Kim Taehyung, pemuda yang kini memasuki usia 17 tahun. Bocah kecil yang dulu suka merengek kepada keluarganya.
Kim Taehyung yang kini hidup untuk pembalasan dendam. Orang yang telah membunuh ibunya, orang yang telah membuat keluarganya hancur dan orang yang dulu pernah ia sayangi.
"Aku akan kembali ke seoul hari ini," ucapnya pada kumpulan orang yang berbaris sejajar sembari memberi hormat kepadanya.
"Sir, apa kami juga akan ikut?" tanya pemuda tinggi dengan lesung pipitnya, Park Chanyeol.
"Hm."
"Kalau begitu bolehkah kami bersiap-siap?" tanya pemuda imut dengan tubuh bongsor dan pendek, Park Jihoon.
Taehyung mengangguk, dan semua anggotanya pamit menuju kamar masing-masing.
"Yeoboseyo? Grandpa?"
"Tae, kamu akan ke Seoul hari ini?" tanyanya datar.
Meski terdengar datar Taehyung tau Grandpanya sedang menghawatirkannya.
"Ne, Tae ingin melanjutkan sekolah di sana."
"Apa tidak ada cara lain untuk membuatmu tetap tinggal di sini?"
Taehyung menghela napas. "Ani, Tae akan tetap kembali ke Seoul. Mian, Tae tidak bisa menemui grandpa mulai hari ini dan seterusnya."
"Baiklah, itu pilihanmu. Grandpa akan tetap mendukung semua keinginanmu."
"Gomapseumnida. Tae ingin bersiap-siap dulu."
Taehyung segera mematikan sambungan telepon, dia tidak mau jika terlalu larut membahas hal yang sama dan membuatnya mengurungkan niatnya ke Seoul, untuk balas dendam.
***
Mereka; Taehyung, Chanyeol, Jihoon, Woojin, Sehun dan Yerin telah sampai di bandara incheon. Mereka segera ke rumah yang akan mereka tempati mulai hari ini.
Mereka membagi kamar, Taehyung tidur sendiri di kamar utama, Yerin juga tidur sendiri karena dia satu-satunya perempuan di sini, si kembar Jihoon dan Woojin dan Sehun dengan Chanyeol.
Pukul 8 malam, mereka berkumpul di ruang makan. Sesekali mereka terlibat lelucon. Ini terasa seperti... keluarga.
"Chanyeol hyung akan sekelas dengan Sehun hyung," ucap Taehyung membuat semua hening.
"Woojin dan Jihoon akan sekelas dengan ku dan Yerin kelas 2," lanjutnya.
"Kita akan sekolah?" tanya Jihoon dengan antusias.
"Ne."
"Tapi, Tae aku sudah 21 tahun," protes Chanyeol.
"Dasar tua," ejek Sehun.
"Yak! Kau juga sudah tua!"
"Aku belum!"
"Kau sudah tua, mayat!"
"Yak! Apa maksudmu menyebutku mayat?"
"Lihat kulitmu seperti kulit orang mati," sahut Chanyeol.
"Yak! Tiang listrik!"
"Hyung!" Lerai Taehyung.
"Tae aku tidak mau sekolah," rengek Chanyeol.
"Kita semua harus sekolah, Chan hyung. Aku tidak menerima penolakan."
Kalau Taehyung sudah berkata seperti itu, maka tidak ada yang boleh menolak. Chanyeol hanya mengangguk pasrah.
***
Pagi tiba, keenam orang itu sudah siap dengan semua peralatansekolah masing-masing.
"Tae-ya," panggil Chanyeol dengan muka memelas.
"Chan hyung jangan memulai."
"Aku tidak ingin sekolah."
"Kalau tidak mau sekolah, kembali sana ke London!" ucap Sehun membuat Chanyeol langsung diam. Chanyeol tidak ingin kembali ke London sendirian, lagipula di sana tidak sebebas di sini.
"Sudahlah jangan bertengkar," lerai Taehyung.
Semua terdiam sambil melihat pemandangan Seoul, sampai Woojin memecah keheningan.
"Tae-hyung, sebenarnya apa alasanmu sampai ingin sekali ke Seoul?"
"Aku-" terdiam sesaat. "Ingin balas dendam.
"Sir, kita sudah sampai," lapor sopir pribadi Taehyung.
"Bogum hyung jadi mengajar di sini?" tanya Taehyung pada sang sopir.
Sebenarnya Bogum juga adalah bagian dari mereka, namun Bogum dipindah tugaskan untuk beberapa waktu, untuk menjadi supir.
"Ne, mulai hari ini hyung akan mengajar di sini."
Semua mata langsung memandang ke arah mobil mereka. Menatap takjub entah pada ketampanan, kecantikan atau merk mobil ternama yang sedang di pakai.
"Ck, seperti tidak pernah melihat orang tampan saja," decak Woojin.
"Dan orang cantik," tambah Yerin.
"Plus, orang imut," sahut Jihon.
"Juga orang cool," ucap Sehut ikut-ikutan.
"Dan orang keren," sambung Chanyeol tidak mau kalah.
"Dan calon aktor," lanjut Bogum.
"Dan calon pembunuh," kata Taehyung dengan senyum psikopatnya.
"Hyung kau mengerikan!" Pekik Jihoon.
"Sudahlah, mending kita masuk sekarang."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
《Revenge》Kim Taehyung Story (END)
FanficTaehyung bukan lagi anak kecil yang dulu, yang akan diam saja saat di tuduh. Ini waktunya dia balas dendam