🌸 Part 1 🌸

5.7K 458 6
                                    

Seoul. Harapan terakhir seorang Park Jimin. Semenjak 4 bulan lalu pindah kesini, kesehariannya dipenuhi dengan kesibukan, terutama pekerjaan serabutannya, entah itu mengantarkan barang, menjadi maskot, atau pekerjaan kecil lainnya.

Tujuannya sama, untuk mengumpulkan pundi pundi uang yang sangat dibutuhkannya saat ini, untuk bertahan hidup di Seoul dan untuk dikirimkan ke Ibu dan Ayahnya dirumah.

Iya, ia datang ke kota ini untuk mencari uang, dikota asalnya, Busan, perekonomian keluarganya sedang tidak bagus, semuanya dimulai saat toko keluarganya tiba tiba dipindah tangankan karna sengketa, yang berakhir dengan keputusan Jimin untuk mengadu nasib di Seoul.


Ibu dan ayahnya sangat cemas, mengingat Jimin yang selama ini selalu tinggal di Busan tanpa pernah menginjakkan kakinya dimana mana, dan setelah perdebatan panjang, akhirnya Ibu dan Ayahnya mengizinkan Jimin untuk pergi.

Saat pertama datang kesini ia telah memiliki rencana untuk melamar pekerjaan dibeberapa perusahaan, menyewa apartemen kecil, lalu menabung hasil gajinya dan mengirimkannya sebulan sekali untuk Ibu dan Ayahnya.

Tapi kenyataan berkata lain, ia tidak mendapatkan pekerjaan tetap, persaingan disini sangatlah ketat, terutama bagi Jimin yang hanya lulusan universitas kecil di Busan.

Sampai sekarang Jimin belum menemukan pekerjaan tetap, hidupnya bergantung pada kerjaan kecil yang ia lakukan setiap hari.

Pagi hari ini pun sama, dengan udara yang sangat cerah dan langit yang tidak menunjukan awan sama sekali, Jimin sedang menjadi delivery boy sekarang. Ia diminta oleh Hoseok, pemilik Smeraldo Flower Shop sekaligus teman Jimin untuk mengantarkan paket bunga ke salah satu perusahaan.

"Inget gedung yang serba hitam di perempatan jalan deket café Yoongi gak?" tanya Hoseok sambil memberikan paket bunga berisi ucapan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Inget gedung yang serba hitam di perempatan jalan deket café Yoongi gak?" tanya Hoseok sambil memberikan paket bunga berisi ucapan selamat.  Jimin mengambil paket bunga tersebut sambil terus memandangi secarik kertas berisi alamat yang dituju, otaknya berusaha menggali memori beberapa hari lalu saat mereka pergi ke café salah satu teman Hoseok tersebut.

"OHH!! Yang desainnya norak itu?" Jimin akhirnya mengingat gedung mewah yang sayang sekali desainnya terlalu kolot untuk Jimin. Hoseok pun memukul pundak Jimin perlahan, "Hush itu sekarang pelanggan kita tau." Mereka pun tertawa bersama.


Setelah bunganya diikatkan ke motornya, Jimin kemudian berangkat mengantarkan bunga tersebut. Jimin mengendarai motornya dengan perlahan, dengan paket bunga dibelakangnya, ia mencoba mencari kekanan dan kekiri, dimana persisnya gedung tersebut berada, hingga akhirnya ia bisa menemukannya.

Motornya diparkirkan tepat didepan gedung tersebut, dengan hati hati ia buka tali yang mengikat paket bunganya.


Dengan paket bunga yang ia gendong, Jimin melangkahkan kakinya kedalam gedung tersebut, di paketnya tertulis untuk Jeon corp, yap nama perusahaannya Jeon corp. "Permisi, saya ingin mengantarkan bunga untuk Jeon corp, pengirimnya bernama Kim Namjoon." ucap Jimin kepada resepsionis yang berada dilobby gedung tersebut sambil menyerahkan bunga sekaligus kartu nama Smeraldo Flower Shop.

Perempuan didepannya tersebut tersenyum lalu menerima paketnya. Jimin pun diminta untuk menunggu disofa yang telah disediakan.


Lobby tersebut lumayan ramai, mungkin karna hari senin dan ini jam jam masuk kerja? Banyak orang belalu lalang dan fokus pada diri mereka masing masing. Setelah melihat lihat sekeliling, perhatiannya tertuju pada satu anak kecil yang sedang berdiri didekat pintu masuk, dengan tubuh kecil dan rambut blonde nya ia berdiri mencoba meminta tolong pada orang disekitarnya, matanya pun berair dan ekspresinya panik.

Dengan cepat Jimin menghampiri anak tersebut.
"Hei.. Kamu gapapa?" tanya Jimin sambil berjongkok didepan anak tersebut. Anak didepannya langsung menatap Jimin, muka paniknya berubah menjadi kaget, matanya membesar. "c..cantik.." ucap anak tersebut dengan lirih.

Sekarang giliran Jimin yang kaget, wajahnya memerah dan senyumannya pun pecah, ia memegang tangan anak tersebut sambil melanjutkan, "Aku ini laki laki tau.. Oiya, kamu kenapa sendirian disini? Nama kamu siapa?".

Dengan cepat anak tersebut menghapus air matanya lalu menjawab Jimin, "Aku Jeonghan.. Tadi kesini sama papa.. t-tapi papa masuk duluan ke lift, aku ditinggal."

Anak bernama Jeonghan tersebut mengerucutkan bibirnya saat ia bilang kalau ia ditinggal oleh papanya, Jimin berusaha sekuat tenaga untuk tidak mencubit pipinya dan membawanya pulang. 'Anak ini lucu banget sial!!!' .

Jimin pun langsung berdiri dan menuntun tangan Jeonghan. "Siapa nama papa kamu? Biar kita cari..".

Jeonghan menuruti Jimin dan mereka berjalan ke arah resepsionis, "Papa Jungkook namanya." lanjut Jeonghan. Jimin pun mengangguk lalu mencoba menanyakannya kepada perempuan di meja resepsionis tadi.  

Saat mencoba menanyakannya, resepsionis tersebut menanyakan balik apakah Jimin sudah membuat janji dengan orang bernama Jungkook tersebut atau belum. Dari sini ia bisa menyimpulkan bahwa ayahnya Jeonghan adalah orang yang lumayan penting, dan ceroboh juga sampai sampai bisa meninggalkan anaknya sendiri.

Setelah mengatakan kalau Jimin mau mengantar anaknya Jungkook, resepsionis tersebut buru buru mengatakan Jimin untuk naik ke lantai 8.

Setelah mengatakan kalau Jimin mau mengantar anaknya Jungkook, resepsionis tersebut buru buru mengatakan Jimin untuk naik ke lantai 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ℝ𝕖𝕕 𝕊𝕥𝕣𝕚𝕟𝕘 𝕠𝕗 𝔽𝕒𝕥𝕖 [Jikook - Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang