Bab 11

2.1K 427 138
                                    

Sebelah alis Yunho terangkat, jika memiliki pandangan demikian kenapa Tuan Han melamar Jaejoong, namun sama sekali tidak di sentuh. Jelas bukan karena rasa cinta pada kekasih, atau sebatas nafsu. Ia juga cukup tahu rumor pria itu hingga terdengar bahwa Tuan Han menikahi seorang wanita.

Yunho mendekat, dan bertanya lebih gamblang, "Lalu kenapa kau tidak menolak lamarannya, Sayang?"

Menggeleng Jaejoong kemudian tertawa, "Bagaimana bisa aku menolak? Aku hanyalah wanita biasa saja. Dan, Tuan Han sangat baik. Aku menerimanya walau terpaksa."

"Kau bisa menolak jika tidak ingin," Yunho tidak setuju dengan sikap pasrah Jaejoong.

"Sama, kau juga bisa menolak BoA. Tapi kau tahu ada alasan kuat kenapa harus. Aku juga begitu!" Jaejoong melangkah ke ranjang, ia duduk di tepi ranjang dan menatap nanar lantai.

"Apa alasanmu?" Yunho tidak ingin menebak, tentu saja tidak ada yang akan menolak pengusaha itu meski tua sekalipun.

Terdiam Jaejoong teringat pertama kali ia masuk ke mansion besar itu. Ia masihlah seorang remaja yang baru lulus dari sekolah. Jaejoong terlalu naif dan tuan rumah langsung menyukainya. Bukan suka kepada wanita, sebaliknya tuan rumah menyukainya bagai anak dan keluarga sendiri. "Karena dia terlalu baik. Karena bertahun-tahun hidupku ditanggung olehnya. Karena selama aku bekerja dengannya aku sama sekali tidak pernah menyentuh pekerjaan berat. Aku..."

Jaejoong menghentikan ucapannya, ia tidak bisa membiarkan Yunho tahu lebih banyak dan mengorek lebih jauh. Ia menatap wajah suaminya dan tersenyum tipis. "Aku lapar, Hon," ujar Jaejoong mengalihkan pembicaraan.

Yunho tertawa, ia mendekat pada Jaejoong dan duduk di samping sang istri. "Kau mulai ingin menghindar. Ceritakan padaku, Sayang," bujuk Yunho dan menarik pinggang Jaejoong. Ia memeluk wanita ini dan menumpukkan dagu pada bahu Jaejoong.

"Tidak sekarang, nanti uumh?"

"Lalu jika dia tidak menyentuhmu sama sekali menurutmu itu karena dia menganggapmu sebagai anaknya atau dia sama sekali tidak bernafsu?"

"Dua-duanya, aku sama sekali tidak pernah tidur bersama. Sejak menikah kami menggunakan ruang pribadi masing-masing," sahut Jaejoong seraya membelai lengan Yunho.

"Kamar terpisah?"

"Uumh, kamar dimana kau bergelut denganku, sejak dahulu memang kamarku. Aku mendapat perlakuan khusus saat menginjak mansion itu!"

Sejujurnya Yunho sama sekali tidak mengerti. Jaejoong ke mansion Tuan Han, untuk apa? Bekerja? Karena wanitanya mengatakan demikian tadi, atau salah satu kerabat jauh? Ia ingin bertanya tapi saat ini ia rasa bukan saat yang tepat.

"Benarkah? Jadi ketika kau sudah menikah, apa hubungan kalian berubah?"

"Tidak, masih sama saja. Kenapa? Kau cemburu jika dia pernah memelukku?" Jaejoong tertawa, ia tahu Yunho sangat penasaran.

"Mungkin saja begitu," Yunho berkata dengan hambar.

Jaejoong terkekeh, "Dia memelukku, tetapi tidak seperti caramu memelukku. Layaknya ayah ke anaknya, begitu saja."

"Jadi dia sama sekali tidak menyentuhnya dengan cara yang aneh selama hubungan kalian? Apa dia benar-benar tidak menyukai wanita?"

Jaejoong menaikkan sebelah alisnya. Ia tertawa kering dan menoleh, bergeser sehingga Yunho memindah posisi. Mereka berpandangan dengan lekat.

"Dari dahulu aku baru mengenalkan, aku tidak pernah melihat perbuatan menyimpangnya yang dirumorkan orang banyak. Dia tidak gay! Dia sangat normal. Dan dia membiarkan isu tentang dirinya gay!" Jaejoong cukup marah jika ada yang menyebut Tuan Han seorang penyuka sesama. Ia tahu dengan sangat baik pria itu. Sama sekali Tuan Han adalah pria yang baik dan sopan.

Burning Down ( Lady Kim's Revenger )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang