tigabelas

622 123 36
                                    

Berita mengenai Irene masih saja bergulir, pihak agency yang menaungi sudah mengkonfirmasi bahwa kecelakaan itu terjadi secara sengaja. Saat itu Irene dalam keadaan tidak enak badan, mereka meminta maaf atas kesalahan yang dibuat oleh model mereka. Dan beberapa jam setelah itu maka Irene menulis surat tulisan tangan yang diunggah di media sosial. Berkata ia mengambil libur selama waktu tidak terbatas untuk beristirahat sekaligus untuk merenungkan diri atas kesalahannya.
"kau menunggu Minggyu ?" tanya Baekhyun.

Ia memang datang untuk menjenguk Jiyeon, baru bisa melakukan setelah tiga hari wanita itu dirawat karena ia cukup sibuk.
"dia ada operasi seingat ku"
Jiyeon merespon dengan anggukan. Ia merasa penasaran suatu hal, apa Minggyu seperti itu sejak dulu.
"sibuk maksud mu ?"
"ya"
"dia sudah menguranginya karena kau sakit. Jadi tidak perlu cemas" jawabnya.
Dugaan Jiyeon memang benar, pantas saja pria itu jatuh sakit selama beberapa hari.
"dia suka melakukannya, jadi jangan mencoba untuk menghentikan kesukaannya itu" kata Baekhyun seakan dapat membaca pikiran Jiyeon.

Ponselnya berdering di saku snelli nya. Ia segera menerima panggilan, hanya berbicara secara singkat sebelum diakhiri.
"boleh bertanya sesuatu Jiyeon ?"
"silahkan dr Baek"
"bagaimana dengan perasaan mu pada dr Jang"
Pertanyaan itu bahkan membuat Jiyeon tidak terkejut. Bukan kah berarti jika dr Baek tahu sesuatu.
"kami memutuskan untuk berteman. Meskipun aku berusaha untuk tidak menyakitinya tapi aku rasa ucapan tidak semudah tindakan"
Baekhyun menganggukkan kepala paham, memang demikian adanya.

"selamat siang"
Keduanya disadarkan oleh kehadiran salah satu perawat. Baekhyun membalas sapaan itu.
"aku ada janji makan siang dengan Jaehyun, jadi aku harus pergi sekarang" pamitnya melambaikan tangan, dan Jiyeon berucap terimaksih karena sudah ditemani.

Pintu kamar mandi terbuka dan sosok Minggyu keluar dari dalam. Rambutnya basah, ia berjalan sembari mengancingkan kemeja yang dikenakan.
"baru bangun ?"
Satu jam lalu Minggyu ke kamar rawat Jiyeon dan melihat wanita itu tidur. Maka ia putuskan untuk mandi selama beberapa menit.
"apa makanan mu habis ?" tanyanya. Berjalan mendekati wanita itu dan menyetel ulang ranjang yang Jiyeon tiduri. Ia menurunkan pagar ranjang tersebut mengambil duduk di ujung nya. Posisi Jiyeon kini setengah duduk.
"kau sudah lama disini ?"
"25 menit aku rasa. Bagaimana dengan pertanyaan ku tadi ?"

"aku menghabiskan nya" jawab Jiyeon di akhiri senyumnya.
"pintar" kata singkat itu bahkan diakhiri dengan kecupan bibir secara tiba tiba.
"bisa aku mendapat lebih ?" tanyanya.
Minggyu tertawa ringan, ia pun kembali mendekati Jiyeon dan meraup bibir wanita itu. Meletakkan sebelah tangan menyilang di tubuh Jiyeon sebagai tahanan agar tidak menindihinya. Sedangkan wanita itu berusaha menahan tubuhnya agar tidak tertidur karena pria itu terus mendorongnya dengan ciuman. Suara decapan terdengar, mereka benar benar tidak peduli dimama posisi mereka sekarang. Bahkan pintu itu kembali tertutup segera.

"kau sudah memeriksa-"
"aku baru saja keluar. Dan itu apa - aku sudah memeriksa keadaan pasiennya, dr Kim juga ada didalam"
Perawat itu berbicara terbata bata, namun teman sejawatnya bahkan berencana untuk masuk sekedar menyapa sang dokter.
"tidak perlu, ayo pergi" ajaknya dengan paksa. Padahal ia hanya tidak ingin temannya melihat apa yang juga ia lihat.

Setelah Jiyeon pulang dari rumah sakit ia harus tinggal bersama dengan Minggyu tanpa penolakan. Bagaimanapun juga ia membutuhkan pria tersebut jika membutuhkan bantuan. Tiga hari lagi ia harus kembali ke rumah sakit untuk kontrol dan mengetahui perkembangan kakinya.
"kau harus tidur" kata Minggyu merampas ponsel Jiyeon. Sudah sejak tadi Jiyeon berkirim pesan entah dengan siapa, namun beberapa kali wanita itu tertawa. Mungkin ada yang lucu dengan isi percakapan tersebut.
"kau yakin kita tidur di ranjang yang sama ?" tanya Jiyeon.
"apa kau ingin aku tidur di sofa. Jangan konyol Jiyeon, sofa itu tidak akan menampung tubuhku" jawabnya sembari membuat tubuhnya senyaman mungkin.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang