Pagi yang cerah diawali dengan senyum yang merekah. Gadis itu berdiri di depan cermin kamar dengan setelan seragam sekolah yang bertengger lengkap ditubuh nya. Lalu memoleskan sedikit bedak tabur ke wajahnya.
Mengikat rambut hitam lurus dengan karet berwarna biru. Mengambil tas dan ponsel yang berada di atas meja belajar, lalu berjalan keluar kamar untuk berangkat sekolah.
"Tante aku berangkat ke sekolah dulu ya tan." ucap gadis itu sambil berjalan mendekati tantenya.
"Kamu nggak sarapan dulu Sya, atau tante siapkan bekal saja?" balas Melda. Tante nya Tisya, sekaligus orang yang telah merawat Tisya dari kecil.
"Nggak usah deh Tan. Tisya langsung berangkat aja, soalnya Tisya buru- buru nih. Mamang ojek nya ntar lagi nyampe," Gadis itu berucap sambil menyalami tantenya.
"Tumben banget kamu berangkatnya pagi,"
Melda hanya geleng-geleng melihat keponakan satu satunya itu."Sekali sekali tan. Biar kek anak anak ambis yang kutu buku itu, hehe."
"Aku berangkat dulu ya Tan. Assalamu'alaikum"
ucap Tisya sambil mencium tangan Melda."Iya, waalaikumsalam."
Setelah di angguki tantenya Tisya langsung berjalan keluar rumah dan mendapati ojek online yang juga sudah sampai depan rumahnya.
*****
Ketika sampai di sekolah gadis itu berjalan menyusuri koridor. Sesekali menyapa beberapa orang siswa- siswi yang di kenalinya.
Tisya termasuk jenis orang yang disukai teman temannya. Gadis itu ramah dan tidak sombong. Tisya bukanlah gadis pintar dengan segudang prestasi, di kelas ia hanya mendapat rangking sepuluh besar. Tidak pernah sampai tiga besar. Tapi tak apalah, itu sudah lebih dari cukup baginya. Mengingat otaknya yang hanya pas-pasan.
Tengah asik berjalan Tisya melihat seseorang yang membuatnya semangat berangkat kesekolah pagi pagi.
Tisya berjalan mendekati orang itu. Siapa lagi kalau bukan Vano Putra Andjaya. Ia adalah sosok yang sudah satu tahun ini disukai Tisya.
Berjalan sedikit tergesa menghampiri laki-laki itu.
"Hai Vano," suara Tisya yang sedikit nyaring itu menarik perhatian beberapa siswa yang ada di dekat parkiran.
Vano yang baru saja memakirkan kendaraannya, melirik sekilas gadis itu.
"Vano ih, gitu terus kalau aku samperin. Senyum dong!"
"Gue ga minta lo nyamperin gue!" Balas cowok itu cuek lalu berjalan melewati Tisya.
Tisya yang dilewati begitu saja langsung terpana di buatnya. Meringis pelan "Ih awas ya Van, nanti aku cuekin balik tau rasa kamu!" Tisya sedikit berlari menyamakan langkahnya dengan Vano.
Yang diteriaki tak menoleh sedikitpun dan tetap meneruskan jalannya. Membuat gadis itu bertambah kesal saja.
Pupus sudah semangat Tisya pagi ini. Niat hati berangkat sekolah pagi-pagi agar bisa ketemu doi eh malah apes.
Tapi tenang,Tisya tidak akan menyerah begitu saja. Masa iya hanya dikacangi Vano, Tisya langsung menyerah. Itumah udah biasa bagi Tisya.
Lalu gadis itu tersenyum sambil menyemangati dirinya. "SEMANGAT ATISYA!!"
Sedangkan Vano, setelah dari parkiran dan bertemu Tisya tadi, cowok itu langsung berjalan menuju kelasnya. Sedikit menoleh kebelakang, memastikan apakah gadis itu mengikutinya atau tidak. Lega rasanya ternyata gadis itu tak mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionSelamat datang di ceritaku! Cerita ini menceritakan tentang Atisya Sahira.Remaja biasa yang sedang mengalami masa pertumbuhannya. Wanita yang terlebih dahulu menyatakan perasaan kepada lelaki, sekarang sudah tidak sedikit lagi bukan? Itulah yang sek...