PROLOGUE

22 0 0
                                    


     "Lo tetangga baru yang kemaren nyuri mangga di pohon rumah Pak Hitman kan?"

Seuna buru-buru menoleh dengan mengerutkan dahi tidak suka, Gadis itu mendapati seorang pemuda berkacamata tengah meniup-niup kedua tangan didepan dada disampingnya, dibawah payungnya.

Alih alih sebelum membuka mulut maksud menolak, Seuna bertemu matanya—tak sengaja bertemu si hitam yang sama pekat dengan hoodie yang dia gunakan sekarang. Pikirannya bercamuk sendiri ingin menyelamatkan harga diri terlebih dahulu atau tiba-tiba saja ingin menatap si hitam lebih lama.

"Gua numpang ya."

"Hah?"

"Iya numpang payung bareng sama lo, kan kita tetangga." Lanjutnya membuat genggaman Seuna pada gagang payung menguat membuat buku jarinya memutih seiringan dengan air hujan yang mulai mengalir deras dibawah sandal selop kebesaran merah muda yang dia gunakan, sesekali Seuna mendapati kacamata si pemuda beberapa kali berembun sebelum si pemuda mengusapnya.

Lantas dia mendesah pelan.

Hujan memang turun lumayan deras malam ini, dan Seuna tidak terlalu senang sebab harus berbaik hati dengan orang yang tadi menuduhnya sembarangan.


━━━━━

     Seuna beberapa kali membenarkan ikat rambutnya sembari melangkahkan kaki memasuki area kampus yang mulai ramai, Gadis itu mengambil barisan dibelakang saat salah satu pimpinan barisan memberi tahu agar calon mahasiswa segera berkumpul.

Selesai sudah dengan urusan ikat rambut, Seuna menoleh kanan kiri mengamati rupa 'calon-temannya' satu persatu. Dia masih ingat pepatah salah satu temannya yang bersabda seperti carilah cowo ganteng sebanyak-banyaknya waktu pertama kali masuk area kampus

Katanya hitung hitung cuci mata.

Kemudian pandangannya terhenti diseberang sana, postur tubuh tegap dengan tinggi semampai dengan celana cokelat senada beserta tas selempang yang menggunakan kaos biru navy setengah lengan—sesekali pemuda itu membenarkan letak topinya lalu kembali memasukan kedua tangan kedalam saku celana. Seuna lupa cara berkedip.

Pipinya bersemu dan dia sangat yakin itu bukan karena panas sinar matahari, Gadis itu bersemu saat mengamati sosoknya yang tersenyum menyapa salah satu rekannya disana. 

Inikah yang disebut-sebut temannya dalam istilah pemandangan indah untuk penyemangat pergi ngampus? Kalau iya, hari libur pun dia bisa pergi ke kampus asal tiap hari bertemu.

Seuna memekik pelan saat merasa dahinya disentil ringan oleh seseorang yang tiba-tiba sudah ada di hadapannya dengan melipat tangan diatas dada menatap aneh. Seuna mendongak sedikit sebelum mematung sedikit lama.

"Bang Namjoon bilang lo bengong liatin gua."

Bang Nam—siapa?

"Lo pangling liat gua lebih ganteng gapake kacamata?"

HAH?

Kepalanya bergerak sedikit mengalihkan arahannya dari bahu pemuda itu kearah sosok yang dia kagumi sedari tadi kemudian beralih lagi kepada si pemuda dihadapannya. Kepalanya naik turun mengamati kemeja putih agak kebesaran dengan lengan panjang sedikit digulung dan celana jeans biru langit yang membungkus tubuhnya dengan sangat baik. 

Satu kancing kemejanya dibiarkan terbuka memperlihatkan bintik tanda hitam di lehernya lebih jelas. Seuna bersemu lagi.

"Gua Jeon Jungkook. Mahasiswa Fakultas Film dan Televisi, Semester 3. Kemaren belom sempet kenalan kan?"

LAH KATING. 


━━━━━

HALOOOOOOOO!❤
aku udah lama gak nulis, jadi maaf kalo prologue nya agak agak gajelas gimana gitu. Semoga aja suka ya hehehe, jangan lupa tinggalin votes dan comment! ❤❤

regards,
   zu ✿

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Heartbeat • JJKWhere stories live. Discover now