"Dasar anak tidak berguna! Tidak ada hal yang bisa kau banggakan! Lihat seberapa buruknya kau, aku menyesal tlah melahirkan anak seperti mu. Slalu, slalu saja kau menjadi beban bagi orang tua mu. Kenapa kau tidak bisa seperti kakakmu atau saudara saudara mu lainnya? Kau sudah dewasa tapi kenapa kau tidak bisa berfikir dengan baik? Kelakuan mu masih saja seperti anak anak, lihat usia mu sekarang. Kau sudah 27 tahun, kau bedebah!"
Aku Jun Watanabe, sejak kecil aku slalu saja salah di mata orang tua ku. Selalu saja kena amarah dan tangannya yang begitu ringan untuk memukuli ku. Apa pun yang ku lakukan, aku tidak pernah benar. Usaha keras ku pun tidak pernah di hargai. Tetapi meski pun begitu, aku yang slalu di andalkan dalam keluarga ini.
Orang tua ku tinggal lah seorang ibu, ayah ku pergi entah kemana sejak aku kecil. Aku memiliki dua kakak, satu laki laki dan satu perempuan. Terkadang aku berfikir bahwa aku bukanlah anak kandungnya. Kalau dugaan ku salah? Lalu kenapa aku yang slalu jadi tempat pelariannya? Kedua kakak kakakku sangat acuh padaku ketika mereka beranjak dewasa, jarak di antara kami tidak lah jauh. Mereka hanya bersikap manis di hadapan ibu, tetapi menurut ku mereka hanya bisa membebani ibu. Terkadang ibu mengeluh padaku akan ke dua kakak ku, tapi itu slalu berujung dengan pelampiasan amarah padaku.
Aku sudah mulai muak dengan ini semua!!!
Rasanya aku ingin mengulang kehidupanku menjadi seorang anak kecil, dan aku ingin memiliki orang tua yang begitu baik padaku. Di dekat tempat ku bekerja ada panti asuhan, dimana para donaturnya semua orang orang kaya. Dan yang slalu mengadopsi anak juga orang orang kaya, aku menginginkan itu. Andai saja, andai saja aku bisa menjadi menjadi anak kecil lagi. Aku ingin pergi merubah kehidupan ku, membuat cerita baru tentang masa muda ku. Karna banyak hal yang aku inginkan yang tidak pernah ku wujudkan. Aku slalu membuang keinginan itu demi keinginan ibu. Hingga membuat ku tumbuh dewasa tanpa cita dan angan.
Aku pun merasa iri ketika melihat anak anak remaja menikmati kehidupannya. Sementara aku yang baru berusia 27 tahun, sudah mengalami stress tingkat atas.
Aku ingin mengulang kembali hidupku.
Author pov
"Apa kau benar benar ingin mengulang kehidupan mu?" Seru seseorang yang wajahnya tidak jelas di lihat oleh Jun.
Saat ini Jun sedang berbaring di bangku taman, ia pergi dari rumah usai ibunya memukuli dirinya. Wajah dan tubuh Jun kini penuh dengan memar.
"Siapa kau? Apa aku sedang bermimpi?" Tanya Jun dengan sedikit membuka mata.
"Apa kau ingin mengulang kehidupan mu, Jun Watanabe?" Tanya orang tersebut.
"Dari mana kau tau nama ku? Dan bagaimana kau bisa tau apa yang slalu ada dalam pikiranku?"
"Jadi, apa kau mau?" Orang itu kembali bertanya dengan mengabaikan semua pertanyaan Jun.
"Tentu saja! Kalau memang bisa, tentu saja aku mau!" Seru Jun.
"Kalau begitu minumlah obat ini, setelah kau meminumnya kau akan mengulang kembali kehidupan mu. Tapi setelah kau meminumya, kau tidak akan bisa kembali lagi ke tubuh asli mu. Kau akan benar benar mengulang kehidupan mu, apa kau bersedia Jun?"
"Aku bersedia, aku tidak akan menyesali nya. Tidak sedikit pun!"
Jun langsung meminum obat yang di berikan oleh orang tersebut, sesaat memang Jun tidak merasakan apa apa selain mengantuk. Dan di saat matanya terpejam, Jun merasa tubuhnya panas seakan akan ingin meleleh. Beberapa jam kemudian Jun terbangun dari tidurnya.
"Apakah semua itu hanya mimpi?" Tanya Jun pada dirinya sendiri.
Ketika Jun duduk, ia menyadari bahwa tubuhnya tlah menyusut. Pakaiannya jadi sangat besar untuk ia kenakan, serta sepatunya tidak lah pas lagi di kenakan oleh kakinya.
"Waah ada apa ini? Ada apa dengan tubuhku? Jadi itu bukanlah mimpi? Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Saat ini masih tengah malam, kemana aku harus pergi? Tidak mungkin untuk pulang ke rumah."
Tiba tiba terlintas dalam benak Jun untuk pergi ke panti asuhan bintang bersinar, di dekat tempatnya bekerja. Jaraknya tidaklah jauh dari sini, Jun merasa setengah jam ia bisa sampai disana. Jun meninggalkan semua barang barangnya di taman itu, semua pakaiannya pun ia lepas dan ia tinggalkan. Jun hanya mengenakan jaket, karna sekarang Jun seperti anak berusia enam tahun, jaket ini sangat menutupi tubuh kecilnya.
"Hah hah hah..."
'Aku sangat merasa lelah, dan ku rasa ini sudah satu jam lama nya aku berjalan, tapi kenapa tidak sampai sampai.'
Kepala Jun mulai terasa pusing, ia berjalan dengan terhuyun huyun di tengah malam yang begitu dingin. Dan Jun mulai tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Life (Ended)
Teen FictionJun Wakanabe merasa jera dengan kehidupannya, ia sangat menginginkan kehidupannya dapat terulang kembali untuk menjadi anak kecil dan memiliki keluarga baru yang kaya dan penuh kasih sayang. Suatu saat datang seorang yang tidak begitu jelas terlihat...