...
Jungkook terbangun dari tidur lelapnya, mengerjapkan mata berulang karena pantulan sinar matahari menyengat wajahnya.
Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, tunggu-- ia merasa ada yang mengganjal di bagian perut.
"Oh astaga Rosé apa yang kau lakukan?"
Jungkook berteriak nyalang, melepaskan tangan Rosé dari perutnya sixpacknya.
Rosé ikut terbangun, menatap dirinya dan Jungkook bergantian, reflek ia melihat ke bawah selimut.
Lengkap✔
Ookay sebenarnya ada apa ini?
"Jungkook bisa kau jelaskan, kenapa aku bisa ada di apartemenmu!?"
Rosé tak kalah nyalang, ia mengintimidasi Jungkook dengan kontak mata, menatap tajam hingga atensinya teralihkan pada suara
benda pipih berwarna grey diatas nakas milik Jungkook.Ting! Ting! (Anggap aja alarm)
"Astaga aku harus kuliah!" Jungkook menepuk pelan dahinya.
"Demi apapun yang ada di dunia ini, kau membuang waktuku Rosé."
Jungkook bergegas masuk ke dalam tempat guyuran shower, Tak menggunakan sabun, tak membasuh rambut dengan shampoo, pasta gigi tak ia gubris. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana ia sampai tepat waktu sebelum dosen Yoon datang.
"Jungkook keparat tutup pintunya sialan!"
...
Dosen Yoon berhalangan hadir, Mahasiswa di kelasnya diajar oleh asisten dosen dan beliau sudah pergi 15 menit yang lalu, sekarang Jungkook termangu di mejanya. Sungguh bisakah tuhan tak mempermainkannya, ia sangat lelah setelah memulangkan Rosé ditambah terbangun di waktu yang salah. Tubuhnya mulai bau keringat sekarang.
"Jungkook, Tzuyu mencarimu di luar."
Bambam menyadarkan Jungkook dari lamunannya, bisakah semua tak mengganggunya? Ia sedang ingin sendiri saat ini, tidur adalah pilihan terbaik.
"Bilang temui aku saat pulang saja, aku lelah." keluhnya.
"Hhh baiklah baiklah."
Jungkook berjalan mengiringi koridor bersama Mingyu, ia akan menuju kantin sekarang setelah sangat bosan tentu saja di kelas, perutnya sedari tadi tak tahan meminta untuk diisi sebanyak mungkin.
"Ponselmu bergetar terus!"
Sungut Mingyu saat menyadari Jungkook tak terbebani dengan dering nyaring getaran dari ponselnya. Apakah ia tuli?
"Abaikan saja pasti tak penting."
"Ayolah setidaknya matikan dulu, aku terganggu tahu." ujarnya mengambil alih ponsel Jungkook lalu dengan cepat mematikannya.
...
Kantuk melanda Rosé, ia tak bisa fokus pada penjelasan dosen Jung sedari tadi, fokusnya hanyalah tidur tidur dan makan. Buku tebalnya itu ia jadikan penopang agar tak ketahuan tertidur.
Lisa sudah mendecih sebal, Rosé pasti pergi ke club lagi sampai larut.
"Rosé dosen Jung memanggilmu."
Rose reflek mengangkat salah satu tangannya, "Iya saya Roséanne Park." dengan setengah sadar ia berucap seperti itu.
Kelas bertambah hening ketika Rosé berbicara, dosen Jung memusatkan matanya pada diri Rosé.
Heol, ada apa ini anak muda.
"??? Yang mengganggu pelajaran, silahkan keluar."
Rosé menatap sengit Lisa, sungguh dia lapar dan ingin mengunyah daging manusia sekarang. Mencabik cabik, menguliti Lalisa Manoban yang telah membuat aktivitas tidurnya berantakan.
"Peace"
.
.
.
to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
•cousin [rosekook] r.k
Fanfictiontak bisakah kelinci pendosa itu berhenti menceramahiku? aku dan dia sama sama kotor. bagaimana bisa ia seolah sangat suci sehingga berani untuk melarangku melakukan kemauanku. "Dasar sepupu keparat!" ©taendless