-01

285 28 2
                                    

Seoul,

Aku melangkahkan kakiku didepan Cowon Building yang hari ini adalah tepat 3 tahun aku menjadi pegawai tetap disini. Tepat didepan pintu masuk kantor, senyuman Hyuna menyambutku dengan sumringah.

"Eonni!" panggilnya sambil menunjukan cengiran kuda andalannya.

Aku tersenyum hangat dan mendekatinya. "Kau perlu apalagi hari ini hah?" ujarku sambil berjalan menuju lift disebelahnya.

"Aish! Padahal kan aku ingin memberi Eonni selamat untuk pernikahan yang hanya diam diam dilaksanakan" ujarnya sambil cemberut.

"Maafkan aku Hyuna, memang aku tidak ingin banyak orang yang tau kalau aku telah menyandang status sebagai istri, hehehe" cengirku, sedikit berbohong dengan adik tingkatku dikampus yang sudah kuanggap adik sendiri ini.

"Dan aku ini kau anggap apa huh? Bahkan aku harus tau lewat postingan Wooseok Oppa semalam" ia masih menatapku dengan wajah cemberut.

Ah sial, Oppa-ku yang satu ini memang punya tingkat narsis yang tinggi dibandingkan adiknya sendiri. Terbukti dengan followers Instagramnya yang lebih dari 10 ribu pengikut itu. Aku heran sendiri, itu benar benar manusia yang mengikutinya?

Aku membalas sambil masuk pintu lift yang baru saja terbuka. "Seharusnya kau jadikan ajang modus dengan Oppa-ku semalam, tanya saja 'Ini benar He Ra Eonni yang menikah Oppa?' begitu!"

"Kenapa kau baru bilang! Harusnya aku memang membalasnya begitu semalam" ujarnya penuh penyesalan.

"Memang dasar kau saja yang bodoh!" aku terseyum mengejek.

Kebetulan aku dan Hyena satu divisi, dan meja kerja kita berhadap hadapan. Itu sangat memudahkan kita berdua untuk menggosip dikantor sewaktu waktu!

"Eonni, kau sudah tau bahwa pak Lee akan digantikan oleh anaknya?" tanya Hyena setengah berbisik.

Aku mengernyitkan dahi. "Mana aku tau, aku kan baru masuk hari ini"

"Oh benar juga, lagian ini baru hari ketiga pernikahanmu, kenapa kau masuk sih?"

"Ya untuk berbagi gosip denganmu lah!"

Hyena menepuk jidatnya. "Picoso? Hari ini kabarnya ia akan resmi digantikan oleh anak bungsunya. Dan kabarnya ia sangat tampan, Yujin dari devisi pemasaran pernah menjadi teman sekampusnya!"

"Teman satu kampus?"

"Iya benarr"

"Satu Kelas?"

"Euum-- ya tidak sih"

"Kalau begitu, satu jurusan?"

"Kurasa juga tidak deh"

"Satu Fakultas kalau begitu"

"Ya tidak! Yujin hanya pernah melihatnya beberapa kali di kantin, dan katanya tampan"

Aku berdecih. "Cih, tampan belum tentu hatinya baik. Walaupun yang baik belum tentu juga tampan"

"Ya pokoknya nanti kita lihat saja, sehabis istirahat siang dia akan diperkenalkan didepan kita semua" ujar Hyuna meyakinkan.

----

'Kepada seluruh staf pegawai Cowon Building diharapkan berkumpul di Aula lantai 10 sekarang juga'

'sekali lagi, kepada seluruh--'

Hyuna memotong pembicaraan Manager pemasaran yang disiarkan lewat microfon-- Choi Byungchan dengan sewot. "Iya iya aku dengar! Berisik sekali lelaki itu. Aku sangat kesal bila mendengar suaranya itu di kantin"

Aku menggoda Hyuna. "Eiiy, tapi bukankah ia tampan seperti pria idamanmu?"

"Ya walaupun! Tetap saja, sejak kejadian sandal santai ku di curi olehnya dan dia tidak juga mengaku aku sangat kesal melihatnya" balasnya tersungut sungut.

"Sudahlah ayo kita ke Aula, pasti lift sedang penuh penuhnya 5 menit lagi."

Aku dan Hyuna menempati barisan nomor urut 2 dari depan. Hyuna pecinta lelaki tampan itu mana mau duduk dibelakang. Dengan alasan anak CEO Lee yang sangat tampan dan sayang sekali jika di lewatkan begitu saja.

"Kenapa kau biasa saja sih, tidak merasa deg-deg an menanti CEO baru kita?" tanya Hyuna.

"Kau ini memang lebay sekali, seleraku kan berbeda denganmu, manatau menurutku dia jelek!" jawabku.

"Hyuna-ya! Kau sudah sampai sini saja hah" Yujin memekik dari arah belakang kiri ku.

"Hey, kalau kau bohong, dia tak setampan itu awas saja ya"

"Kali ini aku berani jamin! Wajahnya bukan tipe wajah oriental khas korea, seperti blasteran. Aku tidak bohong. Dan kau tau, aku pernah tidak sengaja beli Kimbab bersebelahan dengannya, dan suaranya terdengar sangat manly. Omonaaa" teriak Yujin heboh.

Aku berdecak melihat kelakuan mereka berdua. Lebay sekali para wanita ini, aku yang malas mendengarkan memilih untuk membuka ponselku untuk sekedar membaca berita berita di situs na*er.

"Ne, Annyeonghaseo. Lee Hangyul Imnida" ujar seseorang diatas sana. Akibat fokusku teralih pada gosip di handphone, sejak tadi memang aku tidak melihat siapa yang ada diatas sana.

Namun, ini sedikit aneh. Kenapa suaranya sangat tidak familiar di telingaku?

Lee Hangyul?

Bukankah, bukankah dia suamiku?!

Sebelum Hyuna menyadarkanku dari lamunan terkejut ini, aku menatap seorang lelaki diatas sana.

"Omona, Eonni. Dia menatap kitaa, aku harus apa ini. Yujin-ah! Dia menatap kearah sini!" Aku bertatap mata dengan lelaki ber-rahang tegas diatas sana. Kenapa dia melihatku dengan tatapan seperti itu?

"Mulai sekarang aku akan menggantikan Appa-ku sebagai pimpinan disini" ujarnya tegas didepan sana lalu turun dari podium. Dan anehnya ia masih menatapku dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

Aku masih terbengong. Bodohnya aku, 3 tahun kerja disini belum pernah sama sekali melihat wajah Pak Lee, yang sekarang mungkin harus kupanggil Abeonim. Jabatanku terlalu rendah disini untuk bisa melihat Pak Lee sebagai CEO.

'Kau tidak mau memberi ucapan selamat untuk suamimu?'

Pesan dari Lee Hangyul muncul di bar notifikasi-ku. Dan kulihat ia sudah tidak ada lagi di ruangan ini. Mengapa aku harus bertemunya dirumah maupun di kantor sih? Perkataan sarkasnya cukup menggangguku. Ya tuhan.

Maaf masih flat banget gais:(

To
Be
Continue

Possesive Devil // Lee Hangyul // PDX101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang