Sinar matahari yang hangat dan hembusan angin yang bertiup bersahabat, membuat Jun terbangun dari tidurnya.
"Ini dimana?" Tanya Jun melihat sekitar.
"Aah nak kau sudah bangun?" Tanya seorang ibu ibu yang datang membawa baskom berisi air dan handuk kecil.
"Aku dimana?"
Jun memegangi kepalanya yang masih terasa pusing, dan ia kembali terkejut mendapati tangannya yang sangat kecil.
"Ini panti asuhan bintang bersinar, kau di temukan tadi pagi pagi sekali di depan gerbang panti. Jadi kami membawa mu masuk ke dalam." Ucap ibu yang membawa baskom tadi.
"Nak apa yang sebenarnya terjadi padamu? Bisa kau ceritakan pada kami? Banyak sekali luka di tubuhmu, siapa yang menyiksa mu? Dan siapa nama mu?" Tanya seseorang yang baru saja datang.
"Bu Rena, tolong satu persatu menanyakannya. Kasian anak ini, dia juga baru saja bangun."
"Maafkan aku bu ketua."
"Jadi nak bisa kau jawab satu persatu pertanyaan tadi?"
Jun hanya diam, ia memikirkan apa yang harus ia jawab? Tidak mungkin untuk mengatakan yang sebenarnya.
'Benar, aku ingin mengulang kehidupan ku kembali. Aku pernah berharap hal ini terjadi dan mendapatkan orang tua kaya yang penuh dengan kasih sayang.'
"Nak, ada apa? Kenapa kau diam saja?" Tanya ibu ketua.
"Maaf bu, aku tidak tau siapa nama ku atau siapa yang memukuli ku?" Ujar Jun dengan polosnya.
"Bagaimana mungkin..." Ibu ketua dan ibu yang bernama Rena nampak terkejut.
"Tidak adakah satu pun yang dapat kau ingat nak?" Tanya kembali bu ketua. Jun diam seakan sedang berpikir dan menggelengkan kepala.
"Ya sudah kalau begitu, kau bisa tinggal disini sampai kau mengingat kembali tentang diri mu. Ibu akan membuat sarapan, kau bisa pergi mandi dan gunakan baju ini. Kamar mandi ada di sebelah kanan sana."
Author pov end
Jun pov
Usai aku mandi aku pergi keluar mengikuti bau aroma masakan yang tercium begitu lezatnya.
"Sini nak, sebelum makan kita bisa berkenalan dengan teman teman lainnya." Seru bu ketua yang sedang menyiapkan makanan ke meja makan bersama bu Rena.
Di hadapanku ada banyak anak anak, bahkan yang masih balita juga banyak.
Mereka memperkenalkan nama mereka satu persatu. Selesai menyebutkan nama mereka, kini mereka menanyakan siapa nama ku. Tapi aku hanya menatap ibu ketua."Oh benar, kau harus memiliki nama sementara sampai kau ingat siapa nama mu. Hmm bagaimana kalau..."
Belum selesai bu kepala berbicara, bu Rena memutuskan ucapannya dengan berkata.
"Shino? Bagaimana kalau dengan Shino?"
"Nama yang bagus, mulai sekarang nama mu Shino, bagaimana?"
Aku hanya menganggukkan kepala sebagai tanda aku setuju. Dan disini aku akan memulai kehidupan baru ku dan aku bisa bersikap manja seperti layaknya anak anak.
Seminggu berlalu, aku mulai mengakrabkan diri dengan anak anak disini. Tanpa ada nya beban, aku puas melakukan apa pun yang ku mau. Ini sungguh luar biasa.
"Anak anak, sini kumpul semua kita kedatangan tamu." Seru bu Rena.
Kami semua berlari menghampiri bu Rena dan anak anak itu tiba tiba saja tersenyum dengan sangat manis dan bersikap sangat baik.
"Ini keluarga Shibuya, mereka datang untuk melihat kalian. Ayo beri salam."
"Selamat siang ibu dan bapak Shibuya." Seru mereka tentu saja termasuk aku.
Usai menyapa kami kembali bermain, dan aku mengasingkan diri dari mereka semua. Aku bersandar pada pohon yang rimbun dan bermain game. Tak lama keluarga Shibuya datang menghampiri ku.
"Apa yang kau lakukan sendiri disini? Kau tidak bermain bersama teman teman mu nak?" Tanya ibu Shibuya.
"Tidak, aku sedang ingin bermain game. Game ini sangatlah seru." Jawabku dengan mata yang berbinar binar. Karna sejak kecil aku tidak pernah bermain psp, jadi ini sangat menyenangkan bagi ku.
"Siapa nama mu?" Tanya bapak Shibuya.
"Nama ku Shino om."
"Shino kalau boleh tau kenapa wajah dan tangan mu ada bekas luka?"
"A-aku tidak dapat mengingatnya."
"Tak apa kalau kau tidak dapat mengingatnya, apa itu masih terasa sakit?"
"Sudah tidak kok om." Ujar ku dengan tersenyum.
Ibu Shibuya mendekatkan diri padaku, ia membelai rambutku dengan lembutnya. Terasa sangat hangat.
"Shino, warna rambut mu sangat langka. Warna ungu tetapi terlihat indah, apa ini warna asli?"
"Aku rasa begitu."
"Nah Shino, tante dan om sedang mencari anak untuk kita angkat. Apa Shino mau ikut bersama kami?"
Aku menatap sepasang suami istri ini dari atas hingga ke bawah.
'Mereka nampak orang berada, apa aku ikut mereka saja dan memulai kehidupan baru ku? Dengan begitu keinginan ku untuk mengulang kembali dapat terpenuhi dengan lancar.'
"Tapi tante, om. Aku tidak dapat mengingat apa pun dengan kehidupan ku yang sebelumnya. Apa itu tidak masalah bagi kalian?"
"Tentu saja tidak masalah, kami sudah menyukai mu sejak melihat album foto bersama ibu ketua. Jadi apa kamu mau ikut kami dan menjadi anak kami?"
"Hemm.. Iya aku mau." Seru ku gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Life (Ended)
Teen FictionJun Wakanabe merasa jera dengan kehidupannya, ia sangat menginginkan kehidupannya dapat terulang kembali untuk menjadi anak kecil dan memiliki keluarga baru yang kaya dan penuh kasih sayang. Suatu saat datang seorang yang tidak begitu jelas terlihat...