Chap 10

893 132 26
                                    

Seperti yang pernah Hanbin bilang, dia akan mengikuti apa mau Bobby jika dia kalah saat ulangan Matematika. Dan sekarang mereka sedang melaksanakannya.

Seperti kebanyakan kelas unggulan, semua materi pelajaran sangat mudah di sampaikan oleh guru dan para siswa juga cepat memahami. Tipe soal yang lebih sulit tidaklah masalah bagi mereka.

Tapi bagi Hanbin ini adalah masalah besar. Karena jika nilainya berada di bawah Bobby, dia pati akan dalam keaulitan. Jadi, Hanbin menyelesaikan seteliti mungkin.

Jika biasanya dia selesai dalam lima menit,kali ini sepuluh menit di gunakannya untuk meneliti kembali.

Sedangkan Bobby, terlihat menggoreskan bolpoin tanpa beban. Menulis angka dengan sangat lancar tanpa hambatan. Soal seperti ini sangat mudah baginya.

Dia tersenyum gemas melihat Hanbin yang sangat bersungguh di meja depannya. Wajah serius Hanbin walaupun di lihat dari belakang tetap terlihat menarik.

Benar kata orang, kalau cinta bisa membuat logika berpindah ke kaki. Ya, karena apapun dan bagaimanapun dia, akan selalu terlihat sempurna di mata.

Akhirnya waktu telah selesai. Hanbin berbalik menghadap Bobby.

" Kau tak akan menang melawanku! "

Bobby mengangkat bahu sok tak peduli, kemudian menyahut,

" Kau bisa menang dariku karena aku mengalah. "

" Hehh sombong, kita lihat saja hasilnya. "

Dan Bobby hanya tertawa. Dia sudah tau hasilnya, karena Bobby sengaja menjawab salah satu nomor. Dia hanya ingin melihat, seperti apa reaksi Hanbin nanti jika dia menang. Bobby tak sabar melihatnya kekeke.

Saat pulang sekolah, Hanbin berlari menyusul Bobby yang terlebih dahulu berjalan ke tempat parkir.

" Heh sialan, tunggu! "

Bobby berbalik dan memandang Hanbin heran.

" Kenapa? Rindu padaku? "

Hanbin memutar matanya jengah. Sebelum melanjutkan.

" Aku ingin main ke studiomu, bolehkah? "

Jangan tanyakan bagaimana senangnya Bobby. Kim Hanbin yang ingin berduaan-ralat - mengunjungi studionya tanpa paksaan adalah salah satu keajaiban dunia. Katakanlah Bobby berlebihan tapi memang seperti itulah kenyataanyaa.

Bobby kemudian menghampiri Hanbin dan memegang kedua tangannya.

" Kau ingin makan apa nanti di sana? "

" Kalau minum? Mau apa? "

" Atau mau kencan dulu sebelum ke studio? "

Hanbin hanya menggeleng dan membuat geatur miring di dahinya, setelah menrik tangannya.

Dia lalu berjalan ke arah mobil Bobby.

" Buka pintunya, aku menumpang denganmu. Motorku di ambil paman maid. "

Oh dewi fortuna, bolehkan Bobby bersujud sambil kayang di tengah lapangan sekarang?

" Beneran ikut aku Bin? Bukan prank kan ini?"

Hanbin tak menanggapi ocehan Bodoh Bobby.

" Cepat buka, atau ku congkel pintu mobilmu! "

" ehh baik baik. Silahkan sayang~ awas kepalanya~

Bobby membuka pintu sambil tangannya melindungi di atas kepala Hanbin.

Karena Bobby masih betah berdiri di depan pintu, Hanbin mendelik kesal.

Chocolate BananaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang