satu

1.9K 176 21
                                    

Soji menutup pintu lokernya cukup keras hingga membuat Jiyeon cukup terkejut dibuatnya. Apa sahabatnya sedang gila, kenapa harus memukul loker yang bahkan hanya berdiri diam tidak melakukan apa apa.

"apa kau benar baik baik saja ? "
Mereka sudah menjadi mahasiswa kurang lebih setengah tahun. Dan Soji bahkan sudah mendapatkan kekasih baru setelah beberapa minggu putus dari mantan kekasihnya.
"aku benar benar akan membuat perhitungan dengannya" ancam Soji

Jiyeon menelan ludah nya dengan susah payah. Ia melihat Soji yang meremas buku catatan nya hingga kuku ditangannya memutih. Semua karena Wohyun, pria itu melupakan janji makan siang dengan Soji. Senyum Jiyeon tiba tiba tersunging kala nama seseorang tertera di layar ponselnya. Dan tanpa pamit, ia segera berlari meninggalkan Soji hingga wanita tersebut harus berteriak memanggil nama Jiyeon. Jiyeon tidak peduli, ia hanya melambaikan tangannya sembari menerima panggilan telfonnya.

"kau ada dimana ? " Tanya Jiyeon
Ia berlari menuruni anak tangga. Satu tangannya memegang buku, sedangkan satu tangannya lagi sedang berbicara dengan seseorang lewat telfon.
"tunggu sebentar lagi "
Jiyeon mengakhiri panggilan tersebut, ia semakin mempercepat lari nya hingga sesekali harus meminta maaf ketika menyenggol orang lain di jalan. Hingga kemudian spontan senyum yang dimilikinya semakin merekah, dengan cepat ia menuruni tangga dan ketika sudah berada di tangga paling akhir seseorang menangkap tubuhnya karena Jiyeon hampir saja terjungkal.

"kenapa kau begitu ceroboh ?" Tanyanya
Sebuah suara menginstrupsi lamunan Jiyeon, serta sebuah tangan melingkar di perut hingga pinggang.
"aku terlalu senang mendengar suara mu" jawab nya. Dan Jiyeon malah memeluknya dengan erat. Berkata bahwa merindukan kekasihnya.
"kau sudah makan ?" tanya Minggyu. Jiyeon menggelengkan kepala, sengaja melewatkan makan siang agar bisa makan bersama dengan kekasihnya.
"baiklah" kata pria tersebut sembari manutkan jarinya. Mengenggam tangan Jiyeon mengajaknya pergi bersama.

Beberapa wanita melihat ke arah mereka, mengagumi serta memandang penuh iri. Pria itu memang benar benar menyita perhatian. Hanya berdiri saja membuat orang terpesona. Tidak ada yang tidak kenal Minggyu, mahasiswa kedokteran yang pintar, tampan dan lahir dari keluarga terpandang. Tentu mereka juga merasa iri dengan posisi Jiyeon yang menjabat menjadi kekasihnya. Bukan berarti para wanita menyerah untuk mendapatkan Minggyu untuk berpaling dari kekasihnya.


"apa kau tidak sibuk ? " Tanya Jiyeon
"aku memiliki waktu senggang, jadi aku menemuimu" jawab Minggyu
Keduanya berada di universitas sama namun yang membedakan ialah fakultas. Menjalin hubungan selama beberapa tahun dengan perbedaan terpaut satu tahun usia Jiyeon yang lebih muda dari kekasihnya. Jiyeon yang pantang menyerah, bahkan tidak peduli saat Minggyu menolaknya. Namun pada akhirnya, pria itu luluh juga setelah bertahun tahun ia mengejarnya.
"jadi, apa kita bisa pulang bersama nanti ?" Tanya Jiyeon.

Ia berharap cemas. Sudah berbulan bulan dia tidak bertemu pria tersebut karena kesibukan di rumah sakit tempat Minggyu magang. Namun sepertinya, apa yang diharapkan Jiyeon tidak berjalan seperti keinginannya.
"aku tidak bisa mengantar mu pulang .. "
"apa kau akan kembali ke rumah sakit? " Tanya Jiyeon
Pria itu yang mulanya merunduk sibuk dengan ponselnya seketika menatap ke arah Jiyeon seakan sudah memberi jawaban iya.
"baiklah, tidak masalah" jawab Jiyeon dengan senyum di terakhir kalimatnya.

"Soji sedang bertengkar dengan kekasihnya" kata Jiyeon
" hem.. " gumam Minggyu
" kekasihnya melupakan janjinya, sudah beberapa kali dan sepertinya Soji sudah kehabisan kesabaran "
Jiyeon slalu bercerita mengenai Soji dan Woyoung pada Minggyu lewat telfon. Dan Minggyu hanya mengenal nama Woyoung karena belum sempat bertemu dengan pria itu secara langsung.
"hem .. " jawab Minggyu lagi
"aku hanya iri pada mereka.. " kata Jiyeon
"mungkin menyenangkan jika beberapa kali bertengkar seperti mereka, tapi hubungan kita slalu baik baik saja "

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang