadaan buntu, putus asa. Mengendalikannya bukanlah hal mudah. Bukan hanya omong kosong.

"Itu Jungkook, kan?" suara bisikan siswa di belakang Daniel terdengar. Tapi, Daniel berusaha tidak menghiraukannya. Karena ia yakin, pastilah yang mereka bicarakan adalah keburukan temannya yang kini mengamuk. Jungkook. Siapa lagi?

"Ayo.. Lebih baik kita kembali ke kelas." ajaknya. Kedua tangannya menahan pergerakan Jungkook yang hendak memukul kembali yeoja di hadapannya.

Menariknya pelan keluar dari kerumunan, Daniel berhasil melakukannya. Emosinya pun tak memuncak seperti tadi. Sudah lebih baik untuk di ajak berdamai.

Ia lega tentu saja. Tapi, ucapan seorang gadis yang tadi mengobrol dengan temannya kembali terdengar. Dan, sialnya, itu membuat nafasnya sesak.

"Ah iya.. Yang tadi pagi di taman, kan? Bukannya ia pergi saat Bobae menyatakan perasaam kepadanya?"

"Itu.. Tidak benar, kan?"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Doesn't Talk || Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang