"Mau gimanapun juga, aku tetep sayang sama kamu. Dan aku yakin kamu juga. Kamu mau pergi sejauh-jauhnya dari aku, aku yakin hatimu ga bakal bisa jauh dari aku. Kamu pasti bakal balik lagi ke aku."
"Yakin, Nad?" Appa menyeruput kopinya. Aku mengangguk.
"Nadine janji ga akan minta-minta uang lagi ke appa kalo Nadine udah kerja sama appa." Kataku meyakinkannya.
"Nadine juga ga akan minta dispesial-in. Appamarahin Nadine kayak yang lain juga gapapa." Tambahku.
Appa menghela napas panjang.
"Gimana ya?" Appa menyeruput kopinya lagi.
"Nadine yakin kok, pa."
"Hm, iyadeh." Appaakhirnya menjawab. Aku tersenyum lega.
"Saranghae-yo, appa" Aku memeluknya senang.
Setelah itu, aku masuk ke kamarku dan membanting tubuhku di kasur empukku.
Aku belum cerita. Appa adalah CEO Pledis Entertainment. Maka dari itu, aku ingin bekerja disana.
Bukan. Bukan karena aku adalah penggemar dari idol-idol Pledis. Aku memang sangat tertarik dengan dunia entertainment, tapi aku tidak ada sepersen pun ingin menjadi idol.
Iseng-iseng aku mengunggah story.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ya, walaupun orang-orang menganggapku sangat cocok menjadi idol. Karena parasku, suaraku, dan bakat menariku sudah masuk standar seorang idol.
Tapi aku tetap tidak mau.
Reply Story' Instagram
yooraaaa: ga cocok jadi kru ah!
hi_sseulgi: idol kampus kuhh❤️❤️
somsomi0309: iri ihh sama mukanyaa 😭😭
osw_onge: minta dilamar emang :v ga ga canda
Aku tertawa kecil membaca DM teman-teman kampusku.
Apa kata mereka. Aku tetap gak akan mau jadi idol.
Keesokan harinya...
"Nadineeeee!" Suara itu lagi. "Apa?" Jawabku singkat.
"Bantu akuuu." Ujar Yoora menggenggam tanganku erat.
"Buat? Bikin PR?" "Bukaannn." "Lalu?"
Yoora melepaskan tanganku.
"Seventeen habis ini bakal ngadain fansign, kan?" Tanya Yoora.
Aku mengangkat pundakku, pertanda tidak tahu.
"Gimana, sih? Hm, pokoknya kamu bantuin aku, biar aku bisa ikut fansign mereka."