Part 1

36 2 0
                                    

    

     Tempat yang luas dan gelap, disitu lah aku sekarang hanya duduk di ranjang king sizeku dan menatap ke arah pintu berharap ada seseorang yang masuk dan ingin mengajakku bermain tapi, tak ada seorang pun aku sangat bosan akhirnya aku bangkit dari ranjang dan berjalan menuju lemari besar yang memiliki 4 pintu dan memiliki 2 cermin besar, ku membuka pintu yang berada di pojok kanan dan mengambil pisau lipatku yang memiliki tujuh mata pisau.

   Tepat jam 23.30 aku beranjak pergi dari kamarku dengan menggunakan pakaian serba hitam dan tak lupa memakai masker hitamku. Aku berjalan sangat pelan menuruni tangga sampai tiba di depan pintu keluar sebelum itu aku memakai topi hoodie yang ku pakai untuk menutup rambut ku lalu membuka pintu dengan hati-hati semoga saja tdk ada yang melihatku.

   Aku berhasil keluar dari rumah yang membuatku mati kebosanan
Untung saja security rumahku sedang pergi jadi aku sepuasnya keluar masuk dan tidak lagi meloncati pagar yang tingginya dua kali lipat dari tinggi badanku. Jalanan sangat sepi tak ada orang lewat satu pun ini kesempatanku, ku sembunyikan pisau ku di dalam kantung
dan berjalan menulusuri rumah rumah yang berjarak agak jauh dari rumahku.

   Rumah yang ku pilih adalah rumah besar yang memiliki 2 security di depan dan 2 di belakang, memiliki anjing penjaga dan dihuni oleh 6 anggota keluarga 1 ayah 1 ibu dan 4 anak yang salah satunya menyimpan dendam denganku tak tahu karena apa dan ayah anak itu juga pernah mencoba menjatuhkan perusahaan ayahku karena itu aku ingin bermain sebentar dengannya. untuk memasuki rumahnya aku lewat samping dan loncat ke atas balkon lalu memasuki kamar anak itu.

Tak tak tak

"gawat seseorang berjalan kesini" gumamku

Dengan cepat aku bersembunyi di balik guci besar di samping ranjang, orang itu semakin dekat dan mulai terdengar suara pintu terbuka ternyata salah satu dari assistantnya yang hanya mengantarkan selimut kepadanya. Setelah dia pergi aku berjalam di pinggir supaya tak tertangkap kamera cctv untungnya aku memakai baju serba hitam jadi aku seperti bayangan dalam kegelapan, dan...

Prakk..

kurusakkannya cctv itu dengan satu kali lemparan menggunakan pisau yang sedari tdi ku sembunyikan.

Aku berjalan pelan mendekati anak yang sedang tertidur pulas "Hai Nicole mau bermain bersamaku?" tanyaku pada anak yang sedang tidur di sana.

Anak itu tampaknya terganggu karena suaraku, ia membuka matanya perlahan.

Ia menyipitkan matanya dan mengerjapkannya beberapa kali untuk melihatku lebih jelas "Si..Siapa ka aahkkk akkhh"

Sebelum ia melanjutkan bicaranya aku lebih dulu memasukkan pisau ke dalam mulutnya lalu masuk ke tenggorokannya dan merobek lehernya. Darah keluar dari mulut hidung dan lehernya.
Setelah itu aku mencabut pisau keluar dan menyembunyikannya kembali ke dalam kantungku.

"Good Night Nicole" ucapku dengan mengelus kepalanya kasar. Ada senyuman terukir di balik maskerku.

*
*
*

Aku sudah kembali ke kamarku dan mengganti pakaianku dengan baju casual lalu segera tidur.

05.30

Aku bangun dari tidur pulasku dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, tempat yang sama membosankannya dengan rumah ini.

Tok tok tok..

"Dek udah bangun belum? Cpt turun sarapan" teriak Ian dari luar kamarku

"Iyaa" balasku dgn teriak jga

Setelah memakai seragam lengkap aku segera turun membawa tas sekolahku, sebelum aku sampai ke bawah aku mendengar pembicaraan ibuku dan ayahku jadi, aku berhenti sebentar untuk mendengarnya.

"Ini sudah ketiga kalinya terjadi pembunuhan kita tidak tahu rumah siapa selanjutnya, apa sebaiknya kita pindah saja ke tempat lain?" tanya ibuku

"Kamu tidak usah khawatir nanti kita pekerjaan 5 security lagi di sini" jawab ayahku yang sebenarnya juga lagi khawatir

"tenang saja aku tdk akan bermain dengan kalian itu membosankan" ucap ku dlm hati sambil menggelengkan kepalaku

Aku merasa seseorang memegang pundakku yang membuatku tersontak kaget dan berbalik badan.

"Kakak?" kagetku

"Adek?" ucap Ian yang juga mengikuti nada bicaraku

"Ngapain sih?"

"Kamu yang ngapain melamun di tangga"

"Gak papa"

"Ayok lah kita turun" ajaknya sambil menarik tanganku

"kalian cepat sarapan sini" suruh ibuku

Aku dan Ian segera mengambil makanan dan menghabiskannya dengan cepat setelah itu aku berangkat sekolah dan Ian pergi ke perusahaan yang sudah ia pegang sekarang menggunakan mobil kami masing-masing.

Setelah sampai di sekolah aku memarkirkan mobilku terlebih dahulu. Sebelum aku keluar dari mobil kaca mobilku sudah di ketuk ketuk oleh seseorang yang berstatus jomblo. Gak

Aku mendengar kaca jendelaku yang sudah di ketuk beberapa kali tapi aku sengaja tidak menoleh ke seseorang yang mengetuk itu dan malah memainkan handphone ku

Karena aku tau Dia adalah Hrvy sahabatku dari kecil, kebiasaannya tiap pagi adalah menungguku di parkiran sekolah sampai aku datang alasannya sih karena tidak mau jalan sendirian ke kelas tapi, itu cuman ALASAN dia. Kenapa? Karena setiap aku dan dia berjalan menuju kelas dia selalu mampir ke kantin dan memintaku untuk membayar makanannya. Untung dia sahabatku dan Untung sahabatnya ini anak sultan.

Tuk tuk tuk
Kaca mobilku kembali di ketuk saat ia mau mengintip ke dalam aku yang tak tahu apa apa malah buka pintu mobil

"Aaawww" teriak Hrvy kesakitan sambil memegang kepalanya

"Ehh kenapa?" tanya ku dengan muka polos

"Sakit tauu" jawab dia dengan mengulum bibirnya

"Eh eh maaf aku gak sengaja" ucapku lalu memegang kepalanya Yang ia pegang

"Makanya kamu hati hati dong" lanjutku

"Kamu yang liat liat kalau mau buka pintu" ucapnya kembali menyalahkanku

"Yaudah aku salah, maaf yah" kataku lalu menepuk pundaknya

"Gak mau maafin" ketusnya dan muka marah yang di buat buat krn aku tau dia tdk prnh marah denganku

"Loh knp? Kalau gak mau maafin yaudah sana" aku ingin pergi tpi tanganku keburu di tahan sama dia

"Eeeehh jangan gitu beliin aku minum yah, baru aku maafin hehe"

"Yaudah ayok" jawabku lalu ia menarik tanganku sambil berjalan cepat menuju kantin

"Cepat yah nanti Mr. James keburu datang tau sendiri kalau ada yang telat pasti di suruh-suruh sama dia dan lagi kalau dia marah pasti nunjuk nunjuk pke tangan lentiknya, kadang gue berfikir hormon cweknya lbih keliatan dripda hormon cwoknya" kataku sambil tertawa

"Gak boleh gitu kalau dia dengar bahaya loh, nanti kita gak diajar lagi diakan ngambekan" lanjur Hrvy

"Cowok kok ngambekan" candaku dengan senyum smirk

Tangan Hrvy tiba tiba ad di dpn muka gue, kaget dongg akuh.
Sebenarnya aku tau dia mau minta uang tapi aku sengaja tak tahu dan malah memukul telapak tangannya

"Bukan itu"

"Terus mau lo apa sihh"

"Uangnya mana beb"

"Idih najizz, nih ambil aja kembaliannya"

"Thank you sir" ucap Hrvy pada penjual minuman tadi

"Ayo cepetan kelas udah mau di mulai"

Untung saja kami berdua datang bersamaan dgn Mr. James jadi, kami tdk repot repot di hukum.






Vote and Comment😊 Guys

Sweet But PhsycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang