Chapter 1

5.6K 604 35
                                    

.
.
.

Xiao zhan baru saja menyesaikan jadwal terakhirnya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao zhan baru saja menyesaikan jadwal terakhirnya hari ini. Sudah pukul 2. 46 malam, dirinya terlalu lelah, kepalanya sakit. ia duduk dikursi belakang mobil untuk kembali ke apartemen mengambil sedikit waktu tidurnya.

"Sean, besok pemotretannya dibatalkan, syuting jade dinasty diundur hingga jam setengah tiga siang, jadi akhirnya kau punya waktu kosong banyak besok-" ucap manajernya serius dikursi depan. Masih punya tenaga membacakan sederet jadwalnya untuk esok hari. Xiao zhan menggelengkan kepala nya ngantuk. Ia benar-benar salut dengan orang satu ini, Apakah membahas hal ini pukul 2 malam adalah waktu yang tepat?

Xiao zhan, "gege, apakah kau ingin aku mati? Bisakah kita membahas ini besok saja?" Xiao zhan menutup matanya. suaranya sengau, ia melanjutkan," tenang, aku tidak akan melarikan diri lagi, jadi biarkan aku tidur untuk sekarang,"

Manajernya menghela nafas,"Apakah kau tidak mendengar kalimatku? Kubilang besok pagi jadwalmu kosong-"

"-Artinya aku bisa tidur sampai siang, itu bagus," potong xiao zhan. Ia menutup kepalanya dengan bantal, tidak berniat mendengar ocehan manajernya lagi.

Manajernya itu memijit kepalanya, "Bukan itu masalahnya, jangan lupa aku sudah bilang berkali-kali padamu, besok aku harus pergi dan tidak ada yang mengawasi mu, aku harus mengingatkannya sekali lagi sekarang juga," ia menekan kalimatnya, setelah menghela nafas panjang ia melanjutkan,"Dan sudah kukatakan kau punya waktu kosong, jangan lupa dengan janjimu, kau sudah bilang padanya untuk datang-"

Xiao zhan, "apa kau pikir umurku tiga tahun? Ini tidak seperti aku tidak bisa bangun sendiri, lagipula aku tidak ingat punya janji dengan siapapun semacam itu," xiao zhan merebahkan badannya di kursi mobil, kepalanya pusing, "-aish kau tak usah khawatir, selesaikan urusanmu besok dengan tenang, aku tidak pikun-"

Xiao zhan yang mengoceh ditengah sakit kepalanya tiba-tiba terlelap. Manajernya sempat khawatir apakah dia pingsan atau mati. Ia mengecek nafasnya-teratur. Manajer itu menghembuskan nafas: lega.
Setelah beberapa waktu, mereka sampai diapartemen Xiao zhan.
.
.

Xiao zhan bangun dengan kepala sakit dan perut mual. Ia ingat dirinya sama sekali tidak minum semalam, lebih tepatnya ia sakit kepala dan tertidur di mobil. Manajer dan sopirnya itu pasti menyeret tubuhnya masuk ke kamar.

Xiao zhan mengambil kacamatanya. ia melihat dimeja nakas, sebungkus obat tablet sakit kepala dan beberapa vitamin tergeletak diatasnya. itu pasti dari manajernya.

pukul 12 siang, Masih dua setengah jam sebelum ia harus pergi ke lokasi syuting, Ia segera minum obat dan membersihkan diri. Hampir satu tahun kedepan jadwalnya penuh. Ia perlu sedikit memperhatikan kesehatannya atau dirinyalah yang akan celaka.

duduk disofa, Xiao zhan mengambil handphone pribadinya sementara tangan kanannya membawa sebungkus keripik kentang. Ia tidak men-charger handphonenya sejak 3 hari yang lalu, ini karena ia selalu membawa tablet kemana-mana untuk kerja, tidak punya alasan untuk menggunakannya.

ia menyambungkan charger dan menekan tombol di ponselnya. begitu layarnya bercahaya, sederet notifikasi misscall muncul diberanda. Xiao zhan bingung. Tidak banyak orang yang menelponnya dengan nomor ini. Selain manajernya, tidak akan ada orang lain yang membuat panggilan berkali-kali.

Begitu melihat nama kontaknya, xiao zhan langsung memiliki beberapa pertanyaan dikepalanya.
.
.

Wang yibo
22 misscall

22 panggilan? Kenapa tiba-tiba anak ini menelponku begitu banyak?

Xiao zhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wang yibo adalah lawan mainnya, setelah promosi drama the untamed selesai. mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada alasan untuk menelponnya sebanyak ini.

Dengan beberapa pemikiran, ia kembali  mengunyah keripik kentangnya,  meluruskan kakinya santai, "Wang Yibo.. Lagipula bukankah anak itu sedang sibuk dengan motornya, apa yang begitu penting sampai menelponku berkali-kali.."

Xiao zhan menghentikan kunyahannya. Ia mulai berpikir,-Tidak, memang tidak mungkin seseorang menelpon begitu banyak tanpa alasan.

Ia mengetuk kepalanya, berpikir apakah dia pernah membuat masalah.

.
.

"-sudah kukatakan kau punya waktu kosong, jangan lupa dengan janjimu, kau sudah bilang padanya untuk datang-"

"-aku tidak ingat punya janji dengan siapapun semacam itu,

kau tak usah khawatir, selesaikan urusanmu dengan tenang, aku tidak pikun-"

.
.

Xiao zhan hampir melompat dari sofanya. Keripik dari mulutnya jatuh. Ia buru-buru mengecek tanggal di ponselnya.

20 agustus 2019

20 agustus, hari dimana yibo mengemudi di sirkuit untuk pertamakalinya. ia terlalu banyak sampai tidak sempat memperhatikan tanggal.

Xiao zhan sedikit panik, Ia cepat-cepat mengecek kotak pesannya.

Wang Yibo
|zhan ge, minggu depan pertandingan pertamaku. kau sudah berjanji padaku untuk menonton. aku sudah bertanya pada manajermu, datanglah jika tidak sibuk. Setidaknya hubungi aku kalau memang tidak bisa. Nt: jangan abaikan pesanku lagi.|

ME
|iya iya, kenapa tiba-tiba kau jadi cerewet? Aku pasti datang, jangan khawatir.|

Read; 8 days ago.
.
.

Pasti datang dengkulmu.
manejernya sudah mencoba mengingatkannya tadi malam. Bagaimana bisa ia menjadi tidak peduli dan lupa akan hal ini?!

Xiao zhan memijit kepalanya, "Dasar pikun!!"

Jika ia mengumpat, seharusnya itu ditujukan pada dirinya sendiri.
.
.
.

Jika ia mengumpat, seharusnya itu ditujukan pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang yibo mengecek ponselnya. Belum ada jawaban dari orang yang ia hubungi dari malam tadi. Ia sudah naik podium. Pertandingannya telah usai. Tapi orang itu belum menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Ia sudah bertanya pada manajernya, ia yakin orang itu tidak punya jadwal hingga siang.

Wang yibo menghela nafas kecewa. Ia melepas kalung dilehernya, menyimpan didalam kantong celananya. Segera setelah itu dirinya naik, menatap kerumunan sambil mengangkat tropinya.  persetan soal itu, ia tidak ingin lagi memikirkannya untuk sekarang.
.
.
.

The Untamed Cast | Wang Yibo Xiao ZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang