...
Jungkook menatap Rosé tajam, setelah insiden kemarin pagi tentu saja. Rosé seakan menuntut penjelasan, menggoyangkan tubuh Jungkook berharap mendapat jawaban.
"Kau mengambil kesempatan?"
"Ingat kita sepupu Jungkook, apa kau sudah gila!? Bagaimana jika keluarga besar tahu?" lanjutnya lagi.
Jungkook tak habis fikir, bagaimana mungkin ia mengambil kesempatan pada Rosé, sungguh siapa yang ingin wanita tak berisi?
"Kau fikir kau menarik? Kau bukan tipeku sama sekali Rosé berfikirlah dengan logika bagaimana mungkin aku berhubungan badan dengan wanita kurus tak ada isinya."
Jungkook menahan dirinya, jika ini bukan di kantin ia tak akan mau berbicara halus pada Rosé, ia sudah gatal ingin berteriak sekarang.
"Jungkook keparat kau!"
Rosé tiba tiba menangis sesenggukan, kini berkatnya seluruh atensi mahasiswa mengarah pada Jungkook, menatap dirinya. Rosé kau sungguh manusia tak tahu diuntung.
...
Mahasiswa Giwon University tahu bahwa Jeon Jungkook adalah sepupu Roseanne Park, mereka berdua merupakan mahasiswa terkenal dikalangannya karena kesamaan sifat, kesukaan dan kebiasaan. Pemarah, tak bergairah kuliah, sering pergi ke club sampai larut malam.
Sampai sampai semua mahasiswa menjuluki mereka Ducos, Duta Cousin Goals.
Sungguh julukan yang aneh.
"Mingyu tolong pinjamkan, aku belum menerima transfer bulan ini."
Jungkook terlihat memohon, seumur hidupnya baru kali ini ia memohon pada sahabatnya.
"Berapa?"
"50 juta aku kalah taruhan"
"Mwo?!"
Mingyu mengejutkan penghuni kelas karna suaranya yang nyaring bukan main, tak terlepas manik Jungkook berkaca kaca.
Ayolah bad boy kampus kemana jati diri kau yang sebenarnya.
"Minta saja pada Dong Sicheng!!"
"Yakk! Kim Mingyu tunggu."
...
Rosé menghela nafas gusar, Jungkook benar benar keterlaluan dengan seenak dahinya membawa bawa fisik dalam argumennya. Sudah salah tak mengakui pula. Dimana sisi kegentleanmu Jeon Keparat Jungkook.
Rosé mempoutkan bibir, membentuk kerucut lucu jika dilihat dari dekat.
"Jiminnie Oppa." panggilnya tersenyum kecil seraya melambaikan tangannya.
"Ooh hey Rosé sedang apa disini?"
Jimin membalas sapaan Rosé, lalu duduk di sebelah Rosé.
"Menunggu makanan datang apalagi?" Rosé tertawa kecil melihat keluguan Jimin, apakah tujuan ke kantin sudah berganti menjadi tempat bermain basket?
Jimin tertawa mengikuti, "Aah kukira kau menunggu seseorang."
Rosé menatap intens manik coklat Jimin, "Aku memang menunggu Lisa."
"Oppa kau lucu sekali, pipimu memerah seperti memakai blush on" Rosé menertawakan Jimin, pria ini mudah sekali digoda, pikirnya.
Setelah itu datang Lisa dengan dua mangkuk bakso diatas nampan.
"Makanan datang.."
"Eo?" Lisa kaget.
"Anyeong Jimin Oppa, ada perlu apa kemari?" ujar Lisa kemudian duduk di seberang Jimin Rosé.
"Rosé menyapaku dan yah aku melihat tak ada meja kosong lagi, tak apa bukan jika aku bergabung?"
Lisa tersenyum lebar, "Tentu saja!"
...
Jungkook menelepon Rosé memastikan ia sudah selesai kelas atau belum, Chanyeol lagi lagi menugaskannya untuk membawa pulang Rosé dengan selamat tanpa cacat apapun.
"Setengah jam lagi, tunggu saja di parkiran."
"Cepatlah aku paling tidak suka menunggu"
"Iya iya sabar!"
Tut tut.
Rosé menaiki motor Jungkook, menaruh tangan kanannya di pundak sepupunya.
"Cepat jalan, aku ingin segera pulang."
"Sudah menumpang tak tahu diri."
Hey, apa yang kau katakan Jeon Jungkook. Kau menantangku?
"Cepat jalankan atau emosiku akan meledak di tempat ini!"
Jungkook memacu motornya cepat, Rosé tak habis fikir, Jungkook sengaja ingin membuat mereka berdua mati menggenaskan di jalan raya? Dengan cara mengebut, sungguh tak ada lagi cara mati yang lebih keren?
"Jungkook pelankan, kau hampir membunuhku." teriak Rosé nyaring di telinga Jungkook yang tertutup helm.
"Kau bilang ingin cepat pulang, ini sudah kukabulkan."
Jungkook tak mengidahkan teriakan Rosé yang bukan main sangat nyaring, dengan reflek tangan Rosé memeluk pinggang Jungkook menyembunyikan wajahnya di punggung sang sepupu.
Pengemudi motor cepat kendali itu tersenyum simpul, inilah yang ia tunggu tunggu.
"ERATKAN PEGANGANMU, BERSIAPLAH KITA AKAN MEMBALAP MOBIL DIDEPAN"
"JEON BERHENTI SIALAN, AKU AKAN MATI JIKA BEGINI!!"
Jungkook tak henti hentinya berdecak gembira, membuat takut Rosé adalah hal yang paling menyenangkan di hidupnya.
Ia mulai berkelok ke kanan ke kiri, Rosé yang menahan tangis memukul bahu lebar Jungkook kesal.
"HAHAHAHA SUDAH HENTIKAN INI SAKIT ROSÉ"
.
.
.
to be continue..
ETT ETTTTT
KAMU SEDANG MEMBACA
•cousin [rosekook] r.k
Fanfictiontak bisakah kelinci pendosa itu berhenti menceramahiku? aku dan dia sama sama kotor. bagaimana bisa ia seolah sangat suci sehingga berani untuk melarangku melakukan kemauanku. "Dasar sepupu keparat!" ©taendless