Author povZulaika. Ibu dari gadis cantik bernama Naisyila. Sedari sore tadi Zulaika tak mengalihkan pandangannya dari putri semata wayangnya. Ia tahu bahwa putrinya itu tengah memandangi sebuah bangunan di seberang pemandangan hijau yang terbentang luas. Bangunan tersebut hanya terlihat lantai atas dan gentingnya.
Tanpa ingin bertanya yang ujung-ujungnya mengganggu aktivitas melamun putrinya ia pun tak bersuara. Ia tahu bangunan apa yang dipandangi putrinya. Itu adalah pesantren. Entahlah, Zulaika tak tahu apa yang sedang difikirkan anak gadis semata wayangnya itu. Akan tetapi hati Zulaika berfirasat jikalau putrinya itu sedang memimpikan sesuatu.
Karena senja semakin gelap dan sebentar lagi adzan maghrib pasti berkumandang. Alhasil telapak tangan Zulaika mendarat di bahu putrinya pertanda mengisyaratkan untuk segera sholat maghrib.
Setelah menegur putrinya dengan kata-kata halus, ia pun langsung mengambil wudlu lalu beranjak ke kamar. Kamar Zulaika melewati kamar putrinya. Saat ia melewati kamar putrinya, ia mendengar sayup-sayup doa sang putri.
"Ya Allah, capaikan impian utamaku, jadikan aku santri teladan dimanapun dan kapanpun. Tempatkan aku di penjara sucimu. Meskipun hanya satu bulan lamanya.. hanya kepada kaulah hamba meminta.."
Itulah yang ia dengar dari bibir sang putri. Itulah kalimat yang ia dengar dari getaran kerongkongan sang putri. Itulah alunan doa yang diucapkan sang putri.
Seketika hati Zulaika langsung tersentuh dan batinnya mengaminkan doa sang putri. Kini ia tahu mengapa sang putrinya memandangi tanpa henti ke arah bangunan hijau tosca di seberang sana.
Tak berlama-lama berdiri diambang pintu kamar putrinya, Zulaika pun langsung mengayunkan kaki nya menuju kamarnya untuk melaksanakan sholat.
Sayup-sayup doa terdengar lirih mengulang keinginan putrinya.
Tak lama kemudian ia duduk di balkon teras rumah, ayah Naisyila, suami Zulaika, Suratno. Suami Zulaika yang bernama Suratno datang menghampiri Zulaika, istrinya.
Zulaika menceritakan semua doa dan impian yang dipanjatkan sang putri. Jeda seperkian detik-
"Apa sebaiknya kita capaikan impian anak kita untuk masuk pesantren? Ke pesantren Al-Fath gak apa-apa juga kan? Lagian pesantrennya juga masih bagus dan tertib.. masih salaf juga." Ungkap ayah Naisyila menjelaskan kesetujuannya terhadap pendapat Zulaika.
Sepertinya orang tua Naisyila mendukung mimpi Naisyila.
Sedangkan dibalik pintu masuk, Naisyila tak sengaja mendengar percakapan kedua orang tuanya. Ia sungguh bahagia. Sangat amat bahagia. Tapi saat ayahnya berkata-
"Tetapi, apakah tidak sebaiknya kita tunda masuknya Syila ke pesantren.. pasalnya keadaan keuangan kita sedang menipis.."
Deg!
Setelah mendengar kata itu, Naisyila seakan terjatuh ke dasar jurang. Pasalnya beberapa detik sebelumnya ia merasakan akan terbang ke ujung angkasa.
Ya Allah... rencanamu benar-benar sungguh mengejutkan... tiada satupun yang dapat merencanakan .. dan tiada satupun yang dapat menebak... kebenaran dan kenyataan ada di yad Mu.. kau bisa saja menaikkan seseorang hingga langit teratas... tapi, Kau bisa puka menjatuhkannya hingga ke dasar daratan... tiada siapapun yang dapat menyangkal.
Batin Naisyila dalam renungan nya. Karna sudah jelas ia mendengar bahwa ia akan di masukkan ke pesantren setelah keadaan keuangan keluarganya membaik. Entahlah, berapa lama ia akan menunggu.
Yang jelas ia kini bersyukur. Setidaknya harapan besar ada di genggamannya. Meskipun rencana Allah itu kadang melambungkan lalu menjatuhkan rasa nya, tetapi apapun itu pasti terbaik untuknya. Bukankah tak mungkin Allah membiarkan hambanya berada pada masa sulit terus-terusan?
__________________________________
#21&22082019
_adesalamSyukron jazilan..
(Jangan lupa baca Qur'an)
KAMU SEDANG MEMBACA
kalam Cinta
General FictionAllah... Ku titipkan doa demi KALAM CINTA... Ku nantikan dia hingga halalnya ada... Jika untaian doa disepertiga malamku mampu menghadirkan kalam cinta yang ku tunggu... Maka, Kabulkan setiap untai kata yang ku sebut dalam doaku YA ROBB... Hadirka...