BAGIAN SEMBLAN

440 60 0
                                    

Sadarkah kamu bagaimana siklus percintaan kita?
Aku mengejar kamu, tapi kamu malah mengejar dia.

***

"AYO dong Rindangku sayang, pulang bareng Akang." Sepanjang koridong Oliver terus saja memohon pada Rindang untuk pulang bersamanya. Rindang tidak menghiraukannya. Ia terus saja berjalan tanpa peduli dengan tatapan orang-orang yang memperhatikan mereka.

Siapa yang tidak mengenal Pohon Oliver? Oliver yang humble ke banyak orang, humoris, dan yang terpenting selalu berjuang tanpa peduli kalau dirinya sering sekali ditolak oleh Rindang. Sejuta kali Rindang menolaknya, Oliver akan dengan sejuta satu kali untuk terus mengejarnya.

Sedangkan Rindang Almira gadis yang suka kedamaian. Gara-gara Oliver terus mengejarnya, ia jadi terkenal di sekolahnya. Rindang benci itu. Ketenangannya sudah diusik dengan kehadiran laki-laki itu.

Rindang menghentikan langkahnya dan menatap Oliver. "Berhenti ganggu gue. Gue risih diganggu terus sama lo!" ucapnya penuh penekanan.

Mendengar itu Oliver tersenyum padanya. "Kan udah Akang bilang, kalau Akang akan terus berjuang. Untuk mendapatkan cinta dari Rindangku sayang."

"Lo gak punya harga diri?!"

"Iya aku juga cinta banget sama kamu."

PLAKK...

Rindang menampar pipi Oliver di depan umum. Oliver tidak marah, ia tersenyum pada Rindang. "Lagi dong, enak juga sentuhan Rindang."

Oliver memang gila.

Segitunya ia memperjuangkan cinta yang tak kunjung juga diterima.

Banyak perempuan yang menyukainya, tapi ia selalu menatap ke arah Rindang yang selalu menolaknya.

Cinta memang butuh pengorbanan kan? Serta pembuktian kalau ia benar-benar mempunyai rasa. Jarang ada laki-laki seperti Oliver di zaman sekarang, kebanyakan laki-laki hanya pandai berkata-kata tanpa adanya usaha.

Beruntunglah Rindang dicintai laki-laki seperti Oliver.

Namun perasaan balik lagi ke diri masing-masing. Dia yang mengetahui apa yang tengah ia rasakan sekarang.

Tanpa menghiraukan perkataan Oliver. Rindang berjalan meninggalkannya. Oliver tetap berdiri di tempatnya, ia membiarkan Rindang pergi tanpa harus menahannya lagi.

Oliver tersenyum kecut. "Ditolak lagi gue." Ucapnya pelan.

Tepukan di bahu membuat ia menoleh, ternyata laki-laki berkacamata bulat. Siapa lagi kalau bukan Senja, sahabatnya.

Senja memperhatikan pipi Oliver yang memerah. Ia menyaksikan saat Rindang menampar sahabatnya itu. "Kemaren ditolak, sekarang ditolak plus ditampar, besok-besok lo bisa ditolak plus digebukin sama dia, bro."

"Kampret lo!"

Senja merangkul Oliver, mereka berdua berjalan ke arah parkiran. "Udah sih, jangan memperjuangkan dia lagi. Di dunia ini banyak cewek cantik, lo tinggal pilih mau yang mana."

"Lo kira cewek itu barang! Cewek cantik memang banyak, tapi tidak ada yang seperti Rindangku sayang." Ucap Oliver dengan senyum yang merekah.

"Iya-iya cinta memang membuat manusia menjadi gila."

"Gaya lo, kayak gak pernah jatuh cinta aja! Siapa dulu yang nangis empat hari tiga malam saat ditinggal doi pergi?"

"Mending gue nangis empat hari tiga malam, dari pada lo setahun berjuang tapi gak ada kemajuan juga!" cibir Senja.

BIRU LANGIT [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang