ISAC pt.3

7K 614 34
                                    

Spesial request by @honey_there
Semoga kamu suka, sayang ♥
Makasih videonya

.

.

.

Semua member NCT atau setidaknya yang pernah bekerja sama dengan NCT, pasti tahu jika Haechan adalah member ter-clingy. Suka nempel sana-sini.

Sikap cuek yang dipoles dengan sedikit kepolosan, sukses memperdaya semua orang. Katakanlah Haechan memang terlahir dengan sejuta pesona. Dan keberuntungannya diberkati dengan otak yang cerdas plus sejuta kreativitas.

Haechan yang hiperaktif, jahil, dan manja. Jika salah satu saja dari sifat itu muncul, bisa dipastikan orang akan suka ataupun gemas dengan anak itu. Apalagi jika ketiganya muncul secara bersamaan. Overdosis.

Tapi uniknya, ketiga sifat itu tidak muncul bersamaan pada suatu waktu dan tidak ke sembarangan orang. Hanya pada orang-orang tertentu dimana Haechan benar-benar menjadi dirinya sendiri yang tanpa batas. Ia akan berekspresi sesuka hatinya.

Salah satu orang yang beruntung itu adalah Mark Lee. Sahabat yang sudah mengenal Haechan jauh sebelum mereka debut. Sahabat yang mengerti segala keresahan dan kesenduan bocah Jeju itu tanpa perlu diungkapkan.

Haechan sangat nyaman dengan Mark. Tak heran jika ia bisa (diperbolehkan), rasanya ia lebih memilih melengketi Mark sepanjang hari.

Haechan suka bersandar pada pundak Mark.

Haechan suka berbaring diatas paha Mark.

Haechan suka jemarinya bertautan dengan jemari Mark.

Bahkan Haechan suka dielus-elus oleh Mark.

Sayangnya tidak setiap saat Haechan bisa melakukan itu. Ada banyak aturan dan perintah yang harus ia turuti. Belum lagi pengawasan manajer dan para hyung.

Keadaanpun rasanya semakin tidak berpihak pada Haechan. Ia merasa sedikit terkekang dalam berekspresi pada Mark. Semakin dewasa, swmakin bertambah usia mereka, jaraknya dengan Mark pun semakin longgar.

Haechan merasakan perubahan yang sangat signifikan itu. Sangat terasa malah. Ia merasa hampa.

Pernah suatu waktu Haechan mempertanyakan hal itu pada Mark. Dan jawaban Mark justru membuat Haechan malu kepanasan, dan menghindari Mark.

Satu garis lagi terbentang.

Jika diingat-ingat, jawaban Mark saat itu seperti ini.

"Karena setiap dekat atau menyentuhmu, aku tidak pernah bisa berhenti, Chan. Rasanya ingin setiap saat selalu seperti itu."

Haechan merah padam.

Haechan mana pernah tahu jika ternyata Mark juga suka menyentuh dia seperti itu. Selama ini Mark hanya apatis, menerima segala perlakuan Haechan. Tidak protes. Tidakpun bilang iya.

Semenjak pernyataan Mark itu, pandangan Haechan terhadap Mark berubah. Total.

Jika dulu Haechan menganggap Mark adalah tempat sandaran yang nyaman seperti guling, seperti bantalan sofa, tapi sekarang berbeda.

Mark yang sekarang adalah imajinasi terliar seorang Lee Haechan.

Haechan mendambakannya. Menginginkannya. Merindukannya. Sentuhan Mark, belaian Mark, dan pelukan Mark.

Betul seperti yang banyak dikatakan orang-orang. Semakin bertambah usia, gairah akan pasangan dan dorongan untuk memiliki seseorang juga akan semakin besar.

Keadaan itu pula yang terjadi pada Mark dan Haechan. Mereka yang sedari kecil sudah terbiasa bersama, menjadi saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Hingga pada akhirnya, keduanya saling meng-klaim. Milik satu sama lain.

ISAC Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang