2/3 : Remorse

776 75 10
                                    

September, 2016

Yuta melempar dua bungkus keripik kentang pada Doyoung yang seenak jidat berbaring di sofa apartemen Johnny. Doyoung memang sudah menganggap tempat ini sebagai rumah keempatnya―yang pertama rumah keluarganya di Guri, kedua adalah flat apartemen yang ia sewa bersama kakaknya, yang ketiga tentu saja kediaman milik Jaehyun, kekasihnya. Meski dilempari dengan tidak sopan begitu, Doyoung tidak mempermasalahkannya. Ia sudah terlalu sering ribut dengan Yuta, jadi dilempari makanan termasuk salah satu bentuk kebaikan Yuta bagi Doyoung pribadi. "Tumben kemari sendiri." Yuta mulai membuka topik sambil mengambil tempat duduk di sofa single di sebelah sofa yang Doyoung tiduri.

"Jaehyun sedang dinas ke Daegu, Ten sedang ada janji dengan seseorang. Lalu dengan siapa sebaiknya aku datang ke sini?"

"Kim Jungwoo?"

Kemudian Doyoung bermurah hati melempari Yuta dengan bantal sofa. "Terimakasih. Aku tidak mau bertengkar dengan Jaehyun hanya karena bocah itu salah paham," balas Doyoung.

"Dasar kelinci. Kau bertanya, aku hanya menjawab," gerutu Yuta dengan volume normal sehingga terdengar jelas di telinga Doyoung.

Doyoung mendengus. Padahal maksud kedatangannya ke tempat Johnny dan Yuta adalah mencari hiburan karena bosan sendirian di apartemennya sendiri, bukan mencari keributan. Ia sedang tidak ada shift berjaga di rumah sakit. Sedangkan kakaknya, teman baiknya, dan pacarnya sedang punya kesibukan masing-masing. Satu-satunya pilihan Doyoung adalah Yuta, karena Johnny juga sedang bekerja.

"Omong-omong, kau bilang Ten ada janji. Dengan siapa? Pria tampan lagi?"

Doyoung membuka bungkus kripik kentang yang dilempar Yuta tadi dengan kasar. "Hu-uh," jawab pria itu seadanya, mengambil satu biji kripik dan mengunyahnya. "Katanya pria kali ini adalah yang paling tampan dari yang pernah ditemuinya."

Yuta membulatkan matanya. "Lebih dari Johnny?"

Doyoung mengangguk. "Tunggu, memangnya Johnny tampan?" tanya Doyoung dengan nada heran.

Tentu, dibalas oleh tawa terbahak oleh Yuta. "Tidak, tapi sejauh ini Johnny ada di peringkat teratas pria keren idaman Ten, bukan? Untungnya Ten langsung menyerah saat tahu Johnny sudah punya Hansol."

Johnny memang sangat tampan, omong-omong. Hanya saja dua makhluk ini tidak mau mengakui.

Doyoung mengangguk setuju. "Aku tidak tahu wajah pria yang sedang didekati Ten sekarang. Tapi dari cara bocah itu mendeskripsikannya, kurasa pria itu benar-benar tampan." Lalu Doyoung kembali mencomoti keripik kentang rasa madu mentega itu.

Tangan Yuta terulur untuk mencuri beberapa biji kripik kentang dari tangan Doyoung. Tapi Doyoung dengan sengaja menjauhkannya dari jangkauan Yuta. Hal itu membuat kedua mata Yuta melotot tajam. Setelah melepaskan tawa kecil, Doyoung menghentikan keisengannya dengan membiarkan Yuta mengambil segenggam penuh keripik kentang.

Meski sudah menggenggam keripik kentangnya, Yuta tetap saja mendengus membuat Doyoung heran. "Kalau Ten berhasil dengan pendekatannya kali ini, aku akan menjadi satu-satunya yang tidak punya pasangan, dong?" tukas Yuta menjawab keheranan tidak terucap temannya itu.

Doyoung pun nyaris menciprati wajah Yuta dengan keripik kentang yang masih dikunyah dalam mulutnya karena hendak menyemburkan tawa. "Makanya cari pasangan!" seru Doyoung kemudian. "Bukannya gadis di cafe tempatmu bekerja itu tertarik padamu? Siapa namanya? Sana?"

Amending [ TaeYu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang