Chapter 05 : Titania Faerie

38 6 5
                                    

Apa yang akan kamu lakukan jika kamu dapat melihat masa lalu, masa kini, bahkan masa depan?

Apa kamu akan merubahnya?
Merubah apa yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi.

Mampukah kamu melakukannya? Jika ... nyawa seseorang menjadi taruhannya.

Titania Faerie, bagi dia kemampuan itu adalah sebuah kutukan. Bagi seorang gadis yang kini telah menginjak usia 16 tahun, dia harus melihat banyak kesedihan di masa lalu bahkan masa yang akan datang.

Sebuah kematian ....

Menjelang kelahirannya, sebuah kecelakaan terjadi di reruntuhan kuno. Tempat tersembunyinya sebuah prasasti terlarang, telah merenggut sosok ayah yang selama ini tidak pernah dapat dia lihat. Entah itu benar-benar sebuah kecelakaan atau kesengajaan. Sebuah konspirasi?

Namun semua itu tidak pernah dia ketahui. Menjadikannya sebuah misteri ... sebuah cerita duka yang tidak akan pernah mampu untuk diceritakan oleh seorang wanita yang harus menghidupi putri semata wayang mereka sendiri.

"Sayang, putri kita telah lahir ... seperti keinginanmu, aku memberinya nama Titania Faerie," ucap seorang wanita muda yang tengah memeluk bayi perempuan cantik dalam tangisnya.

"Jadilah sosok wanita yang kuat ya putriku sayang," lanjut wanita muda itu yang kemudian mengecup kening putrinya.

Hari telah berganti minggu. Terus berganti menjadi bulan. Dan berakhir menjadi tahun ke tahun. Bayi mungil itu kini telah tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik dan juga ceria. Bermain bersama teman-teman kecilnya di sebuah taman.

Sebuah pertemanan yang begitu hangat, hingga harus berakhir saat sebuah batu berukir yang berada di dasar air mancur mulai bercahaya.

Tepat saat dia dan temannya akan meninggalkan taman, pandangannya teralihkan oleh sosok aneh yang terbang di atas langit. Sebuah pertanda yang mungkin akan menjadi awal dari mimpi buruknya.

Setibanya di rumah, Titania bergegas menemui ibunya yang sedang merapikan barang-barang.

"Ibu?"

Wanita muda bernama Faerie segera menoleh ke arah datanganya suara kecil yang baru saja memanggil namanya.

"Kemarilah sayang, malam ini kita akan berangkan ke Luksemburg."

"Luksemburg?"

"Ya, sayang. Ada tugas yang menanti ibu di sana."

"Tugas apa?"

"Nanti kamu juga akan tahu."

"Tapi aku belum berpamitan dengan mereka, Ibu."

"Kamu pasti akan bertemu mereka lagi sayang, percayalah."

Titania hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil dan segera membantu merapikan barang bawaan mereka.

"Ibu, ini buku apa?"

"Itu jurnal sayang," jawab Ibu Titania yang sedang merapikan barang bawaan mereka.

"Jurnal?"

Titania langsung membuka halaman jurnal satu per satu hingga sebuah foto tua terjatuh dari balik halaman yang terbuka. Foto tua dengan sebuah tulisan dibaliknya.

"Ech hunn dech gar, an am nachste Liewen waert ech weiderhin dech gar hunn, Faerie ... Aku mencintaimu, dan di kehidupan selanjutnya, aku akan terus mencintaimu, Faerie ...."

Mendengar hal itu membuat Ibu Titania terkejut, kakinya mendadak lemas seakan tenaganya baru saja menghilang bersamaan dengan datangnya rasa perih yang menyayat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mythology of InscriptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang