[5] Jendela Kesabaran

2.3K 42 0
                                    


Kesabaran itu ibarat sebuah jendela, semakin kita membuka lebar maka semakin lapang pula cahaya dan angin yang masuk. Sama halnya dengan kesabaran seseorang, semakin ia sering bersabar maka semakin lapang pula hatinya.

Nasihat inilah yang selalu di ingat Rian dikala ia mengingat kakeknya yang sudah tiada dua tahun silam. Ia mulai mengerti dengan maksud dari kakeknya itu. Kini Rian bertekad pada dirinya sendiri dalam kondisi apapun ia harus selalu menanamkan nilai-nilai kesabaran seperti yang kakeknya nasihatkan.

Pekan depan Rian akan mengikuti ujian akhir nasional di sekolahnya, dengan giat Rian belajar dan memanfaatkan waktunya agar dipakai hal yang bermanfaat. Saat itu Rian dipanggil oleh wali kelasnya untuk ke kantor. Dengan semangat Rian berjalan tanpa mengetahui apa yang terjadi.

" Assalamualaikum ada apa memanggil saya bu " (Rian)

" Waalaikumsalam, begini Rian sudah tiga minggu ini kamu menunggak biaya sekolah, sedangkan minggu depan sudah ujian. Kamu harus segera melunasinya Rian, kalau tidak kamu tidak bisa mengikuti ujian (Wali kelas)

" hmm, baiklah bu. Sampai saat ini saya belum punya uang yang cukup untuk melunasi semuanya. Tapi nanti akan saya usahakan. (Rian)

" Yasudah Rian ibu kasih kesempatan lusa agar kamu bisa melunasinya. Sekang kembalilah ke kelas. (wali kelas)

" Baik bu, Terima kasih" (Rian)

Dengan perkataan wali kelasnya tadi, Rian pun berpikir bagaimana ia bisa melunasinya. Sedangkan ayahnya sedang sakit dan ibunya yang pergi entah kemana. Rian merupakan anak yang berprestasi dan rajin, namun biayalah yang menjadi hambatan utamanya.

Suatu ketika mengajari anak-anak sekolah dasar yang belum bisa mengaji, dengan sabar Rian selalu mengajari mereka agar bisa. Melihat hasil dari beberapa bulan kemarin memang ada sebagian anak yang sudah bisa mengaji.

Para orangtua anak itupun mengucapkan terimakasih kepada Rian telah bersedia mengajari mereka sampai bisa. Rian pun mengajari mereka dengan ikhlas tanpa adanya mengharapkan bayaran.

Namun para orangtua anak-anak itupun berinisiatif memberi bayaran yang memang tak banyak jumlahnya. Rian pun ragu menerima pemberian itu karena ia ikhlas mengajari mereka. Tetapi para orangtua tetap memaksa agar menerimanya. Dengan paksaan itupun Rian menerima. Memang tak banyak jumlahnya setidaknya ia bisa melunasi tunggakan di sekolahnya agar bisa mengikuti ujian.

Akhirnya Rian bisa menerapkan nasihat dari almarhum kakeknya, bahwa kesabaran itu ibarat sebuah jendela semakin kita berlapang dada, kitapun pasti akan terbiasa menerima banyak ujian yang menerpa. Dengan itu kita akan selalu terus bersabar dan akan menemukan jalan keluarnya, karena Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, maka bersabarlah.

Kisah InspiratifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang