13

3.8K 379 25
                                    


Cerita lengkap Forbidden Desires sudah dapat kalian baca di KaryaKarsa seharga 58.500 rupiah. Cerita sudah lengkap dengan dua bonus chapternya ya! Buruan dukung sekarang dengan menggunakan kode voucher FDONLY agar kamu mendapatkan potongan harga! Voucher hanya ada 10 loh, siapa cepat dia dapat.

Dan bagi pembaca setia Wattpad jangan khawatir karena cerita ini akan tetap dilanjutkan hingga TAMAT.

Note : lakukan pembelian lewat web karyakarsa (www.karyakarsa.com) agar tidak perlu top up koin dan bisa mendukung menggunakan metode pembayaran yang lain seperti sebelumnya. Atau jika kamu tetap ingin menggunakan koin kamu bisa top up lewat web karena harganya lebih murah.

Cara mendukung karyakarsa via web :
1. Buka KaryaKarsa lewat browser hp kamu (www.karyakarsa.com) lalu log in dan pilih karya yang ingin kamu dukung
2. Klik gambar koin lalu nanti kamu bisa mengganti metode pembayaran yang kamu inginkan (dana, tf bank, shopeepay, gopay, ovo, dll)

 Klik gambar koin lalu nanti kamu bisa mengganti metode pembayaran yang kamu inginkan (dana, tf bank, shopeepay, gopay, ovo, dll)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Selesaikan pembayaran kemudian kamu bisa baca karya lewat aplikasi atau lanjut di web.

Terima kasih,
Rere.

***



"Kau sangat dingin" Evan melepaskan mantelnya lalu menyelimuti Emme dengan mantel itu, "Tetap sadar oke? Aku akan membawamu ke rumah sakit terdekat"

"Tidak" sahut Emme dengan suaranya yang lemah.

"Jangan menolakku kali ini Emme, jangan sekarang" geram Evan.

Emme berusaha mengumpulkan sedikit tenaganya yang tersisa. Ia menggenggam erat pergelangan tangan Evan yang terasa hangat lalu berkata, "Jangan ke rumah sakit, bawa aku jauh dari sini"

"Tapi Emme-"

"Please" setetes air mata meluncur dan mengalir di pipi Emme yang basah, gadis itu terisak lagi lalu menjerit kuat, "Aku tidak sanggup lagi, Evan!"

Evan mendesah gusar. Lelaki itu akhirnya mengangguk setuju meski ia tidak tahu harus membawa Emme ke mana. Ia bahkan tidak mengerti apa yang terjadi sehingga Emme meninggalkan tunangannya yang mabuk di pub lalu berjalan sendirian di jalanan yang sepi seakan dia sangat terpuruk.

Menghapus air mata Emme, Evan mengecup dahi gadis itu dan berkata, "Jangan menangis, aku akan membawamu pergi dari sini"

Emme mengangguk. Evan menutup pintu mobil kemudian masuk melalui sisi kemudi. Dia memandangi Emme sejenak, memastikan kalau Emme masih sadar sebelum menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya tanpa tujuan.

Mulanya Evan merasa bersalah sebab dia berpikir Emme pergi dari pub seorang diri karena merasa tertekan akan keinginannya. Evan pikir dirinya membuat Emme merasa terancam dan apa yang sudah ia lakukan sudah berlebihan. Namun, setelah menemukan Emme yang nyaris ia tabrak di tengah jalan, Evan sadar bahwa dia bukanlah alasan Emme meninggalkan pub tanpa tunangannya. Gadis itu kacau karena sesuatu yang lain.

Evan dapat merasakannya. Dia dapat merasakan kepedihan yang teramat dalam yang menyiksa Emmeline. Kepedihan yang membuat gadis itu terguncang namun tak dapat meluapkan apa yang dirasakan.

- TBC -

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Forbidden Desires (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang