Chap 7

915 124 11
                                    

" Hei, ayo bangun.. "

Bobby mengusik tidur Hanbin dengan mengusap pipinya menggunakan telunjuk. Tapi sepertinya Hanbin tak merasa terganggu, dia masih tetap tidur lelap.

Melihatnya Bobby berinisiatif untuk mandi terlebih dahulu. Bagaimanapun dia tak tega mengganggu wajah polos Hanbin jika tertidur begini.

Tapi bahkan setelah Bobby selesai mandi,  Hanbin masih juga belum bangun. Bobby tak tau bagaimana cara Hanbin biasa di bangunkan.  Jadi dia mengambil inisiatif yang tentu saja menguntungkan untuknya. 

Sambil tersenyum mesum,  Bobby mendekat ke ranjang Hanbin. 

Sreeet

Satu lembar terbuka

Sreettt

Dua lembar terbuka

Bobby menjilat bibirnya semangat, memandang bangga pada kulit yang sekarang terekspose.

Bobby semakin mendekatkan diri pada Hanbin, hingga

"Humpph mmmh hhh

Hanbin terkejut dan memukul bahu Bobby asal karena nyawanya di paksa untuk segera kembali ketika dia baru saja bermimpi memeluk dua melon besar.  

Tubuh Hanbin semakin meronta ketika Bobby tak mau melepaskan bibirnya. 

Hingga satu tendangan berhasil menjatuhkan Bobby dari atas ranjang. 

Mengambil kesempatan dari posisi jatuhnya Bobby di lantai,  Hanbin langsung menendangnya membabi buta. Sambil mengusap bibirnya kasar dengan punggung tangan.

" Mati saja kau sialan!"

Belum puas menganiaya Bobby yang sekarang malah tertawa sambil memegang perut,  Hanbin kembali ke ranjangnya mengambil kaus kaki Bobby yang di gunakan untuk membekap bibirnya tadi dan berusaha menyumpalkan ke mulut Bobby tapi tak berhasil.

Yup,  Bobby tadi memang membekap bibir Hanbin dengan kaus kaki.  Heh, apa yang kalian harapkan hem?

" AHAHAHAAA~ Apa rasa kakiku enakk? ahaha... "

Bobby masih tertawa. Memancing Hanbin untuk bergerak lebih agresif, hingga lengannya yang sakit terhantuk lutut Bobby. 

" Awwwh

Hanbin berhenti bergerak dan memegangi lengannya.

Melihat itu Bobby menghampirinya khawatir.

" Hei,  apa sakit? "

" Tentu saja sakit bodoh.  Kau tak pernah patah tulang ya? " Hanbin menjawab sewot.

Bobby mengulurkan tangan ingin mengusap,  tapi apalah daya lengannya sudah lebih dulu di tepis menjauh.

" Jangan sentuh sentuh!"

Bobby hanya terkekeh dan berlalu keluar ruang rawat Hanbin untuk mengurus administrasi dan menebus obat, lalu kembali masuk tak lama kemudian.

" Ayo kita berangkat sekolah. "

" Aku sakit. " Hanbin menjawab tak menatap Bobby.

" Apa kau masih mau tinggal di sini? "

Hanbin tak bergeming,  malah pura pura sibuk dengan kukunya.

Melihat gelagat Hanbin, Bobby membuang nafas pura-pura lelah kemudian merebahkan kepalanya di samping Hanbin.

" Belum resmi sudah menguras dompet hhh."

Merasa tersindir, Hanbin berbalik menatap Bobby.

" Heh,  memangnya berapa biaya di sini?  Biar aku yang bayar. "

Chocolate BananaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang