🌙 HOLD ME TIGHT

3.3K 448 39
                                    

Mata Jeongguk terlihat cukup sembab sekarang. Ia tidak dapat menghentikan tangisnya ketika mendapati bahwa Taehyung gagal mati. Ditatapnya tubuh ramping yang kini tengan tertidur lelap di bagian kiri kasurnya. Taehyung masih mengenakan kimono merahnya yang terkoyak-koyak dengan celana hitam pendek. Jeongguk pun menarik selimut bulu warna cokelat yang tebal dari dalam lemari sebelum menutupi tubuh yang meringkuk kedinginan itu.

Ia mengingatkan dirinya sendiri untuk segera mengobati luka di kaki Taehyung dan membuka borgolnya. Dengan kepala sedikit pening, Jeongguk berjalan meninggalkan kamarnya. Ia keluar dari pintu utama rumahnya hanya untuk duduk di salah satu anak tangga. Dihirupnya udara dingin malam itu dalam-dalam untuk menenangkan diri.

Ayahnya belum kembali dan ibunya tidak ada di rumah. Jeongguk sangat paham bahwa kedua orang tuanya pasti sedang berpesta merayakan keberhasilan pembalasan dendam mereka pada Red Blood Pack.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Jeongguk pada bulan yang hanya tampak seperempat di atas langit. "Apa yang sebenarnya kau rencanakan untukku, Moon Goddess?"

Jika waktu benar-benar diputar kembali seperti ini, berarti Jeongguk hanya punya dua tahun untuk menemukan siapa pelaku pembunuh Taehyung. Masalahnya, ia tidak punya petunjuk sama sekali tentang peristiwa pembunuhan itu. Kemudian, mengapa Moon Goddess memutar waktu hingga dua tahun ke belakang? Apakah maksudnya pembunuhan Taehyung di akhir bulan Desember 2005 itu sudah direncanakan bahkan sampai dua tahun sebelumnya?

Jeongguk segera memijat keningnya yang berdenyut-denyut. Subjeknya terlalu luas, pikir Jeongguk. Sebab semua orang memang terlihat tidak menyukai Taehyung sejak hari dimana ia benar-benar menampakkan diri sebagai keturunan Red Blood Pack di pemukiman milik Lunar Pack ini.

"Jeongguk-ah? Mengapa kau duduk di luar?"

Suara khas seorang wanita menyapa indra pendengarannya diikuti dengan elusan lembut di bahu. Ternyata, kedua orang tuanya telah tiba dan tidak salah lagi bahwa aroma anggur merah menguar dari keduanya.

"Baumu agak asing." Komentar sang ayah. "Kau habis bermalam dengan seorang Omega?"

Jeongguk segera berdiri dan menggelengkan kepalanya. "Lebih tepatnya Omega itu masih berada di kamarku, Appa."

"Apa maksudmu, Jeongguk?"

"Appa, tolong izinkan Taehyung untuk tinggal di rumah kita."

Mata ayah Jeongguk langsung menyipit tajam. Sementara ibunya hanya bisa menatap keduanya dengan pandangan bingung. Tensi di antara kedua anak dan ayah Alpha itu langsung terasa meningkat. Ia juga keheranan mendengar ucapan anaknya soal Omega yang berada di kamarnya. Jeongguk memang sudah berusia delapan belas tahun, tapi ibunya berani bersumpah bahwa ini pertama kalinya pria itu berani membawa seseorang pulang ke rumah.

"Apa yang sudah kau lakukan, Jeongguk?"

"Aku—"

Belum sempat Jeongguk menjawab, ibunya terlebih dulu menyela. "Ada apa sebenarnya ini? Siapa itu Taehyung?"

Ayah Jeongguk menatap sang istri untuk menilai sesuatu. Setelah beberapa detik lamanya, barulah dia memberi sebuah perintah.

"Masuklah terlebih dulu, Minah. Aku akan menjelaskan tentang ini nanti."

Minah atau ibu Jeongguk, terlihat ingin sekali menolak. Namun akhirnya, ia pun memutuskan untuk menuruti perintah suaminya untuk menghormati sekaligus karena ia sudah terlalu lelah untuk tetap bercakap-cakap. Wanita paruh baya itu segera masuk dan terkejutlah ia akan aroma manis yang menguar cukup kuat di dalam rumah. Tidak salah lagi, seorang Omega benar-benar berada di rumah mereka, pikirnya.

SAVE ME || KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang