Bab 22

1.9K 435 140
                                    

Meletakkan puntung rokok ke asbak, Yunho mengepulkan asap. Ia kembali menarik pinggang Jaejoong agar lebih dekat dengannya. Mencium leher Jaejoong, Yunho mulai lagi menarik ikatan jubah tidur wanita itu. Tetapi, Jaejoong menahannya. Dengan wajah polos ia memegang tangan Yunho yang hendak melepas ikatan pada jubah.

"Aku bertanya tidak kembali langsung karena kau sudah telat untuk ke kantor. Kau tidak berencana untuk mangkir dari pekerjaanmu, kan? Dan lagi, Honey ada rapat penting," Jaejoong mengingatkan bukan menahan atau menyudahi hasrat suaminya itu. Bukankan rapat sangat penting bagi Yunho, toh pria itu seorang CEO.

Yunho tidak mempedulikan ucapan Jaejoong, ia menciumi tulang selangka Jaejoong sebelum mendongak. "Masih ada beberapa saat sebelum rapat berlangsung," ujar Yunho dan tersenyum miring.

Jaejoong menggeleng pelan, suaminya ini benar-benar tidak pernah puas? Ia terkikik ketika Yunho mengikat kembali ikatan jubahnya, "Tidak jadi, Honey?"

Mengecup bibir Jaejoong, Yunho menatap menggoda sang istri, "Nanti Cintaku, kasihan jika anakku kelelahan karena papanya terlalu berhasrat."

"Sadar rupanya, aku kira kau tidak menimbang bahwa calon anak kita perlu istirahat bersamaku," Jaejoong menjulurkan lidahnya, dan Yunho tertawa pelan.

Menyugar rambut Jaejoong, Yunho kemudian berdiri. "Aku akan meminta Bibi Ma membuatkan susu untukmu," Yunho membenarkan kaitan celana bahannya dan hendak mengambil baju di dalam lemari. Jujur saja ia tadi asal ambil celana.

"Uumh bagaimana bersihkan tubuh dulu? Bersama Honey," tawar Jaejoong seraya mengekor pergerakan Yunho dengan ujung matanya.

"Berdua?"

"Biasanya memang berdua, kan?"

"Sayang, kau tidak takut aku turn on?"

"Memangnya kau akan turn on lagi? Biasanya tidak, iya kan?" dengan polos Jaejoong menjawab.

Mengusap wajahnya, Yunho terkekeh pelan, "Lupa? Aku selalu turn on, Baby. Bagaimana aku tidak, kau begitu seksi."

"Benarkah?" Jaejoong mengerjap, kemudoan tertawa malu. "Baiklah, aku lebih dahulu. Kemudian kau uumh?"

"Call! Setelah minum susu dan memakan nasi, kau harus istirahat, jangan melakukan apa-apa lagi, hmm?"

Jaejoong mengangguk, ia beranjak dan bertanya dengan lembut, "Kapan akan menceraikan BoA, Hon?"

Menaikkan sebelah alisnya, Yunho melangkah mendekat pada Jaejoong. Ia mengecup kening Jaejoong dan menjawab dengan mantap, "Aku akan memasukkan berkas untuk perceraian. Karena aku tahu dia tidak akan bisa bercerai dengan cara baik-baik jadi dengan jalur kekeluargaan tidak akan berhasil."

"Langsung ke pengadilan?"

"Iya Baby, pengacaraku sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Kau tenang saja hmm? Mulai dari sekarang aku tidak akan ke mansion Jung sebelum meresmikanmu sebagai istriku secara hukum negara kita," Yunho mengusap pipi Jaejoong, dan wanita itu tersenyum lebar yang cantik sekali bagi Yunho.

"Terima kasih, Honey," ucap Jaejoong pelan, dan Yunho mencubit pelan pipinya.

Jaejoong senang sekali, Yunho memang bukan pria brengsek. Semua jelas dibuktikan pria itu selama mereka bersama. Yunho membuktikan ia lah satu-satunya pria yang dicintai serta rumah pulang untuk Yunho. Sangat bersyukur bahwa suaminya tidak menyeleweng dengan alasan klise. Atau mungkin belum? Ah, tidak. Ia rasa Yunho memang bukan type pria kurang ajar yang merendahkan istri.

.
.
.

"Jadi Yunho serius akan menceraikan BoA?" Hyunbin bertanya kepada Jaejoong dengan rasa tak percaya.

Mengangguk, Jaejoong menyesap honey lemonade yang diseduh dengan air hangat. Ia kembali meletakkan gelas dan menjawab pertanyaan Hyunbin yang terlihat tak sabar. "Benar Oppa, apa kita juga harus memulai rencana?"

Menggigit bibirnya, Hyunbin sedang menimbang, melancarkan aksi mereka. Ia merasa kurang tepat. Sebagai kakak dari Jaejoong, Hyunbin tidak ingin jika Jaejoong dilukai. Hanya saja, ia juga paham bagaimana karakter keluarga Kwon. "Aku belum tahu, Je. Tapi, aku yakin mereka akan mengangkat isu perceraian sebagai tameng untuk berlindung bahwa mereka adalah yang paling tersakiti."

"Play victim?" sebelah alis Jaejoong terangkat. Memang sejak dulu, lagu keluarga Kwon selalu begitu.

"Benar, aku masih mencoba menyusun rencana dengan matang, Je."

"Tapi Oppa, ini serangan bagus untuk keluarga Kwon. Ketika mereka akan fokus pada perceraian BoA, kau bisa maju menyerang perusahaan," Jaejoong mengemukakan pendapat.

Sementara itu Hyunbin menggeleng. Perceraian BoA hanya sebatas angin lalu bagi keluarga Kwon, ia tahu dengan jelas ambisi dari kepala keluarga Kwon. "Dengarkan aku Je, masalahnya tidak se-simple BoA dan Yunho bercerai. Tetapi, sepertinya keluarga Kwon sengaja menekan keinginan BoA menikah dengan Yunho dengan keuntungan lainnya."

Mengernyitkan kening, Jaejoong tidak paham apa yang dikatakan Hyunbin. Apa maksud kakaknya itu? Keuntungan lain? Jaejoong memajukan sedikit duduknya, "Aku tidak mengerti Oppa."

Sudah diduga Hyunbin, adiknya tidak akan mengerti itu mengapa ia perlu berbicara dengan Yunho agar lebih memantapkan rencana. Dan menahan rencana untuk menyerang langsung keluarga Kwon. "Mereka sedang menjual nama keluarga Jung untuk bisnis lain dengan para pengusaha lainnya."

"Apaa?!" Jaejoong terkejut mendengar itu, ia geram sekali. Tangannya terkepal dan ia benar-benar tidak menduga bahwa mereka mulai akan memanipulasi keadaan. Benar-benar keluarga Kwon sangat licik.

"Itu mengapa, aku rasa lebih baik edarkan isu perceraian dahulu sehingga para pengusaha yang berhasil mereka gaet memahami situasi. Aku menduga permainan mereka selanjutnya akan menyeret namamu sebagai keretakan rumah tangga BoA dan Yunho. Menjual cerita sedih atas hal itu. Meraih simpatik atas semua orang," Hyunbin memahami cara bermain keluarga itu setelah mengamati dan menyelidiki tentang bisnis mereka dengan mengirim orang kepercayaan.

Jaejoong tidak terlalu pandai dalam bisnis. Namun setidak pedulinya ia pada image, Jaejoong juga tidak ingin menghancurkan diri sendiri dengan perceraian Yunho yang akan menyeret namanya secara nyata. Itu jelas tidak bisa dihindari, ia tahu jelas. Tapi, bukankah jika menunda serangan, maka sama saja Hyunbin menempatkan siatuas sulit bagi mereka?

"Penurunan saham akan terjadi, Oppa."

"Tidak ada hubungan masalah pribadi dengan integritas perusahaan. Saat ini, kau memang presiden direktur. Penurunan nilai saham akan terjadi tapi tidak secara permanen dan berlangsung lama. Kita bergerak bukan di industry hiburan atau berkaitan dengan kejahatan. Aku sudah menyuruh seseorang mengatur semua, Je. Peluru yang aku miliki hanya satu, Mrs. Song!"

.
.
.

Eyd ga beraturan. Typo dimana" no edit.

Ini ceritanya udah sambungan dari prolog ya.

Rules of the day 130 comment 😋😋😋 .

PO masih dibuka, pembayaran sampai 30 agustus.

.
.
.

Burning Down ( Lady Kim's Revenger )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang