Part 2

29 2 0
                                    

  

     Kembali ke rumah yang membosankan.
Sekarang aku tidak sendirian karena Hrvy ingin menemaniku di sini, kedua orang tua ku barusaja terbang ke Amerika krn urusan mendadak dan Kak Ian belum juga pulang dari kantornya.

"Lia" panggil Hrvy, aku tak berbalik

"Grace?" lagi lagi aku tak berbalik

"Krystal" bru aku menoleh saat panggilan ketiganya

"Paan?"

"Lapar gak?"

"Gak"

"Huft" Hrvy mengembuskan nafasnya

"Aduhh" keluh Hrvy sambil memegangi perut ratanya itu

"Kenapa?" tanyaku sebenarnya aku sudah biasa dengan kode seperti itu tpi, aku pura pura saja tak perduli

"Gak papa, hanya saja perutku teruss berbunyi" jawabnya dgn muka lesunya

Aku hanya bilang"oh" sambil mengangguk

"Yaelahh Krys gak peka banget"

"Kenapa sihh?"

"Pengen nguyah sesuatu" jawabnya dengan muka baby yang minta susu

"Ambil aja di dapur sono"
Setelah aku bilang bgitu ia langsung lari terbirit birit menuju dapur dan kembali membawa dua bungkus keripik kentang dan roti, ia membuka dluan bungkus keripik kentang hampir saja keripiknya terhambur karenanya lalu ia memakannya dgn lahap

"Kry..stal" panggilnya lagi dengan mulut penuh

"Apa?" jawabku datar sambil memainkan handphoneku

"Kita sudah lama tidak bermain bersama, apakah ada target baru?"

"Hem.. Yaa tapi, jauh ia berada di dekat sekolah kita dan pasti aku dilarng utk mengendarai mobil di malam hari oleh Ian"

"Tak apa aku bisa meminjam mobil 5 boys itu"

"Jangan bilang kau akan mengajak mereka lagi dlm misi kita"

"Hahaah kau sepertinya bisa membaca pikiranku" ucap Hrvy sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Aku tak akan mengijinkan"

"Why? Mereka bisa membantu kita"

"Aku hanya tdk mau salah satu da ri mereka terluka lagi"

"Tenang saja aku dengar mereka sdh pernah membunuh 37 orang dalam satu tempat" kata Hrvy yang fokus dari tadi dengan handphone yang ia pegang

"Ck yang benar saja" decakku tak percaya

"Liat saja nih" tiba tiba Hrvy menyodorkanku handphonenya
Ternyata dari tadi ia sedang chatan dgn salah satu laki laki yang dikenal dengan nama Andy, salah satu 5 boys yang disebut Hrvy sebelumnya

Pesan itu berisi 1 gambar yang dikirim oleh Andy, terlihat itu adalah sebuah foto yang menampakkan 37 orang tewas yang saling bertumpukkan.

"Yayaya aku percaya" jawabku lalu mengembalikan hp Hrvy.

"Jadi?"

"Yaa mereka boleh ikut"

"Yeayy akan segera aku beri tahu mereka"

Hrvy memiliki hobi yang sama sepertiku, dari dlu aku sering bermain bersamanya menggunakan pisau juga alat tajam lainnya.
Dan juga melakukan permainan dengannya yang mengorbankan nyawa seseorang harus melayang di tangan seorang anak kecil, sebenarnya aku lebih suka melakukannya sendiri tapi, Hrvy selalu memaksa untuk ikut.

"Aku pulang dulu yah, sampai ketemu nanti malam" Ucap Hrvy mengacak rambutku lalu berjalan keluar rumah.

Aku masih terduduk diam di sofa sendirian tak ada yang bisa diajak ngobrol, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan keluar rumah sebentar hanya untuk berkeliling sambil membawa pisau kesayanganku untuk berjaga jaga kalau aku sudah semakin bosan.

Hari sudah hampir malam tetapi, orang-orang masih saja berkeliaran diluar rumah anak-anak masih bermain main di taman yang dekat dgn rumah mereka, aku hanya duduk di bangku taman sambil termenung dan melihat tawa bahagia dri anak anak itu.

Aku tak pernah sebahagia itu saat bermain dengan seluncuran dan ayunan, malah aku lebih bahagia memainkan alat alat yang dilarang untuk anak di bawah umur.

Tak terasa langit sudah berubah menjadi gelap, merasa ada tangan yang menepuk pundakku dari belakang

"Ngapain disini" tanya orang itu ketika aku berbalik

"Kapan kakak pulang" jawabku sedikit kaget

"Baru aja sampe terus di rumah gak ada orang, kakak cari kamu kemana mana gak ketemu ehh ternyata ada disini" jelasnya

"Kok tumben ke taman biasanya gak mau alasannya malas lah" lanjutnya lagi

"Gak tau tiba tiba kaki ku melangkah sampai sini" jawabku sambil mengangkat kedua bahu

"Yaudah pulang yuk"

Aku tak menjawab dan langsung berjalan dluan meninggalkan Ian di belakang.

Setelah memasuki rumah aku kembali ke kamar untuk mengganti seragam sekolahku yang dari tadi melekat di tubuhku.

Aku berbaring telentang di kasur nyamanku dan belum sempat aku memejamkan mataku, handphone yang berada di dalam kantung celanaku bergetar, ku merogoh saku celanaku dan ternyata itu panggilan dari Hrvy dengan menggeser tombol warna hijau aku mengangkat panggilannya.

"Halo, ada apa?"

"Buka pintu dong aku di luar nih, security kamu larang aku masuk"

"What? Ngapain?"

"Kan kita mau pergi gimana sih"

"Tapi ini kecepatan vy aku belum siap siap, sekarang baru jam tujuh malam diluar masih ramai"

"Gak papa lah, aku juga mau numpang makan sekalian deh aku ijinin kamu sama Ian"

"Ck dasar"

"Cepat woy turun kesini"

"Males ahh"

"Ih gimana dong ini"

"Coba ksih handphonenya ke dia biar gue yang biacra" ucapku dengan soknya

"Pak nih bicara sama Krystalnya sendiri" terdengar suara Hrvy dri sebrang sana

"Iyya non Grace

"Pak cepat bukain pintu buat temen saya, kalau tidak sekarng juga anda saya pecat"

"Jangan gitu non ini kan tugas dari nyonya kalau ada tamu datang malam malam jgn disuruh masuk"

"Tapi kan dua bos kamu tdk disini jadi, saya yg akn gantikan"

"Baik non"

"Yaudah kasih hpnya lagi ke Hrvy"

"Yoo makasih yah Krys, gitu dong pak daritadi" ucap Hrvy setelah mengambil hpnya

Akhirnya panggilan suara itu terputus juga.

Sekitar 30 detik kemudian masuklah si makhluk astral ke kamarku dan berlari kecil dri pintu lalu melompat ke ranjangku sampai aku ikut terpental

"Hey what's wrong with you?" tanyaku kesal padanya

"I'm good, kan kamar lo suka suka gue hehehe"

"Ehh iyya bru ingat, si 5 human itu mana kok gak di ajak sekalian?"

"Hadehh aku sendiri aja gak di bolehin masuk sma si botak apa lagi kalau aku ber enam sama mereka"

"Tenang aja, mereka dtg waktu pas tengah malam" lanjut Hrvy







Vote and Comment guys😉

Sweet But PhsycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang