1.Seperti pandangan pertama

45 14 2
                                    

Afanda memasuki ruangan tempatnya bekerja setelah menuntaskan hasratnya untuk membuang air kecil. Dia seorang photographer model di salah satu majalah yang sedang beredar saat ini.

Seorang wanita berpakaian casual keluar dari salah satu pintu. Ditangannya terdapat beberapa lembar kertas berisi apa saja yang harus diselesaikan hari ini.

"Fan udah?" Afanda menoleh ke arah teman kerjanya selama disini, Serin Anggia.

"Iya udah." Afanda tersenyum, "Modelnya udah datang kan?"

"Udah, lagi ganti baju dulu." Afanda mengangguk paham.

Afanda menghampiri lelaki yang merupakan partner kerjanya.

"Siap Gas?" tanyanya setelah menepuk pundak Bagas.

Bagas terkejut sehingga tanpa sengaja ia menabok pipi Afanda dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

Afanda pun tak kalah terkejut dengan perbuatan Bagas yang sampai sebegitunya karena ulahnya.

Kemudian mereka bertatapan dengan wajah sama-sama terkejutnya membuat keduanya cengengesan karna ulah tersebut.

Bagas adalah salah satu partner kerjanya selama disini, Afanda mengenalnya saat ia sudah bekerja selama 2 bulan. Bagas datang sebagai pegawai baru. Menurut Bagas, Afanda adalah orang pertama yang akran dengannya saat dirinya baru bekerja disini.

Dan sampai saat ini mereka masih bersama, masih berteman.

Tak lama Serin berteriak agar semuanya bersiap-siap untuk pemotretan.

Afanda segera duduk menyiapkan kameranya sedangkan yang lain menyiapkan perlengkapan lainnya, begitu juga dengan Bagas.

***

1jam telah berlalu, artinya pemotretan telah selesai. Semua orang mulai membereskan alat-alat sedangkan Afanda sibuk dengan kameranya.

"Del gue pulang duluan aja ya?" kegiatan Afanda terhenti mendengar nada suara itu, tapi enggan menoleh ataupun meliriknya.

"Soalnya gue chat, lo gak bales-bales ish."

"Gak bisa. Gue harus pulang sekarang, ada keluarga besar gue di rumah."

Masih dengan mendengarkan suara percakapan seseorang yang mungkin berada dibelakangnya, Afanda mencoba untuk berpura-pura tidak peduli.

"Apalagi lo mau ke caffe dulu bareng pacar lo. Lo mau gue jadi obat nyamuk apa nyamuknya hah?!" Afanda terperanjat kaget tapi hanya sesaat, saat mendengarkan suara wanita itu yang mulai meninggi.

"Udahlah gue pesen grab aja. Ribet sama lo mah." setelah mengatakan itu Naren memutuskan sambungan teleponnya, lalu menyimpannya kedalam tas.

Ia melihat punggung lelaki memakai hoodie berwarna hitam. Sepertinya dia pernah melihatnya, tapi dimana?

Tepat saat Naren mengamati kembali punggung itu, tiba-tiba lelaki itu berbalik sehingga berhadapan dengan Naren yang terkejut melihat muka lelaki itu.

AFANDA!

Lelaki yang tadi menabraknya saat perjalanan menuju kesini, begitu juga Afanda yang sama terkejutnya melihat Naren yang sedang melotot.

Ia ingat, wanita itu yang tadi tak sengaja ia tabrak saat akan menuju ke toilet.

"LO!" pekik keduanya setelah sadar dari keterkejutan.

Pandangan pertama awal aku berjumpa....

Seolah-olah hanya...

Keduanya serempak menoleh kearah sumber suara tersebut. Ternyata suara dering ponselnya Bagas yang memutar lagu itu.

"MATIIN!"

***

Vote&comment jangan lupa:D



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Absurd CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang