BAB 9

33.7K 1.5K 22
                                    

Dalam perjalan pulang ke rumah Bianca terasa hening, tak ada satu pun yang memulai percakapan, Rey yang memilih fokus menyetir sedangkan Bianca yang memilih melihat keluar kaca jendela mobil dan sesekali melirik ke arah Rey yang mengabaikannya sepanjang perjalanan.

Mobil Rey berhenti tepat di depan rumah Bianca.

"Turun!" Perintah Rey tanpa memandang Bianca.

"Bianca tak bergeming, masih duduk menatap Rey enggan beranjak, seperti ingin mengucapkan sesuatu tetapi takut.

"Gue bilang TURUN!!!." Ulang Rey agak membentak.

"Maaf..." Bianca memberanikan diri meminta maaf sedangkan Rey memilih diam.

"Rey.... gue minta maaf, maafin gue ya Rey." Bujuk Bianca agar Rey mau maafin Bianca.

Rey yang masih marah memilih diam enggan menjawab permintaan maaf Bianca.

"Lo diemin gue Rey? Oke... gue bakalan bilang ke nyokap lo klo gue mau dijodohin ma anak temennya nyokap lo." Kesal Bianca permintaan maafnya ga di respon sama Rey.

Rey yang masih emosi langsung menatap Bianca dengan pandangan yang sulit diartikan oleh Bianca, dan itu membuat Bianca menyesal mengatakan sesuatu yang malah menambah kemarahan Rey.

"Gue... gue ga serius Rey ngomong gitu... suer deh heeee..." Kata Bianca kemudian dengan mengangkat jari tengah dan telunjuknya di hadapan Rey dan nyengir merasa bersalah.

Rey yang masih menatap Bianca tiba-tiba mengetatkan rahangnya dan berkata, "turun sekarang!"

Bianca memilih mengalah saat ini karena dilihatnya Rey sedang ga bisa dibujuk.

"Iya udah Rey, gue masuk kerumah ya. Kamu... jangan lama-lama ya marahnya!" Pinta Bianca sedih kemudian keluar dari mobil Rey. Sesaat setelah Bianca menutup pintu mobil, Rey langsung tancap gas tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Bianca.

Bianca hanya menghembuskan nafasnya sedih. Baru kali ini Rey benar-benar marah pada Bianca.

*****

Di sore hari pada esok harinya.

"BIAN SINI!!!!" Teriak Mirna memanggil Bian yang berada dikamarnya.

"IYA BENTAR!!!" Kemudian Bian menghampiri mamahnya yang berada di dapur. "Ada apa mah?" Tanya Bianca.

"Nih anterin kerumah Rey!" Kata Mirna sambil menyerahkan rantang susun yang berisi makanan kepada Bianca. "Kasian Rey pasti belum makan, soalnya tante Rena sama om David lagi keluar kota."

Bianca menggigit bibirnya merasa gelisah.

"Knapa kamu?" Tanya Mirna saat Bianca terlihat gelisah.

"Rey lagi marah sama Bian mah, Bian takut ketemu Rey. Kirim pake ojol aja ya mah!" Pinta Bianca.

"Kamu pasti keterlaluan ya sampe Rey bisa marah sama kamu? Emang kamu ngapain ha?" Omel Mirna pada Bianca.

"Udah kamu aja yang anter, skalian kamu minta maaf sama Rey." Suruh mamahnya.

"Ga mau mah, Bian takut sama Rey, pake ojol aja yah!" Kata Bianca memohon.

"Buruan sana berangkat keburu malem!" Kata Rena mengabaikan permintaan Bianca.

Bianca terpaksa menuruti mamanya karna kalo enggak, mamahnya bisa ngomel seharian.

"Iya deh ma, Bian berangkat ya." Pamit Bianca sambil mencium tangan mamahnya.

*****

Bianca memutuskan naik taxi kerumah Rey. Di sepanjang jalan menuju rumah Rey, Bianca menggigit bibirnya sambil memikirkan bagaimana caranya dia meminta maaf pada Rey tetapi tidak menambah kemarahan Rey.

Best Friend In Love (TAMAT COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang