"Punya—kamu."Sungguh, suara Ali benar-benar sangat pelan saat mengucapkan kedua kata tersebut. Tapi karena Prilly memang tepat berada di depannya, ia pasti mendengar jelas apa yang keluar dari mulutnya.
"Apa? Aku? Maksudnya?"
Prilly mendongakan kepalanya, yang tadinya melihat tangan Ali begitu mahir memijat kedua tangannya kini beralih menatap lekat pada dua manik mata cowok itu.
"Ka-kamu halus."
"HAH!?!? MAKSUD LO APA?"
Reflek kedua tangan cewek itu tertarik begitu saja hingga menyababkan Ali sedikit terkejut dan terjengkang kebelakang.
"Eh eh maksudnya tanganmu halus, aku jadi ingin—oh aku pengen tau kamu pakai—pake lotion apa buat di tangan?"
Ali salah tingkah hingga terbata-bata. Tau bahwa Prilly sedikit salah paham dengan ucapannya barusan. Namun gadis itu malah menampilkan ekspresi bersemangat ketika Ali menanyakan lotion apa yang ia pakai.
"Ohh kamu pengen tau? Aku pakai alami ajasih. Buat kulitku ya kayak madu sama susu. Kamu kalo mau tau apa yang aku pake gapapa nanti kita buat bareng. Aku gak rahasian rahasian kok."
What The—
Apa yang barusan cewek itu katakan kepada Ali?
Bahkan satu kalimat itu tidak tertangkap sedikitpun di indra pendengaran Ali. Cowok itu terlalu terkejut karena menerima respon dari Prilly yang tidak terduga.
Cewek itu beneran berbeda.
"Ali betewe, kamu tu kenapa memutuskan buat ikut student exchange? Emang di Dublin gak enak?"
Ali menggeleng. Lalu menegakkan posisi duduknya.
"Enggak, aku mau mengenal negara kelahiranku lebih banyak lagi."
"Alasan yang keren. Selain itu?"
"Aku punya rencana buat tinggal disini. Membawa semua keluargaku di Dublin untuk tinggal disini bersama istri dan anakku nanti."
Prilly membulatkan matanya mendengar jawaban dari Ali. Disisi lain cewek itu respect dengan alasan Ali yang terdengar begitu manis, tapi disisi lain telinganya sudah berdengung tidak tahan mendengar cowok itu berbicara dengan bahasa yang terlalu baku.
Terdengar begitu cringe menurutnya.
"Ih geli aku dengernya."
"Kenapa?"
"Makanya jangan ngomong baku baku banget ih!"
"Yaelah, iya iya maaf."
"EH TAU DARI MANA KATA YAELAH?"
"Jangan nge gas gitu dong kamu."
"Ini lagi apaan NGE GAS?"
"Hahaha aku belajar dari youtube lah. Sejak di Indonesia beranda ku isinya youtubers Indo terus."
Prilly pun diam hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ali. Lalu selanjutnya suasana berubah hening, Prilly tidak melanjutkan berbicara melainkan menikmati pijatan kecil di jari-jarinya. Sedangkan Ali masih berperang dengan pikirannya sendiri, mencari topik pembahasan apa yang ingin ia bicarakan dengan cewek manis di depannya ini.
Tidak ingin berhenti mengobrol karena Ali sudah terlalu nyaman walaupun dalam kurun waktu dekat. Tetapi juga tidak tahu hal apa yang bisa ia jadikan bahan pembicaraannya kali ini.
Hingga manik mata Ali yang sedari tadi fokus dengan jari-jari langsing milik Prilly mengerjap. Baru ingat ia belum menanyakan penyebab jari yang sedang ia pijat ini menjadi kaku.
"Ehm prill, kamu belum menceritakan—eh maksudku kamu belum cerita tentang kenapa jarimu jadi seperti ini."
Prilly mendengus setelah satu kalimat itu berhasil keluar dair mulut Ali.
"Susah ya ngebiasain ngomong gak baku. Tapi kamu harus berusaha aku gak mau tau hahaha."
"Iya-iya aku usaha terus kok. Belum terbiasa aja."
"Bagus! Oh iya, ini jariku gini gara-gara kamu lah!"
Prilly nge gas, sambil memasang wajah kesal yang sialnya dimata Ali terlihat begitu imut dan menggemaskan.
"Gara-gara waktu itu kita keliling kampus bareng, banyak mahasiswa—mayoritasnya mahasiswi sih, nanyain ke aku kamu siapa. Sebel aku ih! pada kepo semua sama kamu yang mendadak jadi cokiber fakultas."
"Hah? Cokiber itu apa?"
"Cowok kita bersama. Jadi mereka pada naksir sama kamu."
"Oh, terus kenapa kamu kesel?"
"Ya soalnya aku jadi harus balesin DM mereka satu-satu! Capek tau!"
"Yaudah kan bisa engga usah dibales. Atau kamu bikin snap instagram buat memperjelas semuanya."
"Ewh kamu siapa gampang banget masuk instagram aku."
Ucap Prilly sambil memutar bola matanya malas.
"Aku? Cokase."
"Apaan tuh?".
"Cowok kamu seorang."
Sekali lagi dengan suara yang teramat pelan hingga tidak sampai menyentuh daun telinga gadis itu.
[To be continued.]
gak tau ya, aku sayang banget sama kalian:)
KAMU SEDANG MEMBACA
20 Something
Short StoryComplete. "Prilly, hari ini murid student exchage papa bakal dateng kerumah dan akan tinggal sama kita untuk beberapa waktu kedepan. Papa harap kamu tidak keberatan." Rizal tersenyum ketika putri semata wayangnya itu mengangguk. Lalu memberikan seny...