"Rasa sakit itu semakin terasa disaat kau benar sadar akan situasinya. Berlalunya waktu tidak menjadi mudah untuk melupakan apa yang pernah terjadi."
-
Jalanan sepi, seperti perasaan yang lelah dan kosong. Kendaraan hitam itu melaju memecah sunyinya kota di tengah malam. Lelahnya tak terobati dengan pemandangan lampu jalan yang monoton dan gedung yang berlomba mencabik langit.
Sampai ditempat tinggalnya, ia berjalan lunglai ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka di washtafel dan melihat pantulan dirinya di cermin. Hari yang sangat melelahkan. Ia perlu tidur. Mengistirahatkan badan dan juga pikirannya.
Prang~
Baru rasanya Namjoon memejamkan matanya. Ia sudah terbangun karena piring pecah dan gelap semalam tadi berganti terang, barang-barang yang tampak samar semalam jelas terlihat dengan refleksi dari cahaya matahari.
"Hahaha... maaf. Berjalan hati-hati. Aku tidak sengaja menjatuhkan piring. Oppa duduklah di kursi, aku akan mebereskan ini."
Jennie menyapu dan memunguti pecahan kaca yang besar lalu memasukannya pada plastik dan membuangnya terpisah dengan tempat sampah limbah dapur. Apa yang dilakukannya menjadi perhatian Namjoon yang duduk di kursi pantri.
"Selamat pagi!" Jennie menyapa Namjoon dengan kedua tangannya membawa masing-masing satu piring french toast dengan toping buah. Ia meletakan satu di depan Namjoon dan meletkan satu lagi di dekatnya.
"Selamat makan," senyumnya secerah pagi menyambut Namjoon. Ia makan sarapannya, dan sesekali melirik Namjoon yang diam memperhatikannya. "Wae? Kenapa melihatku seperti itu? Kau tidak suka makanan manis? Mau kubuatkan yang lain?""Tidak. Aku makan."
"Makanlah dengan baik." Jennie tetap tersenyum dan menghabiskan sarapannya. Ia juga menyajikan dua cangkir kopi hangat yang masih mengeluarkan asap. Wanginya harum memenuhi ruangan.
"Hari ini kau libur. Bagaimana kita pergi nonton. Ada film baru Seojun Oppa. Kita nonton itu hmm?" Ia memulai percakapan manis. Namjoon mengangguk sambil minum kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fun with NamJen
Fanfiction[ONESHOOT] Namjen adalah orang tua kedua saya... Ini bentuk kecintaanku padanya. Sepenggal kisah-kasih tentang mereka yang di rangkum dalam satu cerita setiap bagiannya.