RED BLOOD PACK — September 2003
Taehyung membuka bola matanya dengan terkejut ketika pintu penjara berderit terbuka. Pria Omega dengan surai platinum itu mendongak pada dua penjaga pria Alpha yang baru saja memasuki selnya. Salah satu dari mereka langsung membuka gembok yang mengunci rantai ke dinding, namun tetap membiarkan borgol berantai tersebut melingkari pergelangan kaki kanannya. Sementara penjaga yang lain berjongkok untuk meletakkan telunjuk dan ibu jarinya di dagu pria itu.
"Jangan membuat masalah." Peringatnya. "Kali ini kau akan menjadi pajangan yang cantik di aula pertemuan."
Kedua penjaga itu menarik tubuh Taehyung untuk berdiri. Memegang masing-masing lengannya dengan kuat agar ia tidak dapat kabur. Sebelum dikirim ke aula pertemuan, seorang pelayan wanita mengganti pakaiannya yang lusuh dan sedikit merias wajahnya. Yang sebelumnya kaus putih kotor kini berganti menjadi kimono merah berkilau yang hanya menutupi sampai ke pertengahan pahanya. Ia hanya diperbolehkan memakai celana pendek yang bahkan tidak jauh lebih panjang dari ujung kimononya. Ditambah kini bibirnya berpoles lipgloss sehingga terlihat begitu basah dan mengkilap. Terakhir, pelayan wanita itu menyemprotkan parfum berbau vanila pekat. Siapa saja yang menciumnya pasti tidak dapat menahan diri untuk tidak mengendus lebih kuat.
Pria itu kembali digiring menuju aula pertemuan. Dari balik pintu yang megah, ia bisa mendengar percakapan banyak orang. Ia juga bisa mendengar canda tawa dan suara gelas saling berdentingan. Ia bisa menilai bahwa sedang ada acara penting yang berlangsung, karena biasanya Taehyung hanya akan diminta melayani sang Alpha dari Packnya sendiri.
Ketika pintu hitam tinggi di hadapannya akhirnya terbuka, semua pasang mata langsung tertuju padanya. Mungkin pada wajahnya atau pada tonjolan tulang selangkanya yang terekspos—atau justru kaki jenjangnya yang dilingkari borgol. Mereka tidak lagi bercanda tawa, melainkan membiarkan rahang mereka terjatuh saat Taehyung berjalan lewat di tengah-tengah. Aroma vanila dan hujan pagi yang bercampur pun langsung menyerbak memenuhi ruangan.
"Aromanya bukan Alpha maupun Beta."
"Mungkinkah dia—"
"Permata Red Blood Pack." Kata Oh Sejoon sang pemimpin Pack. "Betapa indahnya dirimu malam ini, Omega."
"Omega?"
"Omega pria? Benar-benar permata!"
"Apa Omega itu akan dijadikan hadiah untuk Pack kita?"
Taehyung mengerutkan alisnya saat mendengar bisikkan yang terakhir. Ia tidak sempat berpikir lebih lanjut karena punggungnya terlanjur di dorong ke arah sang Alpha dan segera dipaksa berlutut di sisi sebelah kiri singgasananya. Lebih tepatnya hanya beberapa petak lantai yang lebih tinggi dengan satu sofa berwarna merah darah di tengah. Pada lengan kanan sofa, terdapat pahatan kepala serigala berwarna cokelat dari kayu jati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME || KookV
FanfictionJeon Jeongguk tidak akan membiarkan omeganya mati untuk yang kedua kali. Sekalipun ia harus mengorbankan nyawanya, Jeongguk akan memberikannya dengan senyum sepenuh hati. Semua hanya untuk omeganya, belahan jiwanya, Kim Taehyung. "Selamatkan aku, Je...