part 3

273 16 1
                                    

Jeon Jungkook memang memiliki hobi berganti ganti pasangan, seperti hal nya berganti pakaian. Jika sudah tidak merasa cocok, ia akan membuangnya begitu saja.

Dan sialnya dia selalu beruntung, semua gadis (maupun tidak gadis lagi) selalu termakan rayu an nya.

Itulah kelebihannya, menarik dan mempesona.

Tampan, kaya tujuh turunan tujuh tanjakan, badan proposional, bisa apa saja..

Tipe nya wanita jaman now sekali.



Bukan seperti Taehyung, perjaka tua yang sangat kaku dalam urusan percintaan.

Taehyung tidak pernah terlibat dalam suatu hubungan dengan gadis manapun dan akhir akhir ini, dia di tolak perempuan anggun itu.

Bahkan Min Yoongi, sahabatnya mengatakan bahwa dia gay, atau mungkin yang paling parah dia tidak bisa memiliki rasa cinta.

Gila, Taehyung ingat kok dia hampir tertarik dengan seorang wanita. Meski akhirnya di tolak.

Taehyung menghela napas panjang, mengaduk gelas nya tak berselera. Perkataan Irene, kakak nya yang sangat menyebalkan itu terngiang-ngiang di telinganya.

"Ah, brengsek! "

"Seorang guru tidak boleh mengumpat, ssaem"

Taehyung mendongak, dan mendapati Jennie.. Salah satu muridnya berdiri tepat di depannya.

"Oh, Jennie? "

Jennie tersenyum "aku duduk sini ya Ssaem? "

Taehyung mengangguk, toh ia jiga datang ke cafe sendirian.

"Ada apa denganmu ssaem? "

"Tidak, hanya merasa kesal akan sesuatu " Taehyung kembali memainkan gelasnya, merasa tidak perlu berterus-terang kepada Jennie.

Jennie tertawa "cuek sekali, tipeku"

Taehyung terkekeh "hmm.. Sayang nya, kau bukan tipe ku"

"Aih, jahatnya"katanya sendu, wajahnya maju beberapa centi "mau coba kencan denganku tidak? "

Taehyung tampak berpikir keras, lalu menatap Jennie jahil "sayangnya tidak"

"Sarkas sekali, tipe ku deh pokoknya "kata Jennie lagi, menumpu dagu pada tangannya, menatap lurus sang guru tampan "biar sarkas begini aku masih punya hati kok. Sendirian? "

"Kau juga sama ssaem, dasar jomblo! "dan keduanya kembali tertawa.











.
.
.




"Ayolah noona, makan di rumah ya? Sudah lama kau tidak pulang"

Tiffany mencubit pucuk hidung Jungkook gemas "tapi noona buru buru, tiga jam lagi pesawat noon-"


Sebuah fakta, Jungkook akan selalu bersikap manja kepada Tiffany. Kakak cantiknya yang bagai pahlawan itu.


"Makanya, ayo pulang sebentar. Pasti semuanya kangen noona. Hehe"

Kangen apanya? Tiffany tersenyum kecut. Dirinya pulang ke Korea saja atas paksaan sahabat bobroknya, Irene Kim.

Tiffany menghela nafas, ia melirik ke arah ponselnya sebentar dan kembali menatap sang adik "oke, karena Jungkookie yang memaksa, noona akan pulang. Sebentar saja ya? "

"Ya, dan aku akan langsung mengantar noona ke bandara"

"No, noona sudah janji dengan teman. Nah, ayo sekarang pulang "







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang