Siapa kamu?

13 3 0
                                    


Jakarta 11 Januari 2016


Di sebuah hotel Mega bintang lima di pusat kota Jakarta, terlihat para karyawan hotel “Godser”sedang hilir mudik menyiapkan sebuah acara penting malam ini. Tampak para karyawan begitu serius dengan segala persiapannya. “Gas, bagaimana dekorasi tata ruang dan persiapan penyambutan tamu undangan apa sudah siap semua?” Tanya seorang manajer kepada salah satu pelayan hotel. “Semuanya sudah siap pak, tadi saya sudah cek segala persiapan sudah hampir 90% untuk penyambutan malam ini”.

Tampak di ruang yang lain, seorang laki-laki sedang berdiri di samping jendela mengamati lalu lintas dan sesekali mengalihkan pandangan ke belakang meja kerjanya. Disana terdapat laptop yang terhubung CCTV di salah satu sudut ruangan hotel. Sambil mendengus nafasnya dia mengambil kunci dan Handphone yang sejak tadi di pegang dan menuju ke pintu sambil membanting begitu keras.

Dia berjalan dengan muka yang tampak memerah tapi masih terlihat tenang. Sebelum membuka pintu kamar yang dituju, dia menghubungi seseorang. “Kamu ingin berita untuk headline berita kabar besok bukan? Kemarilah temui aku di kamar 402”. Dengan menghembuskan nafasnya dia mengetuk pintu. Tampak seorang laki-laki paruh baya keluar dari balik pintu, dengan secepat itu pula datang para wartawan yang sudah berdiri di depan kamar dengan kamera dan lampu yang mengambil foto kejadian di dalam kamar tersebut. “ Selamat malam Pa” ucap laki-laki tersebut. Dan langsung meninggalkan kamar tersebut tanpa menoleh lagi.

“Batalkan acara pada hari ini dan usahakan tua Bangka disana malu menampakkan wajahnya kembali” ucapnya.
“Iya tuan laksanakan” begitu telepon tersebut terputus dia melangkahkan kaki keluar menuju lobby hotel menggunakan lift.

------
Jakarta 2018

“Sialan Ronald, dia kira siapa bisa seenaknya merubah jadwal pemotretan secara tiba-tiba”. Dering telepon menghentikan gerutunya.
“Iyaa aku tahu sekarang aku sudah di hotel lobby Golser, ya apalah itu Godser, Golser, Dolser aku sudah disini. Dimana Jacko? Dia menjemput ku bukan?
“Apa? Kau bercanda? Aku sendiri disini?” terlihat wanita tersebut kaget dengan jawaban lawan bialcara di seberang  sana.
“Lo niat gak sih dengan profesional kerja sama ini? Lo main-main sama gue? Okeh aku cancel semua, kirim kerugian kontrak kita. Gue gak minat dengan ketololan elo”.  Bentak wanita terbebut dan mematikan telepon.

Sambil memijat pangkal hidung dan menghembuskan napas berkali-kali wanita tersebut meletakkan Handphone kedalam tas sambil menghembuskan napas berkali-kali. “Sabar Erica, jangan muda marah-marah ingat di dalam kamar hotel sudah ada bath tub air hangat kita relaksasi sejenak, No marah-marah No jadi tua”.

Dering telepon kembali terdengar namun bukan dari handphone Erica. Sekita Erica mengalihkan pandangan ke samping kiri tampak seorang laki-laki memakai jas abu-abu celana berwarna senada sepatu fantovel warna senada pula. Laki-laki tersebut sangat tampan, mempunyai bibir tebal, alis yang hitam pekat, sedikit berewok di bagian dagunya. Dan sekita itu pula Erica sadar dia tidak sendiri di dalam lift ini. “what the f*ck gue ngomong ngaco dan bentak-bentak tadi di samping gue ada laki-laki mapan kayak gini? Nilai gue berapa coy?”. Gerutunya dalam hati.

Berpura-pura dalam ketololannya, Erica tampak memasang wajah cengo “Cuma sekali ketemu besok gak ketemu lagi, elo gak kenal gue kan? Please tetap kayak gitu handsome”.

Sambil meletakkan tata kacamatanya, Erica ingin secepat mungkin keluar dari ruang sesak tersebut. Namun langkah kaki yang semula ia jarak jauh seperti lari maraton, tiba-tiba suara laki-laki terdengar dibalik pintu lift yang belum akan tertutup kembali.
“Halo Erica selamat malam” sapa laki-laki tersebut.
Erica mencoba menoleh kebelakang, namun pintu lift telah tertutup kembali.
“Erica? Apa dia mengenalku? Mungkin dia salah satu fans fanatikku. Tapi kenapa suaranya tampak familier?”
“kenapa jadi memikirkannya lagi”?
Sedikit membenarkan tata letak kacamata dan dress nya, Erica menuju resepsionis dan menuju kamar yang tujuannya.

                         Cerita pertama semoga

suka yaa...


Kritik dan saran

Xoxo

Love you more

Still Miss you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang