Prolog

17 2 0
                                    

Lelaki itu memarkirkan mobilnya di depan sebuah pemakaman. Kemudian ia turun dan gadis yang sedang bersamanya itu ikut berjalan di belakangnya.

"Ayo," Lelaki itu menyunggingkan senyumannya seraya membuka telapak tangannya dan mengisyaratkan gadis itu untuk menggenggamnya. "Apa kau yakin?" Gadis itu menautkan kedua alisnya dan lelaki itu hanya meresponnya dengan menatapnya lekat-lekat dan tatapannya itu seperti meyakinkan keraguan yang ada pada diri gadis itu 'Semuanya akan baik-baik saja'

Mereka pun berjalan menelusuri jalan setapak yang di kanan dan kirinya ada beberapa makam yang harus mereka lewati. Tempat itu mungkin menyeramkan bagi beberapa orang, tapi tidak untuk mereka. Sepasang hati yang kini sudah menemukan rumah mereka sendiri.

Langkah lelaki itu berhenti, begitupun dengan gadis yang sedang bersamanya sejak tadi. "Disini?" tanya gadis itu. Lelaki itu pun mengangguk pasti, lalu kemudian berlutut di sebelah makam. Ia melepas genggamannya dengan gadis itu dan beralih mengambil setangkai mawar yang terselip disaku belakang celana jeans-nya. Senyumannya kembali merekah seraya meletakkan bunga itu diatas gundukan tanah. "Hai, Mom. Apa kabar?"

Lelaki itu terus melanjutkan bicaranya dan tangan kirinya tak berhenti mengusap-usap nisan itu. Beberapa kali wajahnya terlihat menyesal seperti menahan tangis, namun setelah itu ia segera menggantinya dengan senyuman. Gadis yang sedang bersamanya itu hanya bisa diam, mengamati pemandangan indah dan menenangkan yang saat ini sedang terjadi di hadapannya. Gadis itu tak percaya, namun sekaligus merasa sangat bahagia karena segalanya kini berubah.

Perjalanan menjauhi titik derita dan penyesalan, kini telah berhenti pada titik cinta dan kebahagiaan. Sebab, dua pasang hati yang dulunya sama-sama dipaksa untuk meninggalkan bahkan membunuh perasaan mereka sendiri, kini telah menemukan rumah mereka kembali. Rumah yang jauh lebih memberi arti. Rumah yang memberikan perasaan bahagia yang abadi. Rumah yang tak menuntutmu untuk meninggalkan dirimu sendiri. Sebab rumah tak selalu berarti tempat, melainkan perasaan.

"Terima kasih ya," Lelaki itu menatap kedua mata gadis di sampingnya dalam-dalam. "Untuk apa?"

"Telah meyakinkanku tentang masa laluku, diriku, dan semua ini."

Dia pun mendekap gadis itu kedalam pelukannya. Gadis itu hanya diam—menikmati setiap detik kebahagiaan yang kini bisa seutuhnya dia rasakan. Kebahagiaan yang tak lagi bisa tergantikan bahkan dengan seluruh isi semesta.

"Kau masih bahagia karena kita bertemu?"

"Selalu."

...

Here is the cast of this story

• Diana Silvers as Cresentia

• Diana Silvers as Cresentia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Froy Gutierrez as Earth

• Froy Gutierrez as Earth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Noah Centineo as Cody

Hope you enjoy the story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you enjoy the story...
Don't forget to vote!

Sincerely, N.

CresentiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang