7.

606 76 11
                                    

"Lisa kamu mau papa jodohin sama anak sahabat papa." ucapnya tiba-tiba

Uhuk..uhuk..

Seketika Lisa dan kedua kakaknya tersedak mendengar perkataan tadi.

"Tunggu! Pa lisa masih kelas sebelas loh, gak salah!?" tanpa sadar suara Alex meninggi saat mengajukan protes.

Bagaimana bisa adik semata wayangnya dijodohkan, bahkan adiknya pernah berkata bahwa dia ingin kuliah hingga sarjana.

"Iya pa, apa gak kecepetan!?" tanya Kris yang mencoba menengahi.

"Pa, Lisa mau kuliah dulu sampe sarjana. Gamau nikah dulu." melas Lisa mencoba bernegoisasi dengan sikap papa nya.

"Kuliah bisa setelah nikah Lisa, papa gak nerima penolakan. Nanti malam sahabat papa mengadakan makan malam." final papa nya lalu melanjutkan acara makannya.

Prakk

Lisa meletakkan sendoknya dengan kesal lalu meraih tas nya dan segera pergi berangkat sekolah tanpa berucap apapun.

"Kris, Alex.. Jagain adik kalian ya." ucap mama nya.

Karena tahu bagaimana suasana hati Lisa saat ini, dan juga sifat suaminya yang keras kepala sama seperti Lisa.

"Kami berangkat." pamit Kris karena Alex sudah pergi begitu saja.

"Pa, kenapa gak dibicarain dulu sama mama? Kan papa tahu sendiri kalo sifat papa itu nurun ke Lisa." ucapnya saat melihat sang suami hanya menghela nafas.

"Yaudah ma, dia juga gk bakalan nolak permintaan papa." ucapnya yakin.

***

Sialan.

Udah panas, upacara lagi.

Pagi-pagi udah dikasih 'sarapan' yang menyenangkan_-

Huft, tpi guwe juga gabisa nolak arrggh pusing guwe.

Ini upacara juga ceramah lama banget kapan selesainya sih!?

Ah bete guwe lama-lama, pake acara dijodohin segala

Kalo jelek guwe gamauu.. Aaaaaa Mamaaa.

Itulah dumelan Lisa didalam hati sejak sampe disekolah tadi.

Dan saat ini upacara sedang berlangsung dengan lama dibawah teriknya sinar mentari pagi.

Setelah limabelas menit kemudian upacara selesai, Lisa memutuskan untuk pergi ke rooftop karena dia malas mengikuti pelajaran hari ini.

"Apa keinginan guwe buat jadi sarjana hangus gitu aja?"

"Kenapa juga sih pake acara perjodohan segala?"

"Prasaan juga gak bangkrut, mana mungkin bangkrut sih!?"

"Mana ada warisan segitu banyak sejaban sepuluh turunan bangkrut!?"

"Gamungkin juga lah, emang duit dikemanain, dimakan? Argh sialan!!"

Umpatan dan grutuan gadis berponi itu sungguh mengesalkan.

bagaimana tidak? Dia masih kelas sebelas, dan akan dijodohkan. What the hell! Yang benar saja Lisa masih ingin menempuh pendidikannya untuk menjadi sarjana, dengan kelulusan terbaik.

Hilang sudah kesempatan Lisa untuk menikah diumur yang ke-25 sungguh nasib.

AUTHOR POV

Seorang pemuda berkaca mata tebal sedang berjalan dengan santai dikoridor untuk mencapai kelasnya.

Jangan lupakan poni dan tompelnya yang sangat terlihat nyata, dan menambah kesan nerd.

"Vernon!" panggilnya membuat sang empu menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Ternya oh ternyata Angga lah yang memanggilnya tadi.

"Kenapa?" bingung Vernon setelah melihat Angga sudah didepannya.

"Gak kenapa² cuma pengen bareng aja ke kelas hehe." cengir Angga

"Ck.. Yaudah ayok, bentar lagi masuk nih, udah jam 7.15 juga tinggal 5 menit lagi." ujar Vernon

Akhirnya mereka berjalan beriringan menuju ke kelas XII-A dengan sesekali membicarakan soal urusan bisnis keluarga mereka.







✌✌✌continued✌✌✌

Gimana?

Pendek ya??

Bagus gK??

Komen dong?!!💬

Vote,wajib!!!🌟


Voment
Voment
Voment
Voment
Voment
Voment
Voment

Glasses Handsome [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang