Karena pada kenyataannya ujian yang Allah berikan kepadamu tidak pernah membuatku kecewa melainkan sebagai pertanda bahwa Ia begitu mencintaimu.
•
•
•
•
•
"Tidak terasa sudah kelas dua saja" kata-kata itulah yang sering orang lain katakan kepadaku. Yah, mudah saja mengatakan hal itu, hanya saja mereka mungkin tidak tahu apa yang aku rasakan selama setahun berjalan. Bukan hal mudah bagiku melalui semua bahkan aku masih ingat hari pertamaku di pesantren, bagaimana caraku menangis, merasa ingin sendiri, dan ingin kembali ke rumah tempatku tinggal. Oh ya satu lagi, rasanya sekarang orang-orang lebih menghormatiku. Entahlah sebaik apa aku dimata mereka. Dan disini aku ingin katakan bahwa "tidak semua yang sekolah di pesantren itu baik" karena kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kami adalah, "yang berada di pesantren itu sedang berusaha menjadi lebih baik" .
Hari ini masa liburanku akan berakhir, aku akan menjalani hari-hariku kembali di pesantren. Kembali mengantre, tidur dengan banyak orang, dan yang paling menyebalkan aku akan kembali berhadapan dengan jutaan peraturan.
Tapi ada satu hal yang sedikit berbeda di tahun ini selain kelas baru, ku dengar-dengar ada desas-desus ustadz muda yang akan tinggal di lingkungan santriwati, dan dia tak lain adalah keponakan dari Abah. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana jika tanpa sengaja aku bertemu dengan beliau, hahaha astagfirullah fikiranku mulai dinodai setan."Hayooo, Aisya lagi mikirin apa" Balqis datang mengejutkan dan membuyarkan lamunanku
"Assalamualaikum dulu qis" jawabku setelah reda dari keterkejutanku
"Iya, Assalamualaikum. Habisnya kamu aku liat senyum-seyum sendiri, kenapa coba? Kamu..." Balqis menggantung ucapannya
"Aku kenapa?" Tanyaku heran
"Kamu mikirin ustadz itu yaa?" Dan yah tebakan Balqis tepat sekali
"Tau aja qis, hahaha" jawabku sambil terkekeh
"Ih kok kamu jawabnya gitu sih" ujar Balqis dengan nada kesal
"Kan tebakan kamu benar qis, terus aku mesti jawab apa?"
"Harusnya kamu itu jawabnya 'ga kok qis, siapa juga yang mikirin dia' gitu biar jual mahal dikit"
"Kalo aku jawab gitu, berarti aku bohong dong"
"Dasar polos, tau ah susah emang ngomong sama kamu" kemudian Balqis berjalan meninggalkanku.
Aku kembali merapikan lemariku. Setelah selesai aku dan yang lain bersiap-siap untuk berangkat ke mushalla
"Udah wudhu belum wa? Mau berangkat bareng ga?" Tanyaku kepada nazwa
"Belum sya. Boleh, tunggu sebentar ya" jawabnya
"Iya, aku cari Balqis dulu ya"
"Okee"
Aku tidak melihat Balqis sejak pembicaraan terakhir kami tadi, ah mungkin dia sedang di balkon. Kemudian aku mencarinya di balkon dan benar saja dia sedang duduk bersama yang lain.
"Qis, mau berangkat bareng ga?" Tanyaku
"Yaudah ayo" jawabnya
Setelah aku, Balqis dan Nazwa siap, kami langsung saja berangkat ke mushalla. Hari pertama, ternyata tahun ini santriwatinya benar-benar bertambah banyak. Terlihat jelas dari mushalla yang biasanya masih tersisa tempat dibagian belakang tetapi kali ini mushalla ini benar-benar penuh. Alhamdulillah, baguslah jika semakin tahun semakin banyak yang memutuskan untuk sekolah di pesantren. Semoga niat kami semua selalu lillahitaala dan jika suatu saat nanti niat kami mulai bengkok semoga Allah berkenan untuk selalu membantu kami meluruskan niat itu, aminnn.
Aku selalu berharap kami para perempuan yang tengah menempuh pendidikan di pesantren ini dapat menjadi secerdas Sayyidah Aisyah, sesabar Sayyidah Khadijah, dan semulia Sayyidah Fatimah. Meski tidak sepenuhnya setidaknya dengan izin Allah kami dapat menerapkan setengah dari akhlak beliau-beliau tersebut. Terutama aku Nur Aisya Khairinnisa gadis yang dulu begitu hina, dan dengan izin Allah kini aku berada di titik ini. Titik dimana orang lain lebih menghargaiku meski mungkin tittle hina itu masih melekat pada diriku. Tapi dengan tekad yang kuat, dengan berbekal sabar dan istiqomah aku yakin suatu saat nanti aku akan menjadi salah satu dari sebaik-baik perhiasan dunia, yakni wanita shalihah. Dan aku adalah satu dari jutaan perempuan yang insyaAllah akan terus mengejar cinta-Nya meski harus meninggalkan dia. Kini aku kembali merasakan kasih sayang itu. Walau bagaimanapun dulu aku pernah menjauhi-Nya dan kinu aku dapat rasakan bagaimana Ia tetap bersedia mendekapku meski aku kembali kepada-Nya setelah luka yang kudapat dan setelah aku jatuh karena berlebihan dalam mengejar cinta yang belum tentu menjadi milik ku.Tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/145494582-288-k34924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Menjadi Sholehah
SpiritualHijrah itu bukan hanya sekedar kata melainkan hal yang harus dibuktikan dengan perbuatan. Bukan hanya merubah penampilan namun juga merubah akhlak, jadilah perempuan yang baik maka yakinlah Allah akan kirimkan banyak orang baik disekitarmu. ㅡNur Ais...