1

4 5 0
                                    

Ponsel Cassie berdering untuk ketiga kalinya membuat sang pemilik berdecak kesal. Ini jam 11 malam, bukan jam 11 siang. Tentu semua orang tahu, bahkan anak kecil sekali pun tahu bahwa sekarang adalah waktu untuk beristirahat. Sekali lagi Cassie mengacuhkan panggilan itu tanpa ingin mengetahui siapa yang menelponnya.

Berselang beberapa menit setelah panggilan ketiga, panggilan keempat pun terdengar. Cassie berdiri di atas kasur empuknya dan berteriak kesal. Dia menatap tajam tempat dimana ponselnya berada dan langsung menyambar benda itu untuk mengetahui siapa penganggu tidurnya.

"Empat panggilan tidak terjawab dari mom.." gumamnya heran sambil membaca notifikasi yang tertera di layar ponselnya. Ini benar-benar adalah suatu hal yang sangat langka, karena ibu wanita cantik itu tidak pernah menelponnya larut malam seperti ini dan seingatnya, waktu terakhir kali ia dan ibunya berhubungan sekitar 4 bulan yang lalu. Cassie yang sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan besar di Kota New York dan ibunya yang mungkin mencoba untuk mengerti anak gadisnya yang sangat sibuk dengan tidak mengganggunya.

Cassie berinisiatif untuk menelpon ibunya balik. Mungkin saja ada hal penting yang membuat ibunya menelponnya. Lagipula ia juga sangat merindukan wanita hebat itu.

"Hello, Mom! What's up?" Sapa Cassie saat panggilannya terhubung.

"Hello, Honey! Mom perlu bicara penting denganmu. Sebelumnya, maafkan Mom karena menelponmu selarut ini. Maaf karena mengganggu istirahatmu, Sayang. Tapi ini benar-benar penting" kata ibunya di seberang sana.

"Tidak apa-apa, Mom. By the way, hal penting apa yang ingin Mom bicarakan denganku selarut ini?"

"Mom dan Dad sedang berada di Kota New York. Besok kami akan mengunjungimu, apakah kau punya waktu?"

"Apa? Kalian disini? Dimana? Kenapa?" Cassie bertanya balik karena tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Sepenting apa hal yang ingin mom bicarakan dengannya?

Cassie mendengar ibunya terkekeh di seberang sana. "Kami sedang berada di hotel, penerbangan dari Dublin ke Kota New York memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Berbicara melalui telepon hanya akan semakin membuatmu bingung. Lebih baik kau segera tidur dan besok kita akan bertemu, ok? Kau tahu aku sangat lelah, aku butuh istirahat yang cukup untuk besok hari" tutur Angel, ibu kesayangannya Cassie.

"Siap, Kapten!" Sahut Cassie sambil terkekeh.

***

"Jadi apa yang ingin Mom dan Dad bicarakan denganku? Hal sepenting apa yang bisa membuat kalian berdua bisa sampai kesini? Percayalah, aku masih terkejut dengan kehadiran kalian" kata Cassie memulai pembicaraan setelah selesai menyantap sarapan di apartemen miliknya dengan kedua orang tuanya.

"Honey, kau cukup sadar kan kalau kita sekarang sudah sangat jarang berkomunikasi karena apa?"

Cassie mengernyitkan dahinya mendengar kata-kata ibunya. "Iya, Mom. Karena aku sangat sibuk, kan?" Tetapi ia tetap menjawabnya.

"Tepat sekali! Jadi, kau tahu kan sesayang apa mom dan dad denganmu?" Tanya Angel sekali lagi.

"Iya, Mom. Aku tahu, aku sangat bersyukur memiliki orang tua seperti kalian. Mom, langsung ke intinya saja, sungguh aku tidak mengerti apa yang mom sedang coba katakan padaku" keluh Cassie yang mulai gusar.

"Kami ingin kau pindah jabatan" Gavio, ayah dari Cassie bersuara.

"Aku tidak yakin aku bisa berpindah jabatan. Walaupun bisa, itu akan membutuhkan proses yang kuyakin tidak sebentar" sahut Cassie dilanjutkan dengan helaan nafas.

"Kau sudah pindah jabatan. Mulai besok, kau akan menjadi pelayan dari CEO di perusahaanmu"

Perkataan ayahnya kali ini sukses membuat bola mata Cassie seakan ingin keluar dari tempatnya. "Dad! Pelayan?!" Kosakata seakan lenyap dari otak wanita itu.

Gavio menganggukan kepalanya tenang. "Kau akan menjadi pelayan, itu jauh lebih baik daripada menjadi karyawan yang harus lembur 5 hari dalam seminggu"

"Tapi Dad, kau tahu aku bukan wanita seperti itu dan pelayan dari CEO? Jabatan aneh macam apa itu? Oh My God!" Cassie berkata frustasi.

Gavio tersenyum misterius membuat Cassie semakin dilanda keheranan. "Percayalah, kau akan menyukainya"

NeedsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang