Part: 02.
Aku mati, Aku mati, Aku mati.
Aku mati, Aku mati, Aku mati.
Aku mati, Aku mati, Aku mati!
Tanpa sadar secara terus menerus, Aku meneriakan hal itu tanpa henti di dalam kepalaku.
Gleipnir yang menyadari situasi gawat ini, secara reflek mencoba menyerang kepala Garan.
Namun, serangannya berhasil ditepis dengan mudah oleh ayunan gada besar yang di genggam kuat oleh tangan kiri monster itu.
Tapi itu tidak sia-sia.
Mendapat sedikit waktu dari itu, aku yang panik langsung mengarahkan tangan kiriku sesegera mungkin membentuk pistol tepat ke arah kepala besarnya.
"Firebullet, firebullet, firebullet, firebullet, firebullet, firebullet!" Aku terus-terusan menyerukan satu-satunya mantra sihir yang bisa kugunakan ini.
Beberapa bola api merah muda seukuran bola ping pong terus keluar tanpa henti dari ujung jari telunjuk kiriku meluncur menghantam wajah besar Garan sampai menimbulkan beberapa ledakan keras beruntun.
Serangan detik-detik terakhirku itu sukses membuat tangan kanan troll besar itu melenceng dari jalurnya melewati tubuhku tanpa mengenaiku sama sekali.
"Guahh..."
Menggeram kesakitan karena serangan bertubi-tubi (panik) yang kulancarkan. Tubuh besarnya di paksa terhuyung mundur oleh ledakan beruntun yang di hasilkan api berwarna merah muda.
Dia berusaha keras mencoba melindungi kepalanya dengan kedua tangannya sampai rela melemparkan senjata besarnya entah kemana.
Dari kejauhan aku bisa melihat mata Troll penyihir yang ada di belakangnya bergetar cemas melihat pemandangan di mana tuannya terdesak. Dia seperti berusaha keras untuk menyelesaikan rapalan mantra sihir besarnya jauh lebih cepat.
Sementara itu yang perisai terlihat kebingungan dan terus menggerakan matanya bolak-balik melihat antara troll penyihir dan Demon Lord Garan seperti bingung siapa yang harus dia lindungi.
Walaupun penampilannya berbeda. Kebodohan sejak lahir mereka sepertinya masih tetap sama.
Melihat adanya peluang yang mungkin tidak akan datang dua kali. Aku berlari dengan seluruh kekuatanku yang tersisa mendekat mengambil posisi untuk menyerang balik.
"Gleipnir!"
[Aye, serahkan padaku.]
Sinkron dengan pikiranku. Gleipnir tanpa banyak bicara langsung melesat ke arah kepala Garan yang menurunkan kewasapadaanya untuk melilit lehernya dengan sangat kencang.
[Mode fire chain, aktif.]
Rantai hitam itu berubah warna menjadi merah membara yang langsung membakar seluruh tubuh besar Demon Lord itu layaknya sebuah obor.
Seketika itu ruangan luas yang sebelumnya redup menjadi sangat terang seperti siang hari berkat matahari kecil setinggi tujuh meter itu
"Guaoooohhhhhg..."
Garan yang memekik panik berguling-guling layaknya seorang anak kecil di atas tumpukan salju sambil terus meronta-ronta berusaha keras menarik dan menghancurkan rantai api yang mencekik kencang bagian lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Fenrir Just Want A Normal Daily Life In Another World.
FantasyGenre: Action, Fantasy, Magic, Adventure, Slice Of Life, Isekai, Female Protagonist. Bercerita tentang seorang perempuan pekerja kantoran yang harus menerima nasib teragis akibat bertemu dengan seorang pembunuh berantai yang membuatnya harus kehilan...