Assholatukhorunminannau...m!
Ya, lantunan demi lantunan terucap dengan susunan rapi nan menawan, mungkinkah sang pelantun juga berparas rupawan? kalimat itu terdengar jelas dari gendang telingaku. Apalagi yang harus kuperbuat selain bangun dan dan bergegas ke musholah untuk melaksanakan sholat subuh. Hingga tak terasa-
"Kriiing!!!!"
Adzan yang kudengar di setiap pagi buta membawaku terbang tak karuan entah kemana pula. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh dentingan bell pertanda peringatan agar para santriwan/wati segera meluncur keasal adzan dikumandangkan.
Tanpa aba-aba kakiku langsun terayun dengan sendirinya menuju musholah ALWA. Musholah ALWA dengan tempat persemayaman santriwati hanya berjarak sekitar 15 meter. Jalan santriwan/wati menuju musholah pun berbeda. Jadi, tidak ada santriwan yang berlalu-lalang bersimpangan dengan santriwati.
Tidak ada kata 'pertemuan' antara santriwan dan santriwati. Ayunan kakiku belum terhenti sejak tadi. Sedari tadi, aku berjalan beriringan dengan Risa. Risa adalah teman sekamarku. Risa juga menjadi teman seatap seperguruan dan senasib seperjuanganku di Ponpes ALWA ini.
Aku dan Risa hanya berselisih 2 hari disini. Risa berada disini hari Ahad, sedangkan aku hari Rabu. Jadi, dialah yang menuntunku untuk mengetahui lebih luas tentang pesantren ini, meskipun hanya sedikit.
Sambil berjalan kami mendengarkan pujian sela adzan dan iqamah. Lantunannya sungguh merdu sekali. Lantunan yang dibawakan seorang ikhwan, entah siapa ikhwan itu dan bagaimana dia bisa hadir lalu melantunkan berbagai lirik yang diubahnya menjadi begitu indah. Sholawat Ashgil. Aku menyukai sholawat Ashgil ini. Sholawat inilah yang aku dengarkan dengan seksama. Hingga tak tersadar benda putih bening meluncur dari kelopak mataku. Akupun langsung menyekanya. Berharap tak ada seorang pun yang melihat kejadian ini.
Tak terasa kakiku telah bertumpu di atas ubin putih. Dinding yang ku pandang hijau. Ada pula diding yang berlapis ubun putih maupun biru. Ku amati lamat-lamat. Banyak orang berlalu-lalang dengan pakaian khusus sholat. Bagi perempuan memakai mukena. Dan bagi laki-laki memakai peci, koko, dan tak lupa sarung adalah hal yang pasti.
Ternyata aku sudah sampai di musholah. Aku kira aku akan terlambat. Ternyata tidak. Aku berada di shaf ke dua paling depan.
Meskipun satu musholah dijadikan tempat peribadatan dua jenis manusia, tetapi tidak ada alasan untuk terjadinya pertemuan. Jalan menuju musholah bagi santriwati melalui belakang yang disepanjang jalannya diberi batas berupa dinding bernuansa tosca yang langsung terhubung ke pintu samping kiri musholah. Sedangkan jalan bagi santriwan menuju musholah ialah melewati jalan depan tempat persinggahan santriwan dan langsung melewati pintu utama musholah.
Tabir pembatas antara santriwan dan santriwati masihlah dinding. Kecuali untuk shaf pertama. Saat ini aku berada pada barisan kedua. Artinya aku tak jauh dari barisan pertama. Ya, aku tepat berada di belakang barisan pertama. Tentunya aku bisa melihat segerombolan ikhwan atau lebih tepatnya santriwan yang akan melaksanakan sholat subuh di musholah ini. Hal seperti ini merupakan suasana asing bagiku. Sungguh asing. Para ikhwan itu asing bagiku.
Selama setahun ini tidak pernah sekalipun aku melihat pemuda berlalu-lalang dihadapanku, karna memang selain ayah dan abah pengasuh Ponpes ALWA juga para guru dan ustadz di sekolahku ini tidak ada lagi yang ingin kulihat. Saat liburan seklah ataupun pesantrenpun aku tidak pernah ingin pulang sehingga kemungkinan kecil untuk aku bertemu dengan para ikhwan.
Tetapi kali ini, aku sungguh tidak percaya apa yang sudah terjadi. Mataku bertelanjang menatap punggung para ikhwan asing tanpa aku menyadari. Ya Robb.. apa yang telah terjadi. Apakah aku berdosa? Jelas aku berdosa. Ketika aku tersadar dari dosa yang telah aku lakukan aku beristighfar agar titik hitam yang menempel dihatiku luntur oleh cairan istighfarku.
Semoga saja, aku tak berdosa.
Semoga saja, titik hitam itu menghilang dari hatiku.
Semoga saja, Istighfarku menghapus dosa dan hinaku.
Semoga saja, kelancanganku tak terulang.____________________________________________
#20082019
_adesalamJazakumullohukhoironkatsiron
(Jangan lupa baca Qur'an)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Rasa (Jangan Torehkan Titik Hitam Dihatiku.)
General FictionAdakah kalian memiliki seorang teman pembenci makhluk Allah yang bernama laki-laki? Jika tidak, disinilah kalian menemukan apa yang kalian cari. Ya, di cerita yang belum genap sempurna ini. Cerita ini menceritakan tentang- Lantunan kalam ilahi pem...