masa lalu

3 0 0
                                    

Banyak orang bertanya-tanya padaku mengapa aku takut untuk jatuh cinta. Jawabannya sangat simple, karena aku takut untuk di sakiti.

Aku pernah mencintai, sangat mencintainya sampai-sampai aku tak pernah berpaling darinya, dia cinta pertama ku. Cinta ku di masa putih abu-abu

Namanya Ardhiyan Pakusomo, dia sempurna menurut ku. Kulitnya hitam manis, tinggi sekitar 180cm, mempunyai hidung mancung, dan mempunyai otak yang cerdas. Aku dan dia sangat dekat, sejak awal aku masuk SMA dia telah membuat hati ku yang tak pernah berdetak hebat kini dia mulai bertedak. Seperti bunga yang sudah mulai mekar, karena sudah diairamu oleh sang pemilik nya.

Dia pintar matematika, fisika, kimia, hal-hal yang berbau hitungan dia sangat menguasainya. Awalnya ku tak tahu apa aku benar jatuh cinta atau hanya mengaguminnya saja. Sampai aku baca artikel yang mengatakan, bahwa ketika kita menyukai seseorang lebih dari 3 bulan maka ini bisa dikatakan dengan cinta. Dan yang kurasakan kini aku memang benar-benar mencintainya.

Seperti kebanyakan wanita yang lain, pasti dia ingin mengeluarkan isi hatinya pada para sahabatnya tentang orang yang dia cintai, begitupun dengan ku. Aku curhat kelada 3 sahabat ku bahwa aku mencintainya, dan tanggapan mereka membuat ku senang karena mereka sangat mendukungku. Bahkan ada yang samoai ingin memberitahu kan padanya, tapi aku tolak karena aku gak mau menjadi canggung nantinya dengannya.

Ujian tengah semester pun tiba, aku dan ketiga sahabat ku berbeda kelas. Sinta dia datang ke kelas ku dia berkata "apapun yang dia bilang, lo harua terima ya", aku bingung apa maksudnya ini.

Hari terakhir ulangan kita semua masuk ke kelas kita kembali, ku melihat dia sedang menatap ku. Aku canggung di buatnya, ku berbisik pada Sinta,
"Nta dia ngiatin gw mulu",
"Cieee yang grogi duliatin sama ayang bebeb", jawab Sinta sambil meledek, yang ku balas dengan tatapan malu-malu.

Setelah guru selesai memberikan pengumuman, kelaspun di bubar kan. Aku dan ketiga sahabat ku pun keluar kelas, tapi seketika tangan mu di tarik oleh seseorang. Ku menengok kebelakang dia yang manarik tangan ku dan berkata "gw mau ngomong sama lo", ucap Ardhiyan padaku yang ku jawab dengan anggukan. Ku melihat ketiga sahabat ku sedang menatap ku, dan ku memberikan kode kepada mereka untuk keluar lebih dulu.

Di depan kelas ini, aku berbicara dengan dia lebih tepat nya dia yang berbicara padaku.

"Lo suka sama gw", tanya dia terus terang, dan dengan bodohnya aku tak bisa berkata apa-apa di depannya.

"Lupain gw, tinggalin gw, gw bukan orang yang baik", lanjut dia ketika tidak ada jawaban dari ku. Dan ku mendongakkan kepalaku memberanikan menatap matanya, dan ku jawab ucapannya dengan anggukan.

"Lo orang baik, gak sepantasnya lo suka sama gw, kalo gw orang baik mana mungkin gw di putusin sama pacar gw", ucapnya yang terakhir padaku dan pergi meninggkan ku sendiri di depan kelas ini.

Ku terdiam cukup lama di dalam kelas ini, mencerna setiap ucapannya padaku. Ku ingin menangis tapu tak bia, ku berjalan keluar kelas melihat ketiga sahabat ku yang sedang tertawa. Ketika mereka melihat ku, mereka langsung bertanya padaku apa yang dia bilang padaku. Ku hanya bisa menjawab "gw omongin nanti di rumah lo Ly".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorge!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang